Menemukan Makna Hidup dari Man's Search for Meaning Viktor Frankl

review man search for meaning viktor frankl

Sebenarnya saya sering membaca atau mendengar orang mengutip Viktor Frankl dari bukunya Man’s Search for Meaning. Walau begitu, saya masih belum terpanggil untuk membaca buku yang aslinya ditulis tahun 1946. Sekitar 1 tahun setelah penulisnya terbebas dari Kamp Konsentrasi Nazi. 

Baru setelah mendengar teman saya Dwi Tobing merekomendasikan buku ini di acara zoom bulanan Klub Buku KLIP, tiba-tiba langsung ngidam pengen baca. Kebetulan bukunya bisa dibaca gratis di iPusnas

Cuma ya itu, Masya Allah ngantrinya bikin senewen. Ada kali 1 bulan mengantri, baru akhirnya bisa dapat kesempatan baca buku yang mendapat predikat 10 buku paling berpengaruh di Amerika Serikat berdasarkan survey yang diadakan oleh Library of Congress dan Boof of the Month Club tahun 1991.

Saat penulisnya meninggal pada 2 September 1997 dalam usia 92 tahun, Man’s Search for Meaning telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar (terakhir angka yang saya lihat, buku ini sudah laku 12 juta eksemplar) dan diterjemahkan ke dalam 24 bahasa. Memang sih masih jauh dibanding buku paling laku di dunia yang berada di atas angka 100 jutaan eksemplar. 

Jadi kenapa belasan juta umat merasa perlu baca dan memiliki buku ini? Akhirnya saya mendapat jawabannya setelah membaca di iPusnas dan memutuskan untuk membeli edisi cetaknya di Mizanstore. Yang ternyata harganya hanya 50 ribuan saja.

man search for meaning cover


Mengapa Man’s Search for Meaning Perlu Ada di Rak Bukumu?

Pada dasarnya, buku ini hanya terdiri dari 2 bab saja. Bab pertama bercerita tentang pengalaman Viktor Frankl selama 3 tahun (September 1942 - 27 April 1945) di kamp konsentrasi Theresienstadt, Auschwitz-Birkenau, Kaufering, dan Türkheim. 

Yang bikin menarik, caranya bercerita tidak seseram film-film tentang pembantaian Yahudi seperti Schindler's List-nya Steven Spielberg. Cara bercerita Frankl membantu kita bisa melihat secara lebih objektif kondisi kamp dari kacamata seorang psikolog.

Pada bab kedua menerangkan mengenai teori Frankl mengenai logoterapi. Sebuah ilmu psikologi mengenai peran makna hidup pada diri seseorang. Logoterapi sendiri diambil dari bahasa Yunani Logos yang berarti makna. Dengan logoterapi, dokter akan membantu orang menemukan makna hidup yang mungkin tersembunyi.

Makna hidup itulah yang membuat manusia bisa bertahan dalam menjalani hidup, seburuk apa pun kondisinya. Ini yang membuat buku terasa bisa jadi buku yang menyembuhkan penyakit jiwa. Istilahnya otobiblioterapi atau penyembuhan melalui membaca. 

Percaya nggak, kalau buku Man’s Search for Meaning ditulis hanya dalam waktu 9 hari saja. Awalnya niatnya anonim karena memang bukan untuk membuat penulisnya terkenal. Tapi sekedar memberikan konteks pada teori logoterapi. 

Penulis hanya ingin bilang kalau hidup menyimpan makna tersembunyi dalam setiap keadaan, bahkan yang paling memilukan sekalipun. Konteks seperti kamp konsentrasi tentunya akan lebih cocok buat mereka yang punya kecenderungan mudah putus asa. Kurang serem apa coba, berada di lingkungan yang tingkat kemungkinan hidupnya begitu kecil.

daftar isi man search for meaning
sumber foto Viktor Frankl dari wikipedia Viktor Frankl


#7 Hal yang Saya Pelajari dari Man’s Search for Meaning

Kalau ada buku yang paling banyak saya garis bawahi, itu adalah Man’s Search for Meaning dan Sang Alkemisnya Paulo Coelho. Terlalu banyak hal penting yang perlu disimpan baik-baik untuk direnungkan kembali.

