Bagaimana Sebuah Buku Dapat Mempengaruhi Hidupmu

 

buku bacaan yang berpengaruh

Sebuah buku buat saya sebenarnya adalah sebuah pelarian. Saat kecil, saya kurang nyaman untuk untuk berhubungan dengan banyak orang. Bawaannya kok ya tertekan kalau harus berinteraksi dengan orang lain. Apalagi orang baru yang menuntut kita berlaku sesuai keinginan mereka: sopan, manis, ramah, baik hati dan tidak sombong.

Sifat itu membuat saya lari ke buku. Saat membaca buku saya seperti merasa terselamatkan dari kewajiban berinteraksi dengan orang lain. 

Terlebih ketika menemukan buku yang membuat saya menemukan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kehidupan. 

Buku juga yang kemudian membantu untuk bisa memperbaiki kemampuan interaksi saya dengan orang lain. Bukan hanya menemukan solusi masalah dari buku, tapi juga menjadikan buku sebagai topik untuk membuka obrolan dan diskusi dengan orang lain. 

Akhirnya di masa-masa sekolah menengah, saya yang pemalu ini, mulai bisa lancar ngobrol sama orang lain kalau membahas topik yang menarik dari sebuah buku atau artikel.

Ketika Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Februari ini mengangkat tema Buku bacaan yang Berpengaruh, tentu saja saya senang banget. Bisaan nih Mbak Rochma mengusulkan tema yang gue banget. 

Tapi apakah ini mudah? Ternyata tidak juga saudara-saudara. Karena mengenai buku yang berpengaruh dalam hidup tidak mungkin tidak pernah saya tulis dalam perjalanan karir menulis selama ini. 

Dua buku yang paling berarti dalam hidup saya, sudah pernah saya tulis panjang kali lebar kali tinggi. Tadinya kepikiran mau dipoles lagi. Tapi saya tidak akan bisa menulis hal yang saya sukai hanya dibatasi dengan 1000 kata saja. 

Kepikiran juga ingin membahas buku baru lain. Tapi kalau itu saya lakukan, bawaannya pasti saya jadi Mamah paling Deadliners lagi. Status malu-maluin yang disematkan MGN ke saya tahun lalu. Parah bener nih emang! 

Jadi saya memilih untuk menulis tentang bagaimana kedua buku tersebut memberi pengaruh dalam hidup saya.

#1 Sang Alkemis-nya Paulo Coelho

Sang Alkemis

Walau novel fiksi fantasi kehidupan ini  sudah terbit tahun 1988, saya baru membacanya tahun 2014. Tentang Sang Alkemis sudah sempat saya tulis dalam post Mengapa Sang Alkemis Perlu Ada di Rak Bukumu.

Jarang loh bisa ketemu novel yang menurut saya sehat. Novel sehat versi saya adalah novel yang inspiratif tanpa perlu disuguhi tentang dosa-dosa dan kebodohan manusia yang bikin muak. 

Kisah perjalanan Santiago berkelana dari Spanyol hingga Mesir dalam rangka mengejar mimpinya mencari harta karun, merangkum sejumlah mutiara kehidupan terpenting.

Buat saya ini kitab suci karya manusia. Sang Alkemis itu tinggi nilai spiritualnya. Dan bisa disesuaikan untuk keyakinan apa pun. 

“Saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.” 

Karena buku ini juga, saya memasukkan perjalanan ke Spanyol, Tangier, Ceuta, dan Mesir sebagai salah satu bucket list yang ingin saya lakukan. Selain tentu saja perjalanan napak tilas para nabi di tanah Arab. 

#2 Man’s Search for Meaning-nya Viktor Frankl

man's search for meaning

Buku terbitan tahun 1946 ini juga telat sekali saya bacanya. Walau sering membaca kalau pengalaman Viktor Frankl dikutip sebagai referensi, saya baru tertarik untuk benar-benar membacanya sendiri pada tahun lalu. Setelah direkomendasikan seorang teman dalam acara rutin  Klub Buku KLIP.

Tentang Man’s Search for Meaning bisa dibaca dalam post Menemukan Makna Hidup dari Man’s Search for Meaning.

Pengalaman antara hidup dan mati Viktor Frankl selama 3 tahun di Kamp Konsentrasi, membantu saya untuk bisa melihat masalah kehidupan dengan cara yang berbeda. 

Kalau hidup terasa berat, saya membandingkannya dengan apa yang dialami Pak Viktor. Membantu saya untuk bisa melihat harapan dan sisi positif dalam kondisi seberat apa pun. Bahkan dalam ancaman kehilangan nyawa sekalipun. 

Cara pandang Viktor Frank yang menulis dari sudut pandang seorang psikolog membantu saya bisa menerapkan sikap mental tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ini bukan buku tentang seramnya perilaku para Nazi yang membantai Yahudi seperti dalam film Schindler's List.  

Ini buku tentang memaknai hidup agar bisa lebih berarti, apa pun kondisimu. 

—-----

Begitulah bagaimana kedua buku ini memberi pengaruh dalam cara pandang saya akan kehidupan. 

Sebenarnya seiring waktu, saya juga menemukan buku-buku lain yang sangat memberi kesan. Seperti Berani Tidak Disukai-nya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Atau How to Win Friends and Influence People-nya Dale Carnegie. 

Tapi pengaruh yang diberikan buku-buku ini biasanya bisa tergantikan oleh buku baru yang terbit kemudian. Atau pengaruhnya belum saya rasakan untuk waktu yang lama. Seperti yang terjadi pada Sang Alkemis dan Man’s Search for Meaning.

Kamu sudah baca kedua buku ini? Apa punya pendapat yang berbeda dengan saya? Boleh ya dibagi pendapatnya di kolom komen. 

banner tantangan Mamah Gajah Ngeblog 2023

(700 kata)

Update 28 Feb 2023

apresiasi MGN



Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

5 komentar untuk "Bagaimana Sebuah Buku Dapat Mempengaruhi Hidupmu"

Comment Author Avatar
Jadi pingin ngobrol lebih jauh tentang The Alchemist sama Teh Shanty😄
Comment Author Avatar
Buku berat ini teh Shanty ... Keren ya.
Setuju ini statementnya, memang ada buku yang memang asyik dibaca bahkan berkali-kali. Kita pun terinspirasi dengan isi buku tersebut.

salam semangat
Comment Author Avatar
Aku belum baca keduanya teh. Waktu itu nyaris mau baca buku Paulo Coelho lain cuma ngga jadi. Malah suka dulu baca quote2 inspiratif nya
Comment Author Avatar
Wow… keren.
Alkemis baru baca sepintas dan masuk dalam wish list to read. Sedangkan Man’s Search For Meaning itu, kelihatannya menarik ya. Sip sip. Thanks rekomendasi buku bacaannya.
Comment Author Avatar
"Sopan, manis, ramah, baik hati, dan tidak sombong." Kurang satu, Mba Shanty. "Rajin menabung" ehehehe.

Dua buku berpengaruh-nya Mba Shanty filosofis sekali ya.

Karya Viktor Frankl adalah yang bikin saya pengen baca segera. Bagaimana beliau bisa sabar dan bertahan dalam kondisi sangat menderita seperti itu. Di kamp Nazi, ayah dan adiknya meninggal di situ, Tapi tetap semangat. :(