Sisi Lain Baju Itu Itu Saja
Saya adalah orang yang nggak suka ribet untuk urusan berpakaian. Bisa jadi sih ini hanya alasan untuk menutupi ketidak-fashionable-an saya. Menurut saya, ada begitu banyak keputusan penting yang perlu diambil dalam keseharian, jadi mestinya urusan memilih baju apa yang mau dipakai hari ini, atasannya, bawahannya, jilbabnya, aksesoris, sepatunya, tasnya, mestinya jangan sampai nambah-nambah isi kepala yang memang sudah sangat terbatas ini.
Itu sebabnya saya adalah pengagum gaya busana Steve Jobs yang memenuhi lemarinya dengan lusinan turtle neck hitam desain Issey Miyake, Levi’s 501 jeans, dan sepatu ketsnya itu. Atau juga Mark Zuckerberg dengan selusin T-shirt abu di lemarinya.
Para Arsitek juga banyak selalu pakai busana serba hitam kemana-mana. Mulai dari kaos, celana, rok, jaket, jilbab, serba hitam. Sudah kaya orang mau ngelayat aja. Tapi kalau yang pakai arsitek, kayanya vibesnya beda sih. Keren aja gitu.
Asyik banget kayanya kalau tiap pagi nggak perlu pakai banyak mikir, dan langsung ambil pakaian.
Saya sebenarnya pengen banget ikut-ikutan seperti itu. Punya baju yang modelnya sama saja dan bolak-balik pakai itu.
Tapi ya, setelah dipikir-pikir kayanya saya belum pantas untuk bisa seperti itu. Bukan apa-apa sih. Belum siap mental!
Kalau kelasnya seperti Steve Jobs, Mark Zuckerberg, atau para arsitek, mereka ini sudah sudah ‘orang kaya’nya. Nah seperti ini, nggak perlu lagi menunjukkan apa-apa melalui busana.
Sementara kalau yang bukan siapa-siapa, pilihan busana bisa jadi membantu orang untuk bisa menilai kita. Lah, kalau kita yang bukan siapa-siapa ini memilih baju yang itu-itu saja, yang ada adalah dinilai kere! Ia nggak sih?
Jadi sebagai jalan tengah antara nggak mau ribet dan nggak mau dibilang kere, saya memilih untuk memiliki busana yang setipe tapi beda warna saja. Misalnya ada masanya saya suka baju kurung. Nah, saya akan beli baju kurung ini selusin dengan beda-beda warna saja.
Dengan sabarnya saya akan menggunakan busana yang sama selama bertahun-tahun. Repotnya, baju-baju ini ternyata jarang banget bisa rusak. Sebenarnya saya nggak bosan sih pakainya, cuma lama-lama ada malunya juga. Bajunya kok itu-itu saja? Lah mau bagaimana, wong bajunya belum rusak dan lemari saya sudah cukup penuh dengan baju-baju ini.
Karena jarang menemukan model yang tepat untuk badan saya yang kurus ini, itu juga yang menyebabkan saya jarang ketemu model baju yang tepat untuk dibeli. Tapi kalau sudah ketemu satu model yang nyaman, maka saya memilih langsung membelinya dalam jumlah banyak dan warna-warni saja. Mungkin menurut orang lain membosankan, tapi saya kok suka ya.
Ada yang samaan?
Tulisan ini dibuat dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Juli dengan tema Tentang Fashion
8 komentar untuk " Sisi Lain Baju Itu Itu Saja"
kan tren mode berputar ya, manatahu nanti hits lagi model2 baju teteh.
Warnanya lucu banget (pas aku juga suka hehe)
Secondly, aku sama, suka juga beli baju yang warnanya beda dari 1 jenis kalo memang sudah cocok hehe.. Toss
Somehow mengurangi mental load saat memilih. Tinggal pilih beda warna, langsung let's go!
Begitu suka dengan model baju, dia akan beli baju yang plekkkk sama, warnanya juga sama. Dan bisa dibilang, setiap ke kantor, bajunya sama terus, Teh. 😂🤣.
Lihat closet-nya, berderet kemeja itu semua 😂.
Saya pernah iseng nyeletuk, "Pap nanti temen-temen Pap ngira kalo Papi ga punya baju??".
Lalu dijawabnya, "Biarin..."