Berikut beberapa hal terpenting yang saya pelajari:

#1 Buah berbakti pada orang tua

Ketika Hitler menguasai Austria pada tahun 1938, beberapa tahun kemudian sebenarnya Frankl punya visa khusus ke Amerika meneruskan studinya. Orang tuanya sebenarnya senang sekali dengan kesempatan bahwa anaknya bisa keluar dari Vienna yang saat itu mulai tidak nyaman bagi warga keturunan Yahudi. Saat itu ancaman dibuang ke kamp konsentrasi sudah mulai santer.

Frankl sempat galau juga. Antara meninggalkan orang tuanya di Vienna yang kondisinya mengkhawatirkan atau menyelamatkan diri ke Amerika untuk mengembangkan gagasan logoterapi. 

Akhirnya petunjuk dari ‘Yang di Atas’ itu datang. Pak Viktor melihat ada pecahan kepingan 10 firman Tuhan di rumahnya. Tepat pada bagian: “Hormati Ayah Ibumu agar lestari hidupmu di tanah yang diberikan Tuhan.”

Dengan petunjuk itu, yakinlah Pak Viktor untuk membiarkan visa-nya expired dan memilih menemani orang tuanya di Vienna hingga tahun 1943 mereka semua dibawa ke kamp konsentrasi Theresienstadt. Ayah, ibu, saudara laki-laki dan istrinya yang saat itu tengah mengandung. Dan mereka semua meninggal di kamp konsentrasi. 

Pengalamannya selama 3 tahun di kamp konsentrasi ternyata membawa seorang Viktor Frankl menemukan makna hidupnya dan menjadi orang yang bisa membantu banyak orang lain. 

Dalam Al Quran sendiri perintah untuk berbakti kepada orang tua diulang-ulang. Kita bisa menemukannya dalam QS Al Isra 17:23, QS An Nisa 4:36, QS Luqman 31:14-15, QS Al An’am 6:151.


#2 Pupuklah harapan dan mimpi

Kalau dipikir-pikir, kondisi di kamp konsentrasi itu kan sangat ekstrim. Tingkat kematiannya begitu tinggi. Kalau tidak mati karena penyakit atau dikirim ke kamar gas, keinginan bunuh diri juga bisa sangat tinggi. 

Lantas bagaimana cara Pak Viktor memupuk harapan dan mimpinya?

Ia seringkali bicara sendiri seolah-olah bicara dengan istrinya. Kenangan istrinya begitu hidup dalam kepalanya. Uniknya, walau terbersit dalam pikirannya bisa saja istrinya saat itu sudah meninggal, namun ia mencoba hal tersebut tidak mengganggunya. Viktor baru tahu bahwa istrinya sudah meninggal setelah ia dibebaskan.

Viktor Frankl juga memiliki keyakinan bahwa suatu saat nanti bisa menceritakan hikmah psikologis dari pengalamannya. Ia terus semangat berusaha menulis ulang karyanya dalam potongan-potongan kertas kecil. "Ini yang membantu saya terhindar dari serangan jantung," tulisnya. 

Sebenarnya awalnya Pak Viktor mencoba menyembunyikan naskah yang ia seludupkan ke kamp konsentrasi, namun kemudian naskah itu hilang. 

Di kamp konsentrasi tidak ada orang yang boleh membawa satu barang pun. Mereka semua saat masuk kamp ditelanjangi dan diminta mencukur diri sebersih-bersih. Tidak ada jam tangan atau cincin kawin. Semua dirampas. Bahkan sepatu yang terlihat agak bagus pun akan diminta untuk ditukar. Paling kacamata yang tetap bisa dipakai.

#3 Tiga cara menemukan makna hidup

Pertama melalui pencapaian atau keberhasilan dari pekerjaan dan perbuatan. Kedua adalah dengan mengalami  sesuatu atau mencintai orang lain. Dan yang ketiga adalah melalui cara menyikapi penderitaan yang tidak bisa dihindari (jadi bukan penderitaan yang dibuat-buat sendiri ya).

Ada contoh kasus yang menarik mengenai memberi makna pada penderitaan ini. Jadi sempat ada seorang dokter yang merasa sangat tertekan karena ditinggal meninggal oleh istri yang sangat dicintainya. 

