Ketika Buku Menjadi Sahabat Maba ITB, Ulasan Buku Panduan Bertahan di ITB

ulasan buku panduan tumbuh di itb

Sudah lama saya tidak terpesona dengan sebuah buku yang memang enak buat dibaca. Rasa frustasi melihat TBR - tumpukan buku to be read yang sekedar dibeli tapi belum tamat-tamat bacanya rasanya hilang setelah dapat kesempatan membaca buku Panduan Bertahan Tumbuh di ITB

Buku ini sejatinya diperuntukkan untuk para mahasiswa baru (Maba) ITB 2025. Dibagikan pada 10-12 September 2025 di Kampus ITB Jatinangor, bersamaan dengan pembagian KTM. 

“Bagus banget Ma, bukunya. Banyak bagian yang memang dibutuhkan buat Maba,” komentar Raka, anak saya setelah dapat bukunya.

Rasa kepo saya makin bertambah ketika salah satu orang tua turut membagikan cuplikan isi buku tersebut di WAG IOM ITB FTI 2025. 

Alhamdulillah, saya dapat kesempatan untuk bisa meminjam buku 233 halaman ini dari IOM ITB. Ternyata memang isinya sebagus itu! 

Buku yang wajib dibaca mahasiswa baru ITB, perlu juga dibaca oleh para mahasiswa angkatan atas yang bisa jadi masih mengalami tantangan yang sama, para orang tua untuk memahami kondisi putra-putrinya dalam menjalani perkuliahan, para calon mahasiswa ITB, bahkan mahasiswa dari kampus lain. 

Serius deh, ini bisa jadi buku sejuta umat. Buku yang terinspirasi dari buku panduan mahasiswa baru di Universitas Tokyo ini menurut saya perlu juga dibuat oleh semua kampus bagi para mahasiswanya. Karena pastinya setiap kampus punya cerita yang khas, baik karakter akademis kampusnya maupun lokasinya. 

back cover buku panduan bertahan di itb
Buku dilengkapi dengan peta kampus ITB Jatinangor dan tempat-tempat penting di Jatinangor

Buku Panduan Tumbuh di ITB tentang apa?

Menurut penyusunnya Bu Prasanti Widyasih Sarli, S.T.,M.T.,Ph.D, dosen Teknik Sipil yang biasa disapa Bu Asih, ia baru dihubungi ITB pada April 2025 untuk menyusun buku panduan untuk mahasiswa ITB ini. 

Sekitar sebulan lebih setelah Bu Asih mengadakan Stadium Generale dengan topik Seni Gagal: Cara Jatuh, Bangkit, dan Melampaui Ekspektasi di Aula Barat ITB 19 Februari 2025. Pengalaman beliau yang disampaikan dalam acara tersebut, bisa kita baca dalam buku ini. 

Untuk menyusun buku ini, Tim Penulis membuat FGD (Focus Group Discussion) 2-3 jam dengan 17 mahasiswa yang baru lulus TPB. Dari diskusi ini tersaring lah apa-apa yang memang dibutuhkan oleh para mahasiswa baru agar tidak bingung lama-lama. 

daftar isi buku panduan bertahan hidup di itb
Daftar isinya daging semua sih ini.

Buku sendiri terdiri dari 5 bab. Di bab 1 pembaca diajak memahami perbedaan masa SMA dan kuliah, mengenali sejumlah platform belajar di ITB, sampai ke tips buat para perantau untuk mengenali tanah Sunda dan Jatinangor khususnya. Sampai sudah dipilihkan beberapa frase bahasa Sunda yang biasa digunakan sehari-hari, baik untuk bahasa lemes, loma, dan kasar. 

Oh iya, buku ini juga dilengkapi dengan brosur yang berisi peta kampus dan peta Jatinangor yang dilengkapi dengan tempat-tempat penting buat mahasiswa. 

Di bab 2, mulai masuk untuk memahami sistem belajar di kampus dan segala pernak-perniknya. Termasuk juga masalah finansial dan bagaimana mengatur keuangan agar tidak bolak-balik minta mama transfer tambahan. 

Masalah pertemanan dan bersosialisasi dibahas khusus di bab 3. Di sini segala informasi tentang organisasi KM-ITB, Himpunan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa dibahas tuntas. Buat kamu yang introvert, ada juga dibahas bagaimana caranya bersosialisasi. 

isi buku panduang bertahan hidup di itb
Kalau semua orang sulit dihindari, bisa jadi teman kita jadi terbatas.

Bab 4 membahas mengenai strategi menghadapi tugas akademik. Bagaimana anak-anak ambisius ini harus bekerja bersama, bagaimana jadi pemimpin yang memberdayakan, atau mengantisipasi jangan sampai kerja sendiri dalam sebuah kelompok.

