Mengapa Saya Cinta Mati Sama Telegram
Kalau kamu tim Telegram atau WhatsApp (WA)?
Saya itu awalnya tim WA garis keras. Rasanya kesel banget kalau ada grup yang mengharuskan saya buka akun Telegram. Sempat beberapa kali saya putus nyambung dengan Telegram. Kalau ada butuhnya, diinstall. Tapi dengan mudahnya tidak dibuka dan terlupakan. Saat itu saya merasa lebih nyaman dengan melihat tampilan WA.
Baru pada awal 2022, mata saya terbuka untuk melihat kelebihan Telegram dan memilih untuk mendukung pemindahan komunitas yang saya ikuti seperti KLIP dan Mamah Gajah Ngeblog (MGN) pindah ke Telegram.
Pada bulan-bulan awal, memang sih sempat ada keraguan mengenai kelebihan dan kekurangan Telegram. Namanya juga masih penyesuaian gitu. Masih suka membanding-bandingkan dengan WA. Agak kepikiran apa perlu kembali pindah ke WA saja atau tetap di Telegram. Tapi waktu itu diputuskan bahwa kami nggak bisa plin-plan. Harus dicoba dulu selama 1 tahun penuh. Baru nanti setelah 1 tahun kami tinjau kembali.
Dan benar saja. Setelah 1 tahun berlalu, saya merasa mantap dan cinta mati sama Telegram dibandingkan dengan WA. Walau seiring waktu WA mulai ikut-ikutan memiliki beberapa fitur Telegram, tapi tetap menurut saya Telegram memiliki keunggulan yang tidak bisa disaingi.
Berikut beberapa kelebihan Telegram yang membuat saya cinta mati:
#1 Server Terpusat
Berbeda dengan WA yang menghabiskan memori penyimpanan, Telegram memiliki server terpusat untuk setiap datanya. Jadi kita nggak perlu pusing urusan perlu clear chat karena memori penuh.
Saya paling hobi nih clear chat di grup WA biar HP saya terasa ringan dan kosong. Apalagi kalau sudah yang namanya perang stiker, wah itu parah bangetlah dalam ngabis-ngabisin memori dan kuota. Saya turut berduka cita kepada teman-teman yang masih mengandalkan kuota dan bukannya wifi untuk komunikasi. Pasti hal tersebut akan sangat memboroskan.
Di Telegram, saya tidak pernah melakukannya karena clear chat karena data yang ada tersimpan dengan aman di server. Termasuk semua media. Mau perang-perang stiker juga nggak masalah.
#2 Bisa Buat Folder untuk Komunitas
Saya merasa fitur ini sangat penting untuk membantu kita mengatur banyaknya grup dari satu komunitas. Sebagai pengurus KLIP, selain punya grup utama yang berisi seluruh peserta, saya punya grup pengurus umum, grup tim pengurus kecil, grup kegiatan anak-anak komunitas KLIP.
Satu komunitas, bisa beranak cucu jadi sejumlah grup. Kalau di WA, grup-grup ini berantakan. Tapi di Telegram, kita bisa mengaturnya dalam bentuk folder tertentu. Bahkan untuk japrian juga sudah default dibuat folder terpisah dari yang grup.
![]() |
Di Telegram anak cucu grup dari tiap komunitas bisa teratur rapi. |
#3 Membuat Pesan Terjadwal
Ini juga fitur yang keren abis. KLIP sebagai grup yang punya jadwal buka dan tutup grup teratur pada pukul 9.00 pagi dan 21.00 malam, sangat terbantu dengan adanya pesan terjadwal ini. Jadi pengurus tidak perlu pakai alarm terpisah untuk membuka dan menutup kelas. Cukup diatur saja bahwa pesan tersebut akan tayang pada jam yang telah ditentukan.
#4 Bisa Edit Pesan yang Sudah Terkirim
Namanya juga ibu-ibu yang jempolnya kebesaran. Salah kirim pesan atau typo sering sekali terjadi. Tapi di Telegram hal itu tidak pernah jadi masalah. Setiap pesan bisa diedit. Nggak perlu dihapus dulu dan mengirimkan pesan baru.