Frankl kemudian bertanya,”Apa yang mungkin terjadi jika dokter yang meninggal duluan?”

“Istri saya pasti akan sangat sedih dan menderita,” jawab dokter itu.

“Nah itu, istri Anda jadi terbebas dari penderitaan karena Anda membebaskannya. Hanya saja Anda perlu tetap hidup dan berkabung untuknya,” kata Frankl. 

Dokter itu pun menyalaminya. Penderitaan tidak lagi terasa sebagai penderitaan ketika menemukan maknanya. Penderitaan yang ada gunanya. 

Namun jika penderitaan itu bisa dihindari, maka hindarilah. Menderita yang nggak penting itu sih bukan kepahlawanan kata Frankl, namun menyakiti diri sendiri. 

#4 Sudut pandang lain Kamp Konsentrasi 

Kalau dari film-film tentang holocaust, yang kita lihat dalam kamp konsentrasi adalah tahanan Yahudi yang disiksa dengan cara yang diluar kemanusiaan dan serdadu SS sebagai penyiksa. Si baik dan si jahat. Putih dan hitam.

Ternyata tidak selalu begitu juga kejadiannya. Ada loh serdadu SS yang rela menggunakan uang pribadinya untuk membantu tawanan. Dan sebaliknya ada tawanan Yahudi yang menjadi mimpi buruk tawanan lain. 

Saya jadi tahu ada yang namanya capo di antara tawanan Yahudi. Jadi capo ini adalah tawanan biasa yang jadi perpanjangan tangan serdadu SS (Nazi). Para capo dipilih karena kesadisannya menyiksa tawanan lain. Walau mereka adalah tahanan Yahudi, tapi hidup mereka kadang kala bisa lebih makmur dibanding waktu mereka bebas. 

Ada juga cerita tentang tawanan yang bermimpi buruk dan meronta-ronta dalam tidurnya. Tadinya Viktor bermaksud akan membangunkannya. Tapi dipikir-pikir, tidak ada mimpi yang lebih buruk daripada terbangun dan menyadari bahwa mereka semua berada di kamp konsentrasi. Jadi ia biarkan saja orang itu mengalami mimpi buruknya. 

Segitunya ya…

Ada juga kemampuan untuk melihat hal-hal yang indah dari kondisi seperti neraka itu. Ada pemandangan alam yang indah atau bahkan humor yang berkembang dalam kehidupan para tahanan. 

quote man search for meaning
Masih ingat dengan Guido dan anaknya dalam film Life is Beautiful (1997)? Sumber foto: FB Life is Beautiful


#5 Fisik yang kuat bertahan dalam kondisi ekstrim

Dalam kamp konsentrasi akhirnya mereka jadi tahu bahwa manusia bisa bertahan hidup dengan kurang tidur, bisa tidur di tempat tidur susun sebesar 2 x 2,4 meter ber-9 orang hanya dengan 2 selimut dan menggunakan sepatu sebagai bantal, tidak pernah membersihkan gigi, menggunakan kemeja yang sama selama setengah tahun, berhari-hari tidak membasuh badan karena pipa saluran air membeku, serta tentu saja makan sangat seadanya padahal harus kerja berat atau menghadapi kondisi musim dingin yang ekstrem.

#6 Kondisi pembebasan yang tiba-tiba

Percaya nggak, pada hari pembebasan saat tentara Amerika masuk ke kamp untuk membebaskan para tahanan, Frankl sebenarnya sudah menyiapkan diri untuk kabur bersama temannya. Saat itu kondisinya memang tidak menentu. Beberapa petugas dan para Capo banyak yang sudah melarikan diri. Walau begitu tawanan tidak banyak yang tahu. Beberapa dari mereka bahkan dibawa di kamp konsentrasi terdekat untuk dibantai. Padahal bilangnya mereka akan ditukar dengan tentara Jerman yang ditahan.

Tepat saat akan kabur, e... pas banget gerbang kamp terbuka dan datanglah para tentara Amerika yang mengatakan kalau mereka semua dibebaskan. Kebayang dong bengongnya para tahanan. 

