Bagaimana IP Bandung Mengubah Seorang Shanty

Perubahan bersama ip bandung

Saya memang belum mengenal Ibu Profesional (IP) Bandung pada hari kelahirannya 9 tahun lalu. Hanya dari album di FB Group Ibu Profesional Bandung saya tahu kalau Kuliah Umum Perdananya dengan tema Magic Communication in Parenting, Membangun Komunikasi Produktif dalam Keluarga bersama Bu Septi dan Pak Dodik di GSG Salman berlangsung pada 25 Januari 2014.

Padahal saat itu, tema-tema seperti ini yang sedang menarik perhatian saya. Sebagai mamah yang temannya hanya 2 balita, Raka 7 tahun dan Sasya 4 tahun, serta Abahnya tentu saja, saya lagi semangat-semangatnya untuk mencurahkan seluruh perhatian untuk perkembangan anak-anak. 

Karena Raka terlihat begitu spesial, saya mulai melirik yang namanya homeschooling di Bandung. Dari hasil searching mbah Google, mendaratlah saya pada sebuah blog seorang ibu bernama Insania Zakia yang menceritakan pengalamannya sebagai anggota Ibu Profesional Bandung dan anak-anaknya yang mengikuti kegiatan homeschooling di Taman Lansia Bandung. 

Beneran ya, the power sebuah tulisan di blog itu terasa sekali manfaatnya. Jadi teman-teman…. Menulis lah. Kamu tidak pernah tahu bahwa tulisan seadamu itu bisa membantu merubah hidup orang lain ke arah yang lebih baik. 

Awal Mula Kenalan dengan IP Bandung

Pendek cerita, saya ikut hadir di salah satu kegiatan Pramuka yang dilaksanakan di Taman Lansia Bandung. Di sana saya jadi bisa berkenalan dengan ibu-ibu yang juga punya minat yang sama dalam pendidikan keluarga. 

Mereka mengajak saya untuk datang ke sebuah seminar Home Education pada 13 September 2014 di SD Darul Hikam dengan pemateri Bu Septi dan Pak Harry Santosa.

Pada hari itu, untuk pertama kali saya ketemu Bu Septi dan resmi mengenal Komunitas Ibu Profesional yang dikenalkan oleh Teh Dita Wulandari sebagai Ketua IP Bandung pertama. 

Sssttt tau nggak, saat itu saya sempat duduk di sebelah Bu Septi. Saya deg deg an banget sebenarnya karena pengen minta foto bareng. Yang pada akhirnya tidak saya lakukan karena malu. Atau mungkin juga karena yakin akan ketemu lagi di lain waktu. Ha…ha…

Baru pada pertengahan 2015 memutuskan untuk bergabung dengan WA Group Komunitas IP Bandung yang masih segelintir penghuninya. Saya masih ingat, saat itu sempat ada keributan karena ada yang share bahwa tidak boleh menyebut Bunda karena pertimbangan religius. 

Duh…kocak deh. Terus ada yang ngambek dan left group segala. Saya juga hampir melakukannya. Untung akhirnya masalah selesai dan sejak saat itu rasanya tidak pernah ada lagi isu SARA di grup IP Bandung hingga saat ini. Two tumbs up!

Perkenalan saya dengan Bu Septi berlanjut pada sebuah Kuliah Umum pada 10 Desember 2015 di Bapusibda Bandung. Dari situ saya jadi tahu apa yang sebenarnya menjadi misi Bu Septi dalam mendirikan Ibu Profesional sebagai wadah buat para perempuan Indonesia. 

Saya baru benar-benar aktif sebagai anggota IP Bandung saat mengikuti Kelas Matrikulasi Batch 1 pada 9 Mei - 18 Agustus 2016 yang dilaksanakan Bu Septi di platform WA. Dari Bandung kami hanya ada belasan orang, tapi itu angka terbanyak dibandingkan peserta dari kota-kota lain. 

Sertifikat lulus Matrikulasi IP batch 1

9 Perubahan bersama IP Bandung

Dalam rangka perayaan 9 tahunnya, IP Bandung mengadakan tantangan My 9rowth Journey. Sebuah tantangan untuk menceritakan 9 perubahan yang saya dan keluarga rasakan selama bergabung di IP.

Terus terang saya sempat ragu, masa iya sih saya ada berubah selama ini? Rasanya saya kok ya jalan di tempat saja. Tapi setelah membuka album-album lama kebersamaan dengan IP, semua memori jadi teringat kembali. Dan saya jadi bisa mengingat betapa naifnya saya dulu.

Tidak menyangka, saya benar-benar mengalami bukan 1, bukan 2, bukan 3, tapi beneran 9 perubahan selama bergabung bersama IP. Luar biasa kekuatan sebuah komunitas!

