Mengapa Kita Perlu Menguasai Ilmu Membaca Buku 15 Menitan?



Sekarang ini, kecepatan terbitnya buku baru memang luar biasa. Rasanya tiap bulan saat mampir ke toko buku, kok ya selalu aja buku baru yang menggoda iman untuk dibaca.

Sayangnya laju kecepatan terbitnya buku baru tidak berbanding lurus dengan ketebalan dompet dan kecepatan melahap buku yang ada. Napsu baca sih gede, tapi tenaga kurang. Sedih nggak sih.

Di situlah pentingnya kita punya ilmu skimming atau membaca buku dengan cepat. Baca buku itu nggak seperti film yang bisa ditonton dalam 2-3 jam. Baca 1 buku itu bisa sampai berhari-hari dan menghabiskan waktu berpuluh-puluh jam. Belum lagi buku yang harus dibaca berulang kali buat memahami pesannya.

Dengan Skimming, kita jadi bisa memutuskan buku mana yang kira-kira perlu kita ajak kencan dengan dengan sepenuh jiwa. Sehingga tidak ada buku-buku yang perlu sakit hati karena di PHP sama kita.

Skimming juga membantu kita berhemat banyak dari membeli buku yang belum tentu benar-benar kita perlukan.

Itu sebabnya kalau saya paling tidak bisa beli buku yang tertutup sampul plastik atau kita hanya bisa lihat cover depannya saja. Walau mau dirayu diskon gede! Its really big no.

Jadi akan berkurang deh kemungkinan membaca buku yang kurang tepat. Buku-buku yang membuat kita ngantuk membacanya setelah lebih dari 10 halaman.

Kadang suka merasa bersalah juga lihat buku-buku ketumpuk nggak kebaca dengan tuntas. Cuma seneng belinya doang. #horangkaya

*Buat yang malas baca tulisan di blog, bisa langsung lihat video Youtube pertama saya buat tugas Bunda Cekatan Ibu Profesional. 


5 Langkah Skimming Buku

Setelah mengetahui gunanya skimming buku, sekarang kita masuk ke langkah-langkahnya ya.

Ini bukan hal yang baku sih. Kadang beda buku, ya beda juga gaya skimming-nya. Setiap orang kalau terbiasa skimming buku, pasti akan menemukan gayanya sendiri.

#1 Temukan pertanyaan yang ingin kamu ketahui

Jangan baca buku sekedar karena sejuta umat membacanya atau karena alasan sentimentil seperti buku karya teman kita. Pastikan kita punya pertanyaan atau masalah yang ingin kita ketahui berkenaan dengan buku tersebut.

Punya masalah emosi?
Coba kita tengok buku Sejenak Hening-nya Adjie SilarusFilosofi Teras-nya Om Henry Manampiring, atau Berani Tidak Disukai-nya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga.

Bingung bagaimana memulai berbenah rumah biar bisa rapi kaya rang-orang itu?
Kita bisa coba membaca buku The Life-Changing Magic of Tidying Up-nya Marie KondoSeni Hidup Minimalis-nya Francine Jay, atau Goodbye Things-nya Fumio Sasaki.

Punya pertanyaan bagaimana caranya membentuk kebiasaan baru? 
Kita bisa baca The Power of Habit-nya Charles DuhiggBetter than Before-nya Gretchen Rubin, atau Atomic Habits-nya James Clear, misalnya.

Kalau nggak punya alasan buat baca bukunya Mark MansonSebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat yang dihebohin semua orang itu, ya nggak usah maksa baca. Sebodo amat!

#2 Baca Review Buku

Sudah punya inceran buku yang bisa menjawab pertanyaan kita nih. Selanjutnya coba kita cek dulu review mengenai buku tersebut. Apa sih kata mereka yang sudah baca tentang isi buku tersebut? Kira-kira bener bisa menjawab pertanyaan kita nggak sih?

Menemukan review buku yang bagus itu juga kadang menurutku agak PR. Sering orang hanya pamer cover bukunya, tapi kurang bisa menjelaskan apa isi yang bisa didapat dari buku tersebut.

Kalau saya suka baca review buku dari teman-teman yang bisa menjelaskan kesan mereka membaca buku tersebut dan apa pelajaran yang mereka ambil. Di situ bisa kita lihat, apa pelajaran yang mereka ambil itu, perlu kita baca lebih lanjut atau nggak.

#3 Baca Sampul Depan dan Belakang

Sekarang waktunya kita pegang langsung bukunya nih. Entah ini di toko buku, buku pinjam dari teman, buku digital, atau buku yang akhirnya bisa kita beli dari sisa-sisa uang belanja bulanan.

Baca judul lengkapnya. Sekarang banyak buku meletakkan tulisan panjang di bagian cover depan untuk memudahkan kita menemukan buku yang sesuai.

GRIT - Kekuatan Passion + KegigihanHal terpenting untuk sukses dan bahagia bukanlah bakat. (penulis: Angela Duckworth)

Do It with PassionKenali bakatmu, asah kreativitasmu, dan wujudkan mimpimu. (Penulis: Ken Robinson dan Lou Aronica)

The Subtle Art of Not Giving a F*uck Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, Pendekatan yang Waras Demi Menjalani Hidup yang Baik. (Penulis: Mark Manson)

Sejenak HeningMenjalani Setiap Hari dalam Hidup dengan Sadar, Sederhana dan Bahagia. (Penulis: Adjie Silarus)

Imperfect, A journey to self-acceptance. (Penulis: Meira Anastasia)

Nah, jadi agak lebih kebayang kan isinya tentang apa. Biasanya di sampul depan ini juga ada informasi mengenai status best seller atau sejenisnya.

