Bagaimana Cara Menjadi Menantu Kesayangan

menantu kesayangan

Kemarin saya mendapat kenalan baru. Kami adalah sesama orang tua murid. Cuma bedanya, anak saya Raka yang sekolah di tempat itu adalah anak pertama. Sementara beliau adalah anak terakhirnya. 

Ceritanya anak beliau semuanya ada 8 orang. Sebagian besar sudah lulus sarjana, bekerja dan berumah tangga. Tinggal dua orang lagi yang masih menempuh pendidikan. Seorang di PTN, dan yang bungsu ini yangseangkatan dengan Raka.

Biasalah ya, ibu-ibu kalau sudah ngumpul itu yang diceritakan adalah anaknya. Bermula dari cerita bagaimana si kakak yang juga almamater sekolah yang sama bisa masuk PTN melalui jalur undangan, sampai mengenai biaya sekolah si adik bungsu ini sekarang tanggung jawab para kakak-kakaknya dan bukan si orang tua lagi.

Tipikal obrolan yang selalu bikin saya tertarik. Entah kenapa saya selalu suka ngobrol dengan para orang tua senior seperti ini. Pengalaman mereka adalah guru yang sangat berharga buat saya. 

Salah satu bagian yang menarik dari cerita beliau adalah saat cerita tentang menantunya. Ia cerita bahwa menantunya ini sangat baik. 

Ehm… sekilas saya terpikir bahwa menantu yang baik dan akan dibanggakan mertua itu adalah menantu yang berpenampilan menarik, pintar masak, pintar mendidik anak-anak yang berprestasi, sopan, dan tidak sombong, serta tentu saja bisa cari uang sendiri. Kamu juga punya bayangan seperti itu nggak untuk bisa menjadi menantu yang baik?

Dan saya benar-benar dibuat terpana sama cerita si Ibu mengenai kekagumannya sama salah satu menantunya. Si menantunya ini ibu rumah tangga biasa. Ia suka datang ke rumah Mama Mertuanya untuk bantu-bantu. Kalau dia bantu-bantu bebersih, itu benar-benar bersih dan tidak asal-asalan. Dikerjakan dengan sepenuh hati. Misalnya saat mencuci piring dan sabun cuci piring tidak ada, si menantu tidak akan segan-segan untuk membeli sabun cuci piring sendiri.  “Orangnya nggak hitungan,” kata si Ibu.

Karena senang punya menantu yang menurutnya tidak perhitungan ini, saat ia dikasih uang sama anaknya, ia sering memilih untuk bilang ke anaknya uangnya biar untuk istrinya yang baik itu saja. Wah... terharu nggak sih... Saya sampai terpana. Ini serius ada Mamah Mertua yang terkesan sama hal-hal sekecil ini saja? 

Saya berpikir yang akan dibanggakannya adalah pemberian-pemberian besar, namun ternyata hal-hal yang saya nilai sepele. Tapi mungkin dikerjakan si menantu dengan penuh ikhlas dan sukacita. Jadi benar-benar sampai ke hati si Mamah Mertua. Sampai ia bisa membanggakannya ke orang yang baru dikenalnya.

Ternyata ke anak perempuan beliau pun, ia menekankan untuk baik ke mertua. Bahwa seorang istri itu harus sayang sama orang tua suami. Karena bagaimanapun, suami itu adalah hasil jerih payah orang tuanya. Jadi harus benar-benar diperlakukan dengan baik, sebaik ke orang tua sendiri. 

Walau awalnya si anak perempuan tidak terlalu nyaman dengan mertuanya, sebagai orang tua, si ibu ini terus memberikan pengertian dan bukan malah memprovokasi hubungan anak dengan mertuanya. Akhirnya si anak jadi bisa memahami mertuanya dan punya hubungan yang baik dengan mertuanya. 

Si Ibu dengan bangganya cerita kedekatan anak perempuannya ini dengan mertuanya. Bagaimana kalau si ibu lagi masak, anak perempuannya ini ingat untuk membagikan makanan tersebut untuk ibu mertuanya. 

Sekali lagi, saya tidak menyangka, hal-hal seperti ini bisa begitu menyentuh hati seseorang. Hal-hal sederhana, yang dilakukan dengan hati dan keikhlasan...

Ini kita bukan bicara pemberian uang dalam jumlah besar. Bukan bantuan yang rumit-rumit. Ini adalah hal-hal sederhana dalam keseharian. Saya bahkan curiga, anak-anak atau menantu beliau tidak tahu bahwa yang mereka lakukan itu bisa benar-benar berarti buat ibu mereka. 

Subhanallah… semoga saya juga bisa punya kebesaran hati dalam melihat hal-hal yang begitu indah dalam kesederhanaan seperti ini. Terima kasih Bu, untuk semua ceritanya…

(570 kata)

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

8 komentar untuk "Bagaimana Cara Menjadi Menantu Kesayangan"

Comment Author Avatar
Barakallahu buat ibu-ibu yang teh shanty ceritain. Aku ikut terharu :') Nyaman sekali punya ibu yang mudah bersyukur seperti beliau.

Dan sepertinya mengasuh 8 anak juga nggak berat buat beliau ya. 😁 *ngingetin diri sendiri yg punya dua anak tapi masih suka ngeluh*
Comment Author Avatar
Itu sih yang aku pelajari dari ibu ini. Hidup sepertinya akan lebih ringan kalau kita mudah bersyukur. Bersyukur nggak banyak syaratnya. Apalagi yang bergantung dari orang lain. Orang lain harus ini, orang lain harus itu, baru saya bisa bahagia. Lah... ribet kalau sudah begini.
Comment Author Avatar
Masya Allah. Mungkin what goes around comes around, alias Karena mengajarkan anak perempuan baik sama mertua, maka dapat menantu yang berperilaku sama :) aamiin aku juga jadi menantu dan dapat menantu begitu, hehe
Comment Author Avatar
Amin.... amin.... Masih panjang waktu belajarnya Din.
Comment Author Avatar
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para mertua maupun calon mertua yang lain, menunurutku pribadi temannya mbak itu melihat menantunya baik JUSTRU karena dia baik. Makanya bahkan hal kecil yang diberikan menantang pun dia jadi bahagia dan bangga.

Kalau hati seorang ibu (mertua) sudah diset untuk gak puas, anak atau menantu kasih lebih dari yang dia mampu pun dia gak akan happy.

Sejak dulu, PR selalu diberikan kepada menantu supaya jadi menantu yang baik. Semoga mulai jaman now PR itu diklaim baik oleh orangtua maupun anak. Karena it takes two to tango 😉
Comment Author Avatar
Terus aku teringat cerita Oshin. Oshin itu pas jadi menantu disiksa mertuanya. Pas jadi Mertua, dibuat pusing sama menantunya. Lah... mau baik sebagai menantu dan mertua sama beratnya buat Oshin. Mungkin memang perlu banyak-banyak berdoa biar selalu ketemu orang yang asyik-asyik aja dan nggak banyak menuntut.
Comment Author Avatar
Semoga kita bisa jadi mertua yang baik kayak ibu itu 🙏
Ntaaar... ntar kl dah punya mantu, tentunya! 😂
Comment Author Avatar
Amin.... amin. Sekarang latihan jadi menantu yang baik dulu aja Fi.