Yang paling saya suka adalah bab 5 mengenai menjaga ENERGI dan FOKUS agar bisa tumbuh di ITB. Informasi mengenai kelelahan, perlunya istirahat dan tidur, dan kesehatan jiwa dibahas tuntas di bab ini. Ini ilmu penting yang sepertinya perlu dibaca semua orang deh.

“...bukan waktu yang paling langka melainkan ENERGI dan FOKUS yang paling sering kurang.” - hal 185

Yang Menarik dari Buku Tumbuh di ITB

Selain dari materinya yang memang banyak dagingnya dan sangat relevan dengan mahasiswa baru ITB, saya jatuh cinta juga dengan layout bukunya. Ini adalah tipe buku yang bisa dibaca dengan sekali duduk.

Jarak antar paragrafnya lebar, dilengkapi ilustrasi dan grafis yang menarik, sampai ke pilihan kertasnya yang lumayan tebal, membuat buku ini cukup nyaman buat dibaca. Bukan jadi sekedar obat tidur saat membuka 2 halaman saja seperti text book kuliah pada umumnya.

Tips saya untuk membaca buku nonfiksi sejenis ini adalah mulai dengan skimming saja dulu. Lihat covernya, baca cover belakangnya, baca daftar isinya, cari halaman yang menarik minatmu, baca sekilas. 

Lanjutkan dengan membaca setiap awal bab, boleh berhenti di halaman yang menarik. Minimal kamu punya bayangan mengenai isi buku ini sekilas. Baru setelah itu, kamu bisa mulai membaca detail bagian yang benar-benar kamu ingin tahu. 

Saat membaca buku ini, bagian paling menarik adalah bab 5 yang judulnya Jangan Lupa Hidup. Sebagai alumni yang sudah mengalami stress berdarah-darahnya hidup di ITB, tulisan di bab ini saya yakini bisa membantu para mahasiswa untuk bisa melalui masa kuliah dengan lebih less stress. Tetap sih stressnya, cuma mudah-mudahan kalian bisa lebih siap.

Dalam buku ini juga ada 6 tulisan pengalaman para kakak tingkat yang mewakili masalah umum mahasiswa, seperti kesulitan ekonomi, merasa gagal, dan sejenisnya. 

kuis di buku bertahan hidup di itb
Kuis seperti ini sangat bermanfaat untuk mengukur kondisimu dan bikin kita tidak mengantuk membaca buku ini.

Juga ada banyak bagian interaktif seperti kuis-kuis singkat untuk mengukur kondisimu saat ini. 

Kekurangan dari buku ini yang saya temukan adalah dari lem cover buku ke badan bukunya yang mudah lepas. Tapi bisa sih kita tambahkan lagi lem sendiri. 

Juga ada beberapa halaman yang penggalan katanya terlihat tidak pas dan pindah ke halaman sebelah, sehingga bikin kita agak bingung bacanya. Seperti kalimat terakhir di halaman 207 - 208, halaman 208 - 212, dan halaman 212-214.

Mudah-mudahan di cetakan selanjutnya bisa diperbaiki. Saya harap buku ini bisa dijual bebas untuk selain mahasiswa baru ITB. Pasti banyak nih yang mau beli. Asal harganya jangan terlalu jual dedet alias mahal ya. 

kekurangan buku bertahan di itb

Baca Buku Ini Sekarang!

Buat mahasiswa baru, sisipkan sedikit waktu untuk membaca buku ini di antara kesibukan kuliah dan ngejuprak (ngerjain jurnal praktikum) ya. Agar kalian bisa menemukan tips-tips yang sangat berharga dan tidak perlu keburu stress. 

Jangan baru ingat punya buku ini setelah wisuda dan keburu melalui stress yang sebenarnya bisa diantisipasi. 

Saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip sambutan Pak Tatacipta Dirgantara, Rektor ITB dalam buku ini:

“Lebih dari sekedar nilai akademik, kami percaya bahwa KESUKSESAN sejati dibangun dari KARAKTER YANG KUAT. Karakter yang mampu menahan diri saat kecewa, yang sanggup bangkit saat gagal, dan yang tetap rendah hati saat berhasil.
Mahasiswa yang mampu menata waktu dan emosi, yang berani meminta tolong saat butuh, yang tahu kapan harus melangkah, dan kapan harus berhenti sejenak untuk belajar kembali.”

Selamat bertahan tumbuh di ITB menjadi berlian yang bersinar anak-anak, dan tentu saja juga para orang tuanya. 

Data buku

  • Panduan Bertahan Tumbuh di ITB
  • Direktorat Persiapan Bersama (Prasanti Widyasih Sarli & Tim)
  • ITB Press 2025
  • 233 halaman

buku panduan bertahan di itb


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Ketika Buku Menjadi Sahabat Maba ITB, Ulasan Buku Panduan Bertahan di ITB"