Walau begitu, jangan terlalu gampang jatuh hati juga ya. Belum tentu buku yang dibutuhkan banyak orang hingga berstatus best seller adalah buku yang kita perlukan.

Coba lanjutkan perjalanan ke cover belakang buku. Di sana biasanya bisa dibaca penjelasan lebih rinci mengenai buku tersebut.

Apa sih konten buku tersebut? Informasi apa yang dijanjikan penulis terdapat dalam buku tersebut jika kita membacanya?

Kita juga bisa tahu sedikit tentang penulis. Apa latar belakang mereka sehingga bisa menulis buku tersebut? Apakah mereka ini orang yang kompeten untuk menulis tema tersebut atau sekedar penulis yang membuat buku pesanan penerbit?

Sekarang di halaman belakang, kita bisa lihat bagaimana harga buku selalu dicantumkan. Kita bisa pertimbangkan, apakah ini buku perlu dibeli sekarang, bulan depan, atau kayanya mending pinjam teman saja.

#4 Baca Daftar Isi



Ini bagian paling penting dari sebuah buku. Paling repot kalau kita ketemu buku yang nggak ada daftar isinya.

Daftar isi sangat penting untuk membantu kita mengetahui bagaimana struktur berpikir penulis dalam menyampaikan pemikirannya. Bagaimana cara mereka membagi Bagian, Bab, dan Sub bab?

Buku-buku kelas bestseller internasional, umumnya sangat rapi dalam pembuatan daftar isi. Kita seperti dapat langsung mendapatkan mindmap mengenai keseluruhan isi buku hanya dengan melihat daftar isinya saja.

#5 Baca Bab Pendahuluan

Skimming dengan baca bab pendahuluan

10 lembar pertama selalu merupakan bagian terpenting dari buku. Mungkin itu sebabnya banyak penerbit yang merasa cukup membaca 10 halaman pertama sebelum memutuskan untuk membeli hak penerbitan sebuah buku.

10 halaman pertama nggak Ok, wassalam deh. Nggak usah maksa baca lebih lanjut.

Dalam bab pendahuluan ini biasanya mengandung cerita mengenai latar belakang mengapa buku tersebut dibuat dan penjelasan mengenai hubungan antar bab satu dengan lainnya. Sebuah alasan yang kita perlukan untuk mengetahui apakah ini buku yang tepat untuk kita baca atau tidak.

Dari halaman awal ini, kita bisa mengenali gaya bahasa si penulis. Kira-kira cocok nggak ya dengan kita. Terlalu kaku dan berat kah? Atau terlalu ringan dan kekanak-kanakan?

#6 Baca Halaman Pertama dan Terakhir Bab

skimming dengan membaca bagian awal bab

Salut banget sama penulis-penulis yang sangat rapi dalam menuliskan sebuah buku. Buku yang meletakkan pikiran utama di awal dan kesimpulan di akhir, sangat membantu pembaca untuk mudah memahami buku secara utuh.

Saya sendiri sangat suka buku yang di setiap akhir bab ada poin-poin kesimpulan. Seperti buku klasik Good To Great-nya Jim Collins, atau buku Atomic Habits-nya James Clear. Setelah ngalor-ngidul dengan berbagai contoh, kita seperti diingatkan kembali mengenai poin-poin utama di akhir bab.

Kalau bukunya cukup tebal, tidak perlu semua bab dibaca awal dan akhirnya. Cukuplah baca bab-bab yang menarik dari daftar isi. Ya… sepertiga dari seluruh buku juga cukup mewakili lah.

Di sini kita bisa menilai bagaimana layout dari buku tersebut. Apakah terlalu padat dan bikin mengantuk? Atau jarak antar paragraphnya cukup renggang dan nyaman di mata? Kira-kira sanggupkah kita membacanya berlama-lama?

Kalau buat yang sulit konsentrasi dengan huruf yang terlalu kecil, walau ni buku memang kece banget, mungkin tidak perlu dipaksakan untuk membacanya. Coba cari buku lain yang lebih enak layoutnya.

skimming dengan membaca kesimpulan akhir bab

#7 Baca Kutipan, Huruf yang ditebalkan, dan Keterangan Gambar

Bagian yang ini memang eye catching sih. Terkadang dihiasi dengan warna yang berbeda dan grafis yang menarik. Ambil jeda dan nikmatilah bagian-bagian ini.

Banyak hal penting yang bisa kita ambil hanya dengan membaca keterangan gambar-gambar tertentu.

Skimming dengan membaca kutipan

Nah demikian lah #7 langkah skimming buku yang biasa saya lakukan. Waktu yang diperlukan untuk skimming ini bisa antara 10 menitan kalau dilakukan di toko buku sambil berdiri, hingga 30 menitan kalau sambil nyantai di rumah. Sangat bergantung ketebalan bukunya juga.

Cuma hati-hati, kadang untuk buku yang terlalu menarik, kita malah keasyikan dan nggak bisa berhenti membaca. Niatnya skimming jadi langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Banyak loh buku yang begitu memikat seperti ini. Datang ke toko buku sengaja nggak bawa duit lebih. Lah, tau-tau keluar toko bawa buku yang dibayar dengan kartu kredit. Standing applause untuk para penulis yang bisa bikin buku seperti itu.

Umumnya buku yang perlu skimming dengan 7 langkah di atas adalah buku non fiksi. Kalau buku fiksi yang sifatnya hiburan, cukup dipilih berdasarkan ide cerita atau pengarangnya saja.

Bagaimana teman-teman? Sudah siap membaca buku-buku yang terpuruk dipojokan lemari selama berbulan-bulan tak tersentuh itu?

Selamat baca buku!

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Mengapa Kita Perlu Menguasai Ilmu Membaca Buku 15 Menitan?"