Kondisi psikologis yang berubah secara mendadak ini juga menimbulkan keunikan tersendiri. Ternyata tidak mudah menghadapi perubahan yang begitu drastis. 

Orang yang cukup lama mengalami siksaan, bisa merasa berhak untuk menyakiti orang lain. Kondisi seperti inilah yang membuat Viktor Frankl tetap di Wina untuk membantu para survivor holocaust. Menurut data, ada 9,5 juta Yahudi yang ditahan Nazi. 6 juta orang meninggal dan 3,5 juta survivor.

gerbang kamp Auschwitz
Gerbang Auschwitz tempat pembantaian jutaan Yahudi. Sumber: wikipedia Auschwitz


#7 Istilah Paradoxical intention

Ini adalah salah satu teknik logoterapi untuk melakukan sesuatu secara kebalikan dari yang diharapkan. Contoh kasusnya adalah seorang dokter yang punya keluhan takut berkeringat. Setiap kali ia  takut tubuhnya berkeringat, hal itu malah memicu keluarnya keringat secara berlebihan. 

Saran yang diberikan Frankl adalah ketika si dokter berkeringat berlebihan, cobalah dengan sengaja menunjukkan kepada orang lain dengan  penuh percaya diri. Hanya dalam waktu 1 minggu dan 1 kali konsentrasi, dokter ini bisa lepas secara permanen dari fobia menahunnya. 

Kasus yang lain adalah seorang pasien yang gagap sangat parah. Ia ini selalu gagap setiap kali harus bicara. Hanya satu kali ia bisa tidak gagap. Yaitu saat ia benar-benar berharap bisa gagap untuk menarik simpati seorang kondektur kereta karena saat itu ia tidak memiliki karcis. Ia berharap kondektur akan kasihan dengan orang yang gagap. Nyatanya, pada saat itulah bicaranya malah lancar. Aneh sekali kan? Tapi itu memang terjadi.

Paradoxical intention ini juga bisa mengobati pasien insomnia. Orang yang begitu ingin tidur, semakin cemas karena ia tidak bisa tidur. Dengan mengganti keinginan untuk harus terjaga, ia malah baru bisa tidur. 


Kutipan Terbaik dari Man’s Search for Meaning

quotes man search for meaning


Buku ini benar-benar bertaburan kutipan bagus. Wah kalau diikuti bisa 5000 kata sendiri nih. Tapi berikut saya pilihkan beberapa yang paling berkesan ya. 

“Jangan jadikan kesuksesan sebagai tujuan. Semakin Anda menjadikan kesuksesan sebagai tujuan dan target utama, semakin Anda akan menjauh darinya.”

Kalau menurut penulis, kesuksesan tu kaya kebahagiaan. Nggak usah dikejar-kejar. Yang penting kerja keras dan fokus untuk melakukan yang terbaik. Insya Allah, nanti akan sampai juga kok. 

“Pengalaman puncak dari semuanya untuk orang-orang yang kembali ke rumah adalah munculnya perasaan indah. Bahwa setelah semua penderitaan yang ia jalani, tidak ada lagi yang perlu dia takutkan kecuali Tuhannya.” 

quotes viktor frankl


Mengenal Viktor Frankl

Viktor Frankl lahir di Vienna Austria pada 26 Maret 1905. Sejak usia remajanya di sekolah menengah ia sudah menunjukkan ketertarikan kepada filsafat dan psikologi terapan. Temenannya aja sudah dengan Alfred Adler dan Sigmund Freud. Berat!

Lulus SMA, di usia 18 tahun ia mengambil jurusan kedokteran di Universitas Wina dengan spesialisasi pada neurologi dan psikiatri. Minatnya adalah pada orang-orang yang bunuh diri dan depresi. 

Di masa kuliahnya tahun 1928-1930, karena tingginya tingkat bunuh diri di kalangan remaja, Viktor menggagas pusat konseling untuk para orang muda yang memiliki masalah psikologis. Pusat konseling ini sangat sukses dan yang diakui pada tahun 1931 dengan tidak tercatat lagi angka bunuh diri di kalangan remaja di Vienna. Beneran mahasiswa teladan ini sih.

