Masih Perlukah WA Grup Orang Tua untuk Mahasiswa?
.png)
Sebagai generasi yang kuliah tahun 1993 dan sudah dilepas orang tua untuk mandiri hidup di kota lain sejak saat itu, jujur buat saya rasanya asing sekali ada WA Grup orang tua bagi mahasiswa.
Ini serius? Apa belum cukup WA kita dipenuhi dengan berbagai grup dari jenjang TK, SD, SMP, SMA untuk setiap anak? Apa ia, anak kita yang sudah mahasiswa masih perlu didampingi? Apa tidak khawatir mereka malah jadi generasi manja yang selalu mengandalkan orang tuanya untuk mengurus segala perintilan hidup mereka yang berkenaan dengan akademis?
Ketika anak saya Raka resmi diterima di FTI-RI pada 18 Maret 2025 lalu, tidak berapa lama kemudian, kami mendapat info link WA Grup IOM atau Ikatan Orang Tua Mahasiswa ITB.
Antara euforia anak masuk ITB dan kepo maksimal, saya dan suami memberanikan diri masuk ke grup tersebut. Dan benar saja, grup itu ramai sekali.
Info pun berseliweran dan begitu membingungkan. Dari perkenalan, panik nyari kos, sampai prosedur daftar ulang. Benar-benar deras arus chat di grup beranggotakan sekitar 700 orang dan terus bertambah ini.
Serunya, kami menemukan nama-nama teman lama yang ternyata anaknya sama-sama masuk ITB. Siapa sangka, silahturahmi jadi terjalin kembali berkat WAG yang maha ramai ini.
Sampai kami mendapatkan link WAG dari setiap Fakultas maupun Wilayah. Saya pun memilih untuk masuk WAG FTI dan Wilayah Bandung Raya saja. Alhamdulillah, chat di grup yang lebih kecil berjalan lebih bisa dinikmati (baca: dibaca dan bukan dilewatkan dengan clear chat saking banyaknya chat) karena anggotanya yang relatif sedikit. Terutama karena saat itu masih orang tua dari mahasiswa jalur SNBP yang masuk.
Sebagai informasi, ITB tahun 2025 membuka kuota 1911 mahasiswa dari jalur SNBP (36%), 1726 mahasiswa dari jalur SNBT (32%), 1044 mahasiswa dari jalur Mandiri (19%), dan 695 mahasiswa dari jalur IUP (13%). Dengan total kuota 5378 mahasiswa di tahun 2025.
Saya benar-benar nggak kebayang ada WA Grup yang menampung 2000-an orang tua. Belum lagi kalau ada yang kedua orang tuanya kepo kaya kami. Tapi faktanya tidak seserem itu sih. WA Grup jalur SNBP hanya menampung sekitar 1000 orang tua hingga hari ini. Sepertinya kebanyakan orang tua lebih nyaman langsung masuk ke grup fakultas dan wilayah masing-masing.
.png)
Apa yang dibahas di WA Grup Orang Tua Mahasiswa?
Apa ini tempat orang tua dimintai sumbangan untuk tanda kasih guru atau info tugas yang harus dikumpulkan seperti di pendidikan dasar dan menengah? Tentu saja tidak ya.
Yang saya rasa unik adalah karena ini levelnya di PTN yang sifatnya nasional. Kita akan menemukan orang tua dari Sabang sampai Merauke. Dari sekolah favorit sampai yang bahkan nama kotanya pun kita tidak pernah dengar.
Dari WA Grup ini, kita jadi mengenal orang tua lain dan bagaimana perjalanan anak mereka menembus ITB. Wah… ceritanya menarik dan mengharukan. Bangga rasanya bisa mengenal dan mendapatkan cerita mereka.
Pertanyaan seputar kebingungan daftar ulang dan mencari kos tentu saja mendominasi untuk orang tua baru. Sampai harus diingatkan berulang kali oleh admin bahwa hal-hal seperti itu bisa diketahui anak melalui kakak tingkat mereka di grup line.
Saya sempat benar-benar ngakak ketika ada chat admin yang mengingatkan kami bahwa di grup banyak calon besan potensial, jadi coba untuk lebih teliti dalam membaca info dan berliterasi dengan baik. Bahwa kami itu perlu memantaskan diri jadi mertua anak ITB.
Masya Allah, kenapa nggak terpikir kalau grup orang tua bisa berfungsi sebagai ajang ketemu besan juga loh. Ha…ha…
Ada satu hal menarik lain dari bergabung dengan WA Grup ini adalah karena di sini kita bisa menemukan sejumlah dokumentasi mengenai kegiatan anak-anak. Hari gini kan wajar sekali ya anak-anak remaja kita memblok orang tuanya untuk mengintai kegiatan mereka di WA maupun IG. Nah, dengan bantuan orang tua lain, ada aja orang tua yang membagikan kegiatan anak mereka yang kebetulan bersama anak kita. Jadi deh, kita bisa dapat foto-foto bagus yang siap kita pamerkan di sosial media kita. Tentu saja kalau anaknya nggak keberatan ya.
