Alasan Menulis Blog Versi Cerita Shanty

alasan menulis blog


Menurut teman-teman, apa yang membuat kita perlu memiliki alasan menulis blog yang kuat?

Hari gene masih ngeblog? Orang laen mah udah pada hijrah ke video youtube, lah ini kok ya masih setia dengan menulis di blog. Emangnya masih ada yang baca blog penuh pesan sponsor dengan tulisan-tulisan yang panjang-panjang gitu?

Eits jangan salah. 

Walau saya hingga sekarang masih berjuang untuk bisa menulis rutin di blog, tetap saja buat saya blog adalah platform terbaik untuk berbagi. Dibandingkan dengan sosial media yang lain, blog tetap dipilih banyak orang untuk menyimpan karya sekaligus menjadi wadah untuk berproses menemukan branding diri. 

Baca juga: Kelebihan Menulis di Blog yang Saya Rasakan

Penulis Buku Bestseller yang Memulai Karir Sebagai Blogger

Saya belajar ini dari sejumlah penulis buku bestseller yang memulai karir mereka dari menulis di blog selama bertahun-tahun sebelum buku mereka terbit. Bukan sekedar 1-2 tahun, tapi bahkan mereka sudah ngeblog sampai di atas 5 tahun sebelumnya loh. Asli niat ya.

Sebut saja Mark Manson si penulis buku slengean The Subtle Art of Not Giving a F*uck (2016) yang diterjemahkan menjadi  Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (Gramedia, 2018). Buku ini terbit setelah 7 tahun Mark rutin ngeblog. 

Ada juga Gretchen Rubin yang terkenal menulis blog secara rutin setiap hari sejak 2007. Ia mengeluarkan sejumlah buku-buku laris seperti Better than Before (2015), The Happiness Project, dan The Four Tendencies. terbit. Nggak hanya ngeblog, Gretchen juga rutin ngasih podcast. 

Atau Austin Kleon yang ngajarin kita cara ‘mencuri’ yang baik dalam buku Steal Like an Artist (2014). Dalam bukunya, dia banyak cerita bagaimana pengalaman ngeblognya sehingga bisa membuat sejumlah buku yang laris di pasaran dunia. 

Dan favorit saya yang lain adalah James Clear dengan bukunya Atomic Habits (2018). Selama beberapa tahun sebelum bukunya terbit, James rutin berbagi kumpulan tulisan yang telah dia kumpulkan selama bertahun-tahun. Tidak tiap hari memang, tapi seminggu 2 post saja secara teratur. 

Rutinitas ngeblog yang mereka jalani ini, berbuah manis beberapa tahun kemudian. Tulisan-tulisan mereka berbuah jadi buku dan diminati banyak orang. 

Nah kalau sudah ngomongin buah yang manis, siapapun pasti ngeces pengen nyicipin juga. Termasuk saya. Ngeblog itu kayanya enak ya. Sayang, kenyataannya nggak semudah itu juga. Menulis di blog bukan seperti membalikkan telapak tangan. 

Kalau sekedar menulis curhatan penuh kemarahan dan air mata dalam kertas yang tidak perlu dibaca orang lain, mungkin bisa jadi mudah. Ambil kertas, corat-coret, mengeluarkan sumpah serapah, dan hati pun terasa plong. 

Kamu tahu kan, bahwa memang ada penelitiannya mengenai hal ini? Kalau menulis mengeluarkan perasaan adalah bentuk terapi yang baik untuk kesehatan manusia. Saya bahas soal ini dalam blog post yang lain ya. Karena ini bisa butuh 1000 kata sendiri sepertinya. 

Baca juga: 5 Manfaat Menulis Diary yang Saya Rasakan

Ketika kita menulis untuk dibaca orang lain seperti menulis di sosial media, ceritanya bisa lain lagi. Ada beberapa hal yang perlu jadi bahan pertimbangan sebelum nyablak cerita segala hal. 

Seperti apakah cerita ini memang perlu diketahui orang lain? Apa sih sebenarnya tujuan kita berbagi hal tersebut? Kira-kira bakal ada yang ngamuk-ngamuk nggak kalau saya berbagi. Dan masih ada sederet pertimbangan lain.