Viktor Frankl
Univ. Prof. D Dr. Viktor Emil Frankl (sumber: franklzentrum.org)

Lulus kuliah, ia praktek di sebuah rumah sakit gangguan kejiwaan pada tahun 1933-1937. Selama 4 tahun mengepalai sebuah paviliun tempat pasien depresi berat yang pernah mencoba bunuh diri. Tidak tanggung-tanggung daftar pasiennya mencapai 12 ribu orang pada masa itu. Pada tahun 1937, Viktor sempat mendirikan praktek pribadi di rumahnya sebelum ditutup setahun kemudian. 

Pada saat tertangkap oleh Nazi, usianya 38 tahun. Saat itu ia baru menikah 1 tahun dan istrinya Tilly tengah hamil. 

Selama 3 tahun di kamp konsentrasi, Frankl adalah tawanan biasa yang tugasnya membuat lintasan jalan kereta api atau menggali terowongan untuk menempatkan pipa utama saluran saluran air dibawah sebuah jalan. Baru pada beberapa minggu terakhir diperbantukan sebagai dokter. 

Man’s Search for Meaning ditulis selama 9 hari dan diterbitkan tahun 1946 dalam bahasa Jerman. Baru diterbitkan dengan judul Man’s Search for Meaning di Amerika Serikat pada tahun 1959.

Viktor Frankl menikah lagi dengan seorang perawat beragama katolik bernama Eleanore Schwindt. Ia memiliki seorang anak. 

Selama 25 tahun Frankl menjadi kepala departemen neurologi di Vienna Policlinic Hospital. Menulis lebih dari 39 buku. Mendapatkan gelar honorer dari 29 universitas dan American Psychiatric Association menganugerahkan Oskar Pfister Award. 

Dengan jadwalnya yang padat, ia masih sempat mengikuti kursus penerbang dan menjalani hobi naik gunungnya. 

Viktor Frankl meninggal dalam usia 92 tahun pada 2 September 1997 karena penyakit jantung. 

Apakah teman-teman bertanya kira-kira apa makna hidup seorang Viktor Frankl? Jawabannya sederhana: 

Membantu orang lain menemukan makna hidup mereka.

buku viktor frankl
Empat buku Viktor Frankl yang paling banyak dibaca. 


Penutup

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa buku Man’s Search for Meaning adalah tipe buku yang perlu dikunyah secara perlahan-lahan. Khususnya pada bagian kedua, banyak istilah-istilah psikolog yang tidak mudah dipahami. Walau begitu, secara umum buku ini mudah dicerna asal kita sabar membacanya. Jadi mengerti kan kenapa belasan juta orang merasa perlu untuk memiliki buku ini di rumahnya. 

Saya memiliki buku ini dan tamat membacanya pada bulan Februari 2021. Namun setiap kali merasa perlu dan membaca bagian-bagian tertentu, selalu saja ada hal baru yang saya temukan. 

Buku yang sangat penting untuk membantu kita memaknai penderitaan dan kehidupan. Man’s Search for Meaning akan membantu kita memandang penderitaan dari sudut pandang yang berbeda. 

Data Buku

Judul: Man’s Search for Meaning

Penulis: Viktor E.Frankl

Halaman: 233 + xxi halaman 

Penerbit: Noura Books (grup Mizan) cetakan pertama Desember 2017

Penerjemah: Haris Priyatna

Penyunting: Aswita Fitriani

Harga: Rp 64.000,-(fisik di Mizanstore), Rp 33.200,- (epub Indonesia di Google Books)


Ada diskon 20% loh di Mizanstore Tokopedia, jadi hanya 50 ribuan dan free ongkir.


“Dia yang punya alasan MENGAPA harus hidup akan mampu menanggung segala bentuk BAGAIMANA caranya hidup.” - Nietzsche 


“Sesuatu yang tidak membunuh saya, membuat saya jadi lebih kuat.” - Nietzsche


“Tidak ada satu kekuatan pun di bumi ini yang bisa merampas darimu pengalaman hidup yang sudah kamu jalani.” - penyair 

(2250 kata diluar kutipan dan data buku)
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Menemukan Makna Hidup dari Man's Search for Meaning Viktor Frankl"