Saya paling sering memanfaatkan fitur ini. Secara tidak langsung fitur ini membuat chat lebih efisien. Karena orang tidak perlu meralat dengan menambah chat baru. Ia cukup mengedit chat yang telah dibuatnya.
#5 Bisa Buat Topik dalam Grup
Ini adalah fitur terbaru di Telegram yang baru saya ketahui. Biasa kan ya dalam sebuah grup itu kita ngobrolnya ngalor ngidul. Bahas ini lah, bahas itu lah, lalu nanti kita perlu manjat yang tinggi untuk mencari lagi tema tertentu.
Nah sekarang Telegram memperkenal fitur topik yang bisa diaktifkan oleh owner dari grup. Dalam topik kita bisa memisahkan jenis obrolan tertentu sehingga memudahkan orang untuk bisa mencari tema yang dibutuhkan.
Contohnya untuk grup KLIP, saya sudah menyiapkan topik untuk kenalan, rapor, info event menulis, info IP, Share Tulisan Harian, dan defaultnya topik general. Dengan adanya topik seperti ini, tentunya grup akan semakin rapi dan enak untuk dikunjungi.
![]() |
Dengan topik, obrolan di grup jadi bisa lebih teratur. |
#6 Orang Baru Tetap Bisa Baca Chat Sebelumnya
Di Telegram ada setting yang mengatur bahwa obrolan sebelumnya bisa terbaca oleh orang yang baru join atau tidak. Ini juga penting untuk grup yang rutin menerima orang baru. Jadi kita tidak perlu mengulang-ulang informasi yang sama untuk orang baru.
Cukup kita pin pesan yang penting, orang yang baru masuk tetap bisa membaca pesan-pesan sebelumnya.
#7 Nomor HP Tidak Mudah di Save Orang Lain
Ini menurut saya pengamanan yang cukup bagus dari Telegram. Kita lebih aman untuk masuk grup baru di Telegram karena kita bisa mengatur orang lain tidak bisa melihat nomor HP kita. Berbeda dengan WA dimana semua orang di grup bisa men-save nomor kita.
Kita bisa membagikan alamat telegram kita tanpa memberikan nomor telepon. Benar-benar brilian!
#8 Kalender untuk Mencari Chat pada Hari Tertentu
Kalau kita klik tanggal di chat Telegram, kita akan mendapatkan tampilan kalender yang menunjukkan chat di tanggal-tanggal tertentu. Kita bisa langsung menuju obrolan pada tanggal tertentu jika diperlukan. Ini cocok banget buat ibu-ibu yang pelupa. Sekaligus kita jadi tahu juga kapan hari-hari sepi dan hari-hari ramai dari sebuah grup.
![]() |
Cukup klik tanggal pada chat grup, maka akan tampil kalender seperti ini. Kita tinggal klik mau mencari chat tanggal berapa. |
#9 Relatif lebih spesial
WA adalah grup sejuta umat buat saya. Ya grup alumni sekolah, tetangga, pengajian, keluarga besar, sekolah anak-anak, sejumlah komunitas, semuanya ada di WA grup. Jumlahnya bisa sampai 2 lusin. Mual saya lihatnya juga. Sebagian besar grup tidak sempat terbaca saking ramenya.
Sementara Telegram adalah untuk komunitas saya yang paling spesial seperti KLIP, Mamah Gajah Ngeblog, dan yang terbaru adalah Drakor Class. Jadi ketika saya buka Telegram, itu adalah waktu yang khusus saya dedikasikan untuk ketiga grup ini. Bukan grup yang saya buka untuk sekedar clear chat.
Demikianlah 9 kelebihan dari masih banyak lagi kelebihan lain Telegram yang paling bikin saya cinta mati dan tidak mau beralih ke lain hati. Asli deh, Mas Pavel Durov yang punya Telegram itu genius dan tahu banget apa yang dibutuhkan penggunanya. Walau ia kadang suka nyinyirin WA di channelnya.
Kamu sendiri lebih suka Telegram atau WA?
(1000 kata)
11 komentar untuk "Mengapa Saya Cinta Mati Sama Telegram "