Berapa Biaya SMP Negeri di Bandung?

biaya smp negeri di bandung

Ketika anak-anak masih sekolah di SD swasta, saya sering sekali mendengar berbagai info mengenai sekolah negeri. Banyaknya sih yang jelek-jelek. 

Sekolah negeri itu jam belajarnya sebentar, gurunya sering nggak ngajar, atau harganya yang sebenarnya nggak murah-murah amat karena banyak pungutannya. Mending ke swasta aja. 

Tapi kalau kita melihat ramainya urusan PPDB setiap tahun, ehm… susah dipungkiri kalau sekolah negeri itu tetap menjadi idaman banyak orang. Terutama di jenjang lanjutan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. 

Kenapa? Bukankah banyak yang bilang biayanya bisa sama saja dengan sekolah swasta?

Pengalaman Mengeluarkan Biaya Pendidikan di SMP Negeri

Setelah 3 tahun punya anak di SMP Negeri di kota Bandung pada tahun 2019 - 2022, akhirnya saya paham juga mengenai biaya sekolah negeri itu. Terjawab juga mengapa ada yang bilang sama aja dengan sekolah swasta dan ada yang bilang beneran murah. 

Jadi murah atau mahal?

Ternyata kedua pendapat itu memang bisa benar loh. Sekolah di negeri memang bisa high cost, bisa juga low cost. Sangat bergantung dengan bersekolah di mana dan bagaimana kebijakan pengurus kelas. 

Jadi ya, jangan suka gampang nolak kalau diminta jadi pengurus kelas. Karena kebijakanmu bisa sangat berarti bagi orang tua lain. Saya terus terang agak sedih kalau mendengar orang tua yang mengeluh karena ada kelas yang kebijakan pengurusnya sangat mudah untuk mengeluarkan iuran ini itu, sementara banyak anggota kelas yang sebenarnya tidak sanggup. Tapi mereka sungkan untuk berani menyampaikan pendapat. 

Pada prinsipnya, sekolah negeri itu memang budgetnya tidaklah selonggar sekolah swasta mahal. Saya sih tidak berani berburuk sangka apakah anggaran dana BOS dari pemerintah salah alokasi atau ada hal lain. 

Intinya di negeri, jika ingin anak-anak lebih nyaman, ya memang perlu biaya ekstra. 

Misalnya ingin kelas bagus dengan bangku yang nyaman, cat yang bersih, gorden yang menutup kelas dari masuknya cahaya matahari, speaker untuk anak-anak mendengar lebih jelas materi yang disampaikan melalui laptop, maka orang tua perlu membantu dalam bentuk iuran. 

Partisipasi orang tua ini di beberapa sekolah sifatnya adalah SUMBANGAN. Boleh memberikan, boleh tidak. Sangat bergantung kebijakan dari pengurus kelas juga.

Di sekolah anak saya, kemungkinannya sangat beragam ternyata. 

Ada kelas yang cukup besar menarik sumbangan dari orang tua, ada juga yang tidak besar. Ada juga kasus kelas dimana beberapa orang tua tertentu yang punya kelebihan rejeki jadi donatur yang cukup besar, dan sisanya dibagi sama rata ke orang tua lain. Sangat-sangat fleksibel sebenarnya. 

Pihak sekolah juga sebenarnya sangat hati-hati sekali soal pungutan-pungutan ini. Setiap kegiatan yang sekiranya membutuhkan dana besar, akan diminta persetujuan dari perwakilan orang tua. Misalnya untuk kebutuhan seragam, acara Camping Pelatihan Dasar (CPD), pemeriksaan kesehatan, dan lain sebagainya. 

Kepada orang tua disampaikan rincian kebutuhan biaya secara terbuka. Jadi kami bisa paham apa saja kebutuhan anak-anak. Walau memang diminta untuk tidak difoto dan disebarluaskan. Tapi saya rasa, secara umum, angka-angka tersebut masih dalam jumlah yang sangat wajar. 

Ada juga masalah peserta didik dari jalur RMP atau Rawan Melanjutkan Pendidikan. Untuk kebutuhan sumbangan kegiatan khusus seperti saya sebutkan di atas, biayanya tetap dibebankan kepada peserta didik. Jadi bukan ditanggung oleh dana BOS atau dianggap tidak perlu membayar seperti di SMA. 

Dari pihak sekolah biasanya disarankan biaya untuk RMP ditanggung oleh orang tua lain yang tidak RMP. Mungkin bisa tidak masalah jika anak RMP di kelas tersebut hanya 1-2 orang dari 32 siswa sekelas. Tapi kalau sampai ada 7 orang anak RMP di kelas tersebut, ya tentunya repot juga. Kebetulan memang penyebaran anak melalui jalur RMP ini tidak merata jumlahlah di setiap kelas.

Ada juga kelas yang memiliki kesepakatan untuk membagi rata setiap sumbangan yang diperlukan kepada seluruh siswa tanpa memandang RMP atau tidak. Jika ada yang kesulitan, tinggal diminta untuk menghubungi pihak pengurus kelas untuk dispensasi. Ini yang berlaku di kelas anak saya. Ada anak RMP yang meminta keringanan, dan ada yang tidak. 

Perbedaan-perbedaan ini yang menyebabkan besarnya pengeluaran orang tua menjadi berbeda-beda, walau sama-sama bernaung di 1 sekolah.