Tentu saja WA Grup IOM ITB sifatnya tidak wajib. Informasi mengenai kegiatan IOM, bisa juga diikuti melalui akun Instagram IOM_ITB dan iomitb_bankes.
Mengenal IOM ITB
Di masa saya menjadi mahasiswa ITB tahun 1993, orang tua saya tidak tahu ada yang namanya IOM. Ternyata IOM ITB itu sudah berdiri sejak 14 Juli 1968. Digagas oleh istri para dosen ITB yang peduli dengan para mahasiswa yang terkendala biaya selama masa kuliah.
Ah… memang para istri dosen ITB itu punya kepedulian yang tinggi sekali terhadap para mahasiswa. Saya jadi teringat dengan salah satu istri dosen yang memiliki katering. Kalau ada sisa makanan, kami mahasiswa-mahasiswa perantauan yang kebetulan dekat, biasanya akan ditawari makanan-makanan enak. Lumayan lah buat kami, itu judulnya perbaikan gizi.
Seiring berjalannya waktu, IOM ITB resmi berbadan hukum sejak 16 Desember 1974. IOM menjadi mitra ITB untuk ikut serta membina mahasiswa, menjalin hubungan silaturahmi antar sesama orang tua.
WA Grup IOM ITB sendiri baru berjalan sekitar 2-3 tahun terakhir.
IOM ITB sejak berada dibawah kepemimpian Hendro Setyanto pada Maret 2024 menggunakan slogan In Harmonia Prosperitas yang mengandung makna keselarasan dan kerja sama untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Rimanya memang senada dengan slogan ITB In Harmonia Progressio yang artinya selaras untuk maju bersama.
Kegiatan IOM ITB
![]() |
Cuplikan slide dari acara webinar Mahasiswa Bukan Siswa Biasa IOM ITB |
Sebagai penyambutan, IOM ITB mengadakan acara Webinar melalui Zoom pada 2 Mei 2025 bagi kami orang tua Mahasiswa Baru jalur SNBP yang masih penuh semangat dan berbahagia.
Tema yang diangkat menarik sekali. Tentang mempersiapkan diri menjadi orang tua Mahasiswa ITB. Aih… kok terasa kaya gimana banget ya. Emang apa bedanya mahasiswa ITB dengan mahasiswa yang lain?
Nggak beda sih sebenarnya. Bahkan menurut saya, materi Webinar ini seharusnya dibuka untuk umum dan bisa ditonton untuk para orang tua dari PTN lain. Mengingatkan para orang tua bahwa Mahasiswa itu bukan Siswa Biasa. Materi penting terutama bagi orang tua yang baru pertama kali punya anak mahasiswa seperti kami.
Pembicaranya adalah Gisella T.P.,M.Psi, yang berprofesi sebagai psikolog klinis dan orang tua mahasiswa FSRD ITB angkatan 2024.
Ada banyak pesan berdaging tebal yang disampaikan oleh paparan hampir 2 jam tersebut. Di mulai dari mengenali karakter anak kita sebagai manusia di tahap dewasa muda yang unik. Mereka kini di tahap antara remaja dan dewasa yang siap mandiri seutuhnya. Perlu kesiapan mental bagi kita para orang tua untuk tidak memperlakukan mereka seperti anak-anak yang semuanya harus dilayani, namun masih tidak bisa dilepas seutuhnya juga.
Dilanjutkan dengan mengenali diri kita sebagai orang tua dan bagaimana kita bisa berperan optimal dalam mendukung pendidikan mereka.
Yang menarik buat saya adalah bagian saran untuk menjadi orang tua mahasiswa, solusi sederhana ketika menghadapi masalah yang umum ditemui di masa anak-anak kita kuliah, hingga cara membangun komunikasi yang sehat dengan anak mahasiswa kita tercinta ini.
Asli sih, seru banget. Hanya saja, saya tidak bisa menuliskannya dalam tulisan ini. Tunggu post selanjutnya ya, mengenai oleh-oleh dari Webinar Mahasiswa bukan Mahasiswa Biasa.
Akhir kata, saya hanya ingin menyampaikan kalau WA Grup Orang Tua Mahasiswa tidak seabsurb dan semenakutkan itu. Bisa jadi ada hal baik yang bisa kita dapatkan dengan menjalin silahturahmi dengan sesama orang tua.
1 komentar untuk "Masih Perlukah WA Grup Orang Tua untuk Mahasiswa?"