Apalagi kalau urusannya dengan blog. Wah itu pernak-perniknya bisa banyak banget. Nggak nyangka juga saya menulis di blog itu bisa begitu ribetnya.


Kendala-kendala Dalam Ngeblog

Berdasarkan pengalaman punya blog sejak tahun 2016, saya menemukan kendala-kendala yang bikin kenapa nggak semua orang bisa sukses menulis di blog.

#1 Takut tulisan dianggap jelek

Selalu ingin hasil sempurna, akhirnya malah menunda-nunda dan tidak jadi-jadi nulisnya. Padahal kan seperti kata Panji Pragiwaksono dalam salah satu stand up comedy-nya. 

Kalau lo mau mulai berkarya, jangan takut jelek. Karena sudah pasti jelek.

#2 Kurang bisa atur waktu

Bagaimana pun menulis itu ya perlu waktu. Bukan kegiatan yang bisa dilakukan dengan simsalabim. 

Buat yang mahir, 30 menitan mungkin bisa jadi 1 postingan blog kece. Sementara buat pemula kaya saya yang otot menulisnya masih kaku, buat post 1000 kata itu bisa habis waktu 4-5 jam. 

Masalah nggak setiap hari kita punya waktu berjam-jam untuk meluangkan waktu menulis. Repot memang kalau kita tidak bisa menentukan prioritas mana yang lebih bermanfaat untuk dikerjakan. Pesona drakor atau menanggapi gosip terbaru di sosial media terasa lebih menggoda.

#3 Kurang baca

Menulis itu terasa banget kalau wawasan kita kurang. Rasanya tulisan kopong dan nggak ada apa-apanya. Sulit sekali untuk bisa ngasih pesan tertentu dalam tulisan. Karena itu menyediakan waktu untuk membaca memang mutlak diperlukan bagi seorang blogger. 

Punya hobi membaca itu perlu. Bukan sekedar membaca wajib dalam rangka saling blogwalking postingan-postingan penuh sponsor ya. Tapi membaca bahan-bahan yang memang akan mendukung tulisan kita di blog. Bisa dari buku, artikel di media, atau postingan blog lain yang berkualitas.

#4 Kurang ilmu

Menulis blog itu ada rahasianya. Itu sebabnya kenapa ada orang yang bisa menulis blog cukup 30 menitan, ada yang butuh waktu berjam-jam. Mending habis waktu berjam-jam, tapi dampak tulisannya luar biasa. Lah ini sudah nulis berjam-jam, tulisannya kentang, dan nggak kebaca sama orang lain juga. Sayang sekali.

Ada banyak sekali ilmu blogging yang bertebaran di luar sana. Ini yang perlu rutin dipelajari dan dipratekkan. Karena ilmu blogging seperti juga ilmu-ilmu lainnya berkembang dengan pesat. Teori hari ini, belum tentu masih efektif 6 bulan lagi.


#5 Kurang niat

Ujung-ujungnya kendala paling berat ya emang kurang niat aja. Lah kalau memang nggak bisa memprioritaskan untuk menulis di blog, ya tidak perlu memaksakan diri juga. Perlu komitmen yang tulus, tahu alasan kuat kenapa memang perlu menulis di blog alih-alih cukup berbagi di sosial media yang lebih mudah saja. 

Kendala menulis blog


Berburu ilmu blogging di Kelas Growth Blogger

Dalam rangka sadar diri kurang ilmu, saya coba untuk mengikuti Kelas Growth Blogger-nya Mas Irwin. Materi pertamanya diberikan oleh penulis idolaku Monica Anggen. Kurang idola gimana coba, saya punya hampir setengah lusin buku-buku karya beliau ini. 

Buku Monica Anggen
Dapat kesempatan minta tandatangan Monica Anggen di acara Bloggercrony 2019


Dalam materi pertama mengenai Mahir Menulis dan Editing Blogpost yang diberikan pada 1 September 2020 lalu, saya jadi belajar banyak dari pengalaman Monica yang sukses menulis selama ini.

Dari materi yang diberikan, saya jadi belajar pentingnya motivasi ngeblog, jadi blogger itu mesti rajin dan jangan terlalu pemalas, tips menulis buku dari ngeblog dan banyak lagi. Sepertinya saya bisa buat blogpost sendiri nih untuk berbagi ilmu itu.  Atau teman-teman bisa langsung join kelasnya saja.