Family gathering ip bandung 2016
Acara Family Gathering Fasilitator IP Bandung pada 14 Agustus 2016 di Cimahi

#1 Dari Hanya Keluarga Jadi Mendapat Banyak Teman Baru

Saya berhenti bekerja sebagai arsitek di sebuah konsultan pada tahun 2007. Hanya beberapa bulan setelah anak pertama lahir. Dari saat itu hingga mengenal IP Bandung pada 2014, saya hanya berteman dengan anak-anak dan suami di rumah saja. Waktu habis untuk bermain dengan kedua pelawak kecil saya ini. 

Baru ketika mengenal komunitas IP Bandung, saya bertemu banyak ibu rumah tangga hebat yang ternyata tetap bisa produktif walau hanya di rumah dan punya anak kecil.

IP Bandung juga menjadi pintu buat saya jadi mengenal banyak komunitas parenting lain dan komunitas blogger yang kemudian saya tekuni. Tidak hanya kegiatan online, saya juga senang dengan kegiatan offline seperti dengan para tetangga dan sekolah anak-anak. 

Shanty Go Public ceritanya.

PJ Rumbel IP Bandung
Rapat PJ Rumah Belajar IP Bandung pada Juni 2016 di Taman Balaikota Bandung.

#2 Dari Sok Tahu Jadi Fasilitator dalam Mendidik Anak

Jadi orang tua itu memang rentan merasa pintar dan memaksakan kehendaknya kepada anak. 

Saya suka dengan ilmu-ilmu parenting yang disampaikan Bu Septi berdasarkan pengalamannya mengasuh 3 putra-putrinya yang menurut saya lebih pas untuk saya terapkan pada anak-anak. Jadi bukan memaksakan apa yang dinilai baik oleh orang tua untuk dikerjakan sama anak, tapi lebih ke menemani anak untuk menemukan fitrah sejati mereka secara alami.

Diskusi Bunsay bersama Dita Wulandari IP Bandung
Acara Diskusi Parenting bersama Teh Dita Wulandari pada 12 Desember 2015

#3 Dari Belajar Jadi Bermain Bersama Anak

Alhamdulillah saya mengenal IP saat anak-anak di usia yang tepat untuk bisa lebih banyak bermain daripada belajar. Saat itu Raka di usia SD dan Sasya di usia TK. 

Pengalaman di IP mengajarkan kalau dalam bermain, sejatinya mereka belajar lebih banyak. Dan itu terbukti berhasil untuk anak-anak saya melalui masa kanak-kanak mereka. Mereka kini bisa tumbuh menjadi anak-anak yang suka belajar (walau susah) dan mampu memotivasi diri dengan baik. Ini kan yang mahal harganya?

 kumpul IP Bandung bersama bu septi
Ngobrol bareng Bu Septi Peni Wulandani pada 28 April2016 di Rumah Makan Cibiuk Bandung

#4 Dari Dilayani menjadi Melayani

Dari sekedar pasif mendapatkan materi baik dari kegiatan offline maupun online, kami diajak untuk menjadi fasilitator program-program di IP. Ternyata benar ya dari melayani, kami belajar lebih banyak lagi.

Saya mulai menjadi Fasilitator setelah lulus dari program Matrikulasi batch 1 dan kemudian bertugas menemani teman-teman di IP ASEAN, Non ASEAN, dan Gabungan. Dulu diaspora di IP masih belum sebanyak sekarang. Masih bisa di 1 grup saja.

Sertifikat fasilitator Matrikulasi IP Asia

#5 Dari Tidak Punya Rekening Jadi Punya Penghasilan

Sempat 8 tahun nggak gajian, rekening bank saya mati. Namun saat menjadi fasilitator, Bu Septi meminta nomor rekening untuk mendapatkan ‘gaji’ sebagai fasilitator. Akhirnya saya pun jadi punya buku rekening lagi atas nama sendiri. Wah… bangga dan terharunya deh rasanya.

 Apalagi sejak saat itu, rekening itu jadi hidup walau isinya hanya receh-receh untuk sekedar bisa menekuni hobi ngeblog dengan uang sendiri. 

#6 Dari Hobi Random Jadi Blogger

Dari sekedar menulis di kertas yang sering dirobek anak-anak, teman-teman di IP Bandung memberi ruang untuk saya mengembangkan hobi menulis menjadi lebih bermakna.

Dari blog sederhana di blogspot, pindah ke wordpress gratisan, mulai mencoba wordpress berbayar, hingga seperti sekarang berlabuh di ceritashanty.com ini.

koleksi blog shanty dewi arifin
Berbagai koleksi blog saya untuk berbagi cerita dengan teman-teman IP

#7 Dari Murid Jadi Guru

Dari tidak punya pengalaman dan begitu pemalu saya perlahan mendapatkan banyak ilmu baru dari IP sehingga bisa dipercaya untuk berbagi di komunitas lain.

menjadi nara sumber acara menulis
Cukup PD untuk berbagi sedikit ilmu buat teman-teman yang memerlukan.

