Apa Arti Ziarah Kubur Buat Saya?

ziarah kubur


Sebelumnya, saya tidak pernah terlalu merasa pentingnya budaya ziarah kubur. Kami memang punya kebiasaan ziarah kubur ayah mertua saat Ramadhan atau Lebaran saja. Sekedar untuk menyampaikan doa secara khusus di makam beliau.

Saya tahu doa tentu saja bisa dilakukan dimana saja. Setiap hari. Setiap saat setelah selesai sholat. Atau kapan saja saat menginginkannya. Tidak harus dibatasi saat mengunjungi makam saja.

Ketika Papa meninggal minggu lalu, ini adalah kali pertama saya ditinggalkan orang terdekat. Tiba-tiba saya merasa kebutuhan untuk ziarah kubur itu begitu kuat. Saya merasa masih bisa merasakan kedekatan dengan almarhum saat berada di dekat kuburnya.

Saya seperti tahu Papa sekedar berbaring di sana dan siap mendengarkan saya setiap saat. Papa tidak benar-benar hilang. Papa sekedar tidur dan beristirahat dengan tenang duluan. Menunggu kami yang akan menyusul sesuai waktunya masing-masing.

Saya jadi mengerti kenapa Pak Habibie selama hidupnya selalu mengunjungi makam istrinya seminggu sekali. Atau mereka yang keluarganya hilang, sedemikian tertekannya saat belum bisa menemukan kepastian mengenai keberadaan jenazah keluarganya.

Terlepas dari doa bisa dipanjatkan dari mana saja, kami membutuhkan rasa kedekatan tersebut. Rasa bahwa mereka yang sudah berpulang terlebih dahulu, masih ada di dekat kami. Masih bisa kami ajak berdialog. Masih bisa diajak curhat. Entah sampai kapan hal seperti ini bisa berlalu.

Mengunjungi makam untuk mengobati rasa rindu yang tiba-tiba menyergap. Ketika duduk di pusara dan memanjatkan doa, rasanya seperti masih bisa mendengarkan suara almarhum. Sedih, tapi sekaligus menenangkan. Memang perasaan yang aneh. Yang mungkin hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mengalaminya sendiri.


#30DJ5 #30DJ5Day03 #30DJ5Cluster5 #kaLIMAtmantra

250 kata
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

1 komentar untuk "Apa Arti Ziarah Kubur Buat Saya?"