Niat banget ia menjawab sekitar 30-an pertanyaan dari total 40-an peserta KGB batch 1 yang antusias. Materi disampaikan pukul 8 malam, baru beres pukul 11 malam dong! Weits itu pasti dibayarnya mahal banget. 

Dari saya mah, saya bayar pakai doa aja ya Mon. Semoga ilmunya terus bertambah-tambah dan jadi rezeki yang halal buat dinikmati banyak orang. 

Setelah dapat pencerahan dari Monica, saya mulai bisa lebih jelas menemukan alasan untuk menulis blog. Alasan untuk menulis ya, bukan alasan untuk menunda-nunda!


Alasan Menulis Blog versi Cerita Shanty

#1 Latihan Menulis

Kemampuan berkomunikasi dan menyampaikan isi pikiran itu sebenarnya ilmu yang sangat penting. Biasanya ada orang yang jago ngomong tapi nggak jago nulis. Atau ada yang jago nulis tapi belibet kalau disuruh bicara langsung. 

Lah saya ini disuruh ngomong belibet, nulis juga suka berantakan. Tapi pada dasarnya saya merasa menulis lebih cocok buat orang-orang yang mikirnya rada selow kaya saya. Karena ada sedikit jeda untuk menyampaikan sesuatu dalam bentuk tertulis dibandingkan dengan harus bicara langsung. 

Walau begitu, menyampaikan sesuatu secara tertulis tetap perlu dilatih agar bisa runtut dan dipahami orang lain. Buat saya menulis di blog adalah media yang sangat baik untuk melatih itu. 

Saya jadi bisa melihat perkembangan tulisan dari waktu ke waktu. Apakah cara penyampaian saya lebih baik dari tahun kemarin? Atau malah makin berantakan dan tidak fokus? 


#2 Branding diri

Saya tu kan sebenarnya masih bingung kalau ditanya orang mengenai profesi saya. Saya ingin dikenal sebagai apa? 

Dengan menulis di blog, saya bisa berbagi mengenai hal-hal yang saya minati. Seperti cerita saya mengenai anak-anak, ketertarikan saya mengenai buku atau film tertentu, hingga ke ilmu-ilmu yang menarik minat saya. 

Dari sini secara alami, branding diri saya bisa terbentuk. Dari data di blog, saya bisa mendapatkan umpan balik mengenai apa yang disukai orang lain di blog ini. Kira-kira saya bisa bantu apa buat para pembaca saya. Hal seperti ini akan sulit bisa ditemukan kalau kita menulis acak di platform sosial media yang lain. 


#3 Rak penyimpanan 

Blog dengan label-label yang bisa disusun dalam bentuk menu memang merupakan rak penyimpanan terbaik menurut saya. Saya tidak bisa menemukan fungsi ini jika menulis di facebook atau instagram. 

Dengan menyusun tulisan dalam kategori tertentu, akan sangat mudah menemukan tulisan-tulisan sejenis. Hanya dengan sekali klik, saya bisa menemukan semua tulisan mengenai buku yang saya tulis dan film yang saya tonton.


#4 Membantu Orang Lain

Tulisan-tulisan yang saya buat sebenarnya bisa saja saya simpan sendiri secara tertutup di google dokumen. Nggak perlu dilihat orang lain. Nggak perlu dikomentari orang lain. Tapi apa gunanya hal itu saya lakukan?

Saya sendiri jika membutuhkan informasi tertentu, biasanya akan langsung bertanya ke Mbah Google untuk menemukan jawabannya. Saya suka membaca tulisan orang lain yang bentuknya berbagi pengalaman. Sangat membantu sekali.

Ketika saya membagikan pengalaman saya melakukan operasi gigi dengan BPJS atau pengalaman dirawat di Rumah Sakit dan meninggalkan anak-anak di rumah, saya tidak menyangka bisa mendapatkan begitu banyak tanggapan secara japri. Padahal itu tulisan bertahun-tahun yang lalu. Senang sekali rasanya ketika pengalaman kita bisa membantu orang lain.