#8 Dari Masalah Jadi Tantangan

Perubahan mindset menjadi lebih positif sangat saya rasakan di IP. Menjadi IRT itu punya banyak masalah, tapi ketika dilihat dengan sudut pandang tantangan, maka semua menjadi tidak seberat sebelumnya.

Di IP saya menemukan banyak teman-teman yang solutif dalam menghadapi masalah. Dari mereka saya belajar banyak.

#9 Dari Lokal Jadi Global

Siapa sangka dari sekedar obrolan chat di WAG IP Bandung pada akhir 2015, komunitas ODOPfor99days yang saya inisiasi tumbuh menjadi KLIP yang seperti saat ini.

Padahal awalnya ini hanya sebuah kegiatan sederhana untuk beberapa teman di IP Bandung yang tertarik untuk belajar menulis dengan konsisten berlatih menulis rutin bersama.

Ketika ide ini terdengar oleh Bu Septi, beliau membagikannya di sosial medianya. Sehingga saya pun melihat itu sebagai lampu hijau untuk membagikannya ke komunitas saya yang lain seperti ITB Motherhood. 

Untuk pertama kalinya kegiatan IP terbuka untuk orang non IP. Sisi baiknya, orang yang belum kenal IP jadi tertarik untuk masuk IP. Kami menyebutnya sebagai terasnya IP.

Sejak 2019 ODOPfor99days diubah menjadi KLIP atau Kelas Literasi Ibu Profesional. Dari yang durasinya hanya 99 hari, menjadi 1 tahun penuh. Dari kewajiban hanya 1 tulisan per minggu, menjadi 10 tulisan per bulan. 

Makin berat. Tapi makin diminati banyak orang. Alhamdulillah untuk KLIP 2023 terdaftar 369 perempuan yang sama-sama akan berjuang menunjukkan konsistensi menulisnya hingga akhir tahun. 

Selamat Ulang Tahun ke-9 IP Bandung

Belajar Public Speaking IP Bandung 2016
Pertemuan ke-4 RB Public Speaking pada 27 Agustus 2016 di Cekeran Midun Padjajaran.

Membuka album lama ini sekaligus membuat saya kangen dengan teman-teman lama di IP Bandung seperti Nca Nisa Nur'arifah, Tasya Sugito, Wening Prihapsari, Isti Khairani, Ai Santiani, Insania Zakiyah, Nita Purnama Sari, Putri Yudha Kusuma, Putri Poe Nur Annisa, Ismi Fauziah, Lutfia Hastiani Muharram, Mesa Dewi Puspita, Wiwik Wulansari, Shinta Rini, Elma Fitria, Noor Yasmin Ishma, Fiena Ihsanudin, dan daftar absennya yang masih panjang lagi. I miss you all....

Terima kasih IP Bandung. Selamat ulang tahun ke-9. Selalu bisa menanam kebaikan dan meluaskan kebahagiaan. 

Semoga terus bisa membantu perempuan Indonesia untuk bisa menjadi lebih menikmati hidupnya dalam kebersamaan mereka bersama keluarga dan masyarakat.

Let’s 9row To9ether.

#thechan9esinme #ibuprofesionalbandung #9rowto9ether #bersinergijadiinspirasi #ip4id2023

ulang tahun ip bandung ke-9

(1500 kata)



Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

4 komentar untuk "Bagaimana IP Bandung Mengubah Seorang Shanty"

Comment Author Avatar
Koq aku jadi ikut nostalgia ke masa-masa itu. Belajar bareng di diskusi-diskusi RB, join kepanitiaan acara, rapat ngurus komunitas bareng. Makasih ya teteeeh, udah jadi teman belajar dari dulu, n ngga bosen ngasih semangat n strategi konkrit buat terus nge-KLIP.
Comment Author Avatar
Seru banget sih acara-acara kita itu ya. Jadi ingat acara seseruan sama anak-anak petik buah di Cimahi itu. Kehangatannya rasanya tetap menempel sampai sekarang. Mudah-mudahan Mesa di Wina juga bisa tetap punya teman-teman seru seperti di Bandung.
Comment Author Avatar
Thank you teh Shanty, aku terbantu memulai MGN hingga sekarang karena dibantu teh Shanty. Aku juga berasa gabung komunitas setelah jadi Ibu itu bagus sekali. Alhamdulillah komunitas yang aku coba ikuti (dan inisiasi) semoga menularkan vibe semangat dan positif juga
Comment Author Avatar
Ibu-ibu selalu perlu komunitas dan lingkungan yang positif buat kesehatan mentalnya ya Din. Memang paling asyik itu komunitas yang berhubungan dengan hobi.