Belum lagi jika bertemu wali kelas yang banyak meminta perbaikan ini itu di kelasnya. Ini tentunya sangat berbeda dengan kelas yang wali kelasnya tidak minta macam-macam. Untuk urusan ini, sebenarnya bisa dikembalikan kepada pengurus kelas juga sih. Apakah memang yang diminta benar-benar diperlukan oleh anak-anak atau bisa ditunda. 

Rincian Biaya Pendidikan SMP Negeri selama 3 tahun

Dari pengalaman anak saya, biaya di sekolah negeri sangat terjangkau. Berikut adalah pengalaman kami untuk tahun ajaran 2019-2022. Dimana sekolah hanya berlangsung selama 8 bulan pertama saat kelas 7. Kemudian terpaksa online hingga lulus karena pandemi. 

#1 Biaya Camping Kepemimpian Dasar

Ini adalah kegiatan camping selama 2 hari 1 malam di Jatinangor. Biayanya sekitar Rp 160.000,- hingga Rp 200.000,-. Tergantung keputusan kelas masing-masing apakah beban anak-anak RMP ditanggung oleh orang tua lain, atau dibagi rata. 

#2 Biaya Pakaian Seragam Khas Sekolah (PSKS) 

PSKS di sekolah sebanyak 4 setel (Olahraga, pakaian sunda. atasan pakaian muslim, dan atasan pakaian batik) Rp 585.000,-. Pengadaan PSKS melalui proses tender terbuka yang diurus oleh perwakilan orang tua (bukan pihak sekolah) untuk mendapatkan harga terbaik.

#3 Biaya pemeriksaan kesehatan Rp 40.000,-

#4 Biaya pembelian map Rp 75.000,-

#5 Biaya foto kelas 7 Rp 15.000,-

#6 Biaya foto kelas 9 untuk kelulusan Rp 40.000,-

#7 Iuran Tasyakuran kelulusan Rp 65.000,-. 

Acara dilakukan di sekolah dengan hanya dihadiri oleh anak saja tanpa orang tua. Tapi mendapatkan makan siang.

#8 Foto dan Booklet angkatan Rp 150.000,-

#9 Kadeudeuh untuk walikelas dan guru saat kelulusan Rp 85.000,-

#10 Uang kas Rp 20.000,-/bulan

Karena pandemi, uang kas hanya dibayarkan selama 10 bulan saat kelas 7. Kebutuhan kelas seperti alat kebersihan, horden, speaker, sumbangan kadeudeuh untuk guru, dan printilan kecil lainnya bisa cukup diambil dari sini saja.

#11 Uang renang Rp 30.000,-/bulan

Renang dilaksanakan setiap bulan sebelum masa pandemi.

#12 Uang ekskul Rp 30.000,-/bulan/ekskul

Tergantung anaknya ikut berapa ekskul. 

#13 Biaya atribut khas sekolah (topi, sabuk, kaos kaki, lencana) Rp 100.000,-

Semua ini adalah biaya yang dikeluarkan dengan kesepakatan orang tua

Untuk buku pelajaran, anak negeri menggunakan buku paket yang dipinjamkan dari perpustakaan. Jadi tidak perlu beli buku pelajaran. 

Beda Sekolah Beda Biaya

Total kebutuhan saya selama 3 tahun kemarin ada di angka sekitar 1,5 - 1.7 juta lah. Ini berbeda dengan siswa di kelas lain dalam sekolah yang sama. Apalagi dengan sekolah lain. Semuanya dikembalikan kepada kemampuan orang tua. 

Di negeri tidak ada istilah uang pangkal, uang masuk, uang SPP bulanan, atau pungutan lain-lain lagi. Saya pikir, bagian ini yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Sementara untuk uang kegiatan yang biasa ada di sekolah swasta, dibutuhkan partisipasi para orang tua siswa. 

Jika kebanyakan orang tua di sekolah tersebut mampu, maka tentunya sumbangan ini angkanya bisa meningkat untuk kenyamanan anak-anak. Misalnya untuk membeli bangku dan fasiltas kelas yang nyaman. 

Kalau kebetulan banyak siswa yang kurang mampu di sekolah tersebut, atau yang rewel banget dengan pungutan-pungutan, ya terima saja kalau fasilitas seadanya untuk anak-anak. Itu sebabnya, ada baiknya orang tua sesekali ke sekolah untuk melihat kondisi sekolah anaknya. 

Banyak sekali sekolah level SD dan SMP Negeri di Kota Bandung yang menurut saya kondisinya cukup memprihatinkan. Bisa sangat berbeda dengan kondisi di kota kabupaten. 

Menurut saya ini memang kurang adil buat sekolah yang berada di wilayah yang banyak siswanya kurang mampu. Mereka akan terpaksa menerima kondisi sekolah apa adanya dan menjadi kesulitan bersaing dengan yang menerima sumbangan yang besar dari para orang tua dan alumni. Mudah-mudahan kedepannya, pemerintah bisa lebih membantu sekolah-sekolah seperti ini. 

Jadi apakah biaya SMP Negeri di kota Bandung itu murah atau mahal? Jawabannya bisa sangat relatif. Berdoa saja, semoga kita sebagai orang tua selalu diberikan kelebihan rezeki untuk pendidikan yang terbaik anak-anak. Amin...

(1200 kata)
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk " Berapa Biaya SMP Negeri di Bandung?"