#5 Bahan bacaan buat anak-anak

Awalnya saya menulis blog itu targetnya adalah untuk para pembaca di luar sana. Bisa untuk teman-teman yang saya kenal maupun yang saya belum kenal. Sampai suatu saat saya lihat anak-anak saya suka membaca tulisan saya di blog. Apalagi kalau tulisan tersebut berhubungan dengan mereka.  

Dari situ saya mulai berpikir untuk menulis blog sebagai bentuk warisan kepada anak-anak. Umur manusia tidak ada yang tahu. Goresan catatan di blog bisa menjadi warisan yang abadi buat anak-anak. Tulisan di blog bisa diakses dengan mudah kapan saja dan dimana saja selama ada kuota internet dan tentu saja jika blognya tidak hangus. Kapan pun anak-anak kangen kita, mereka bisa langsung buka-buka blog dan membaca isi pikiran mamanya di sana.


#6 Cari uang

Ini nggak bisa dipungkiri lah ya. Yang bikin hidup terasa lebih hidup itu jika kita bisa melakukan pekerjaan yang kita sukai, kita mahir dalam melakukannya, pekerjaan itu membantu orang lain, dan kita dibayar dengan layak. Ini yang dikenal dengan Ikigai di Jepang.

Saya tuh suka menulis di blog, lagi belajar untuk mahir melakukannya, berharap agar tulisan-tulisan ini bisa membantu orang lain, dan tentu saja mendapatkan uang dari sini adalah sebuah konsekuensi logisnya. 

Cara dapat uang dari ngeblog bisa dibahas dalam satu postingan sendiri nanti ya. Saya akan berbagi cerita mengenai ini setelah berhasil mengumpulkan segenggam berlian dari ngeblog. Ha...ha...


#7 Belajar Konsistensi dan Kedisiplinan

Konsisten itu asli berat banget. Saya juga pengennya Dilan aja yang melakukannya. Masalahnya saya tahu kalau menjadi konsisten itu manfaatnya banyak jika ingin mahir dalam sesuatu. Jadi saya berniat untuk belajar konsisten dari menulis di blog. 


#8 Cari teman

Sebelum punya blog pertemanan di sosial media saya sangat terbatas. Sejak punya blog di tahun 2016, saya tahu komunitas-komunitas blogger. Dari sini jumlah pertemanan saya meningkat tajam. Saya jadi punya networking baru yang lebih berwarna. 

Apalagi pertemanan di dunia blogging itu tidak hanya sebatas offline, tapi juga ke sejumlah kegiatan online. Banyak acara-acara seru yang memungkinkan kita bertemu banyak orang dan saling berbagi. Seru banget lah.


#9 Terapi Melepas Stress

Ini memang aneh. Menulis blog itu bisa bikin stress. Tapi entah bagaimana ceritanya, setiap kali saya sukses menayangkan sebuah postingan, hati saya rasanya enak sekali. Seperti kaya menyajikan makanan hangat kepada keluarga yang kemudian dimakan dengan lahap oleh keluarga. 

Saya senang sekali membaca tulisan-tulisan saya sendiri. Terlebih kalau mendapatkan tanggapan positif dari orang lain. Bikin hati ringan dan pengen senyum aja.

Alasan menulis blog cerita shanty


Akhir kata, 9 alasan menulis ini bisa menjadi motivasi untuk terus berlatih dan tidak membiarkan blog dipenuhi oleh sarang laba-laba dalam waktu yang lama seperti sebelumnya. 


Bagaimana dengan teman-teman sendiri? Punya alasan unik kenapa masih setia dengan blog? Atau mungkin malah punya kendala dalam menulis blog? Jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar ya. 


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

21 komentar untuk " Alasan Menulis Blog Versi Cerita Shanty"

Comment Author Avatar
Nah itu, saya pengen kayak para penulis senior di atas juga yang awalnya nulis blog lalu dibukukan menjadi buku best seller. Semoga kesampaian. Amin.
Comment Author Avatar
Amin. Kece-kece banget ya mereka.
Comment Author Avatar
Wah kendalanya kok saya banget itu ya. Heheh. Smeua saya rasain itu Mbak Shanty. BTW, keren bacaannya. Duh saya nasih kalah jauh nih soal membaca buku.
Comment Author Avatar
Kadang masih sulit bagi waktunya antara harus nulis atau baca nih. Akhirnya malah main FB.
Comment Author Avatar
Rak penyimpanan! Aku suka banget dengan alasan yang satu ini. Memang blog itu unik, ya, Mbak. Kita bisa menyimpan karya-karya tulis kita dengan rapi, cantik, sekaligus bisa dibaca banyak orang hingga kapanpun (asal blog tetap ada, hehehe..).
Happy blogging, Mbak :)
Comment Author Avatar
Kaya laci-laci gitu di kepalaku Mbak Deka. Jadi enak nyarinya.
Comment Author Avatar
Wah pernah jumpa juga ya sama mbak monica. Asyik banget dapat ttdnya hehe btw menulis di blog memang menyenangkan ya mbak. Seneng aja kalau menghasilkan dan bermanfaat untuk orang lain
Comment Author Avatar
Alasan menulis untuk berbagi,, kalau mau cari tips atau solusi apapun seringnya bakal nyari di google,,, kebantu banget.. :)
Comment Author Avatar
Kalau berbicara saya suka melompat dalam memberikan informasi, berbeda dengan menulis. Bukan berarti saya jago, menulis ada jeda sehingga bisa mikir sejenak mau menyampaikan apa. Namun kedua keterampilan ini harus dikuasi
Comment Author Avatar
Karena sudah pasti jelek jadi jangan takut dianggap jelek ya mba heheee...boleh boleh boleh
Aku catat alasan ini mba :D
Comment Author Avatar
Aku salfok pernah ketemu Mba Mon... hua mau jugaa ^^ semoga setelah pandemi ini kelar bisa dipertemukan yaa.. aminn semangat mbaa
Comment Author Avatar
poin mengenai branding diri itu berkesan sekali mbak :D
kita bisa membagikan tentang hal-hal yang kita sukai, walaupun kadang di anggap orang pamer,,
Comment Author Avatar
Luar biasa Mbak, sudah punya banyak jugaaa bukunya Mbak Monicaaa.. kereennn... Aku saja sedang neg-list mau cari yang mana saja, sama cari versi e-book jugaaa.

Seru-seru ya mbak isi bukunya???
Comment Author Avatar
Wow...ternyata teh shanty punya banyak koleksi buku mbak monica ya...
Keren banget!
Comment Author Avatar
Kalau masalah konsistensi dan kedisiplinan ini yg bener2 memacu diriku karena aku susah utk konsisten..hari ini rajin besok udh males. Kalau ikut komunitas blogger kan ada BW dan biasanya aku ngejar deadline.
Comment Author Avatar
Wah.. ngoleksi bukunya mbak Monic.. keren. Pernah ketemu langsung pula. Bersyukur banget ya.

Semoga setelah ikut Growth jadi tambah semangat ya mbak Ngeblognya..
Comment Author Avatar
Alasan menulis selalu membuat kita menyadari satu hal...bahwa menulis itu indah.
Kita bisa mengenal seseorang tersebut dari tulisannya.

**standing applause untuk teh Shanty yang terus belajar untuk mencapai sebuah kesempurnaan.
Sukses selalu, teh Shan.
Comment Author Avatar
Go go girl.. Salam kenal!
Suka banget tulisan dan bahasanya mbak. Btw menulis juga bisa untuk terapi refleksi diri loh..
Semangat menulis ya!
Comment Author Avatar
Sama teh. Kadang yuni juga merasa kalau tulisan yuni tu jelek. Jadi, suka nggak pede sama tulisan sendiri gitu deh. Hehehe
Comment Author Avatar
Ah, aku kok sama juga nih teh.. antara kurang waktu dan kurang niat ngeblog, jadi senen-kemis deh postingannya. Semangat berbagi aja kita yaaa, bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan, syukur-syukur bermanfaat buat orang lain juga :)

Gambatte, teh Shan!
Comment Author Avatar
Wuih tulisan'y kereen teh shanty. Saya pun menganggap blog itu platform paling asyik buat digunakan menulis. Nggak semua orang juga suka nonton youtube channel atau dengerin podcast. Ttep lebih fleksible membaca sih, bisa kapanpun dimanapun dan nggak takut berisik..