Pengalaman Punya Kucing di Rumah

 

pengalaman punya kucing di rumah

Sebenarnya sih saya nggak terlalu berminat memelihara binatang di rumah. Kebayang harus menyiapkan makanannya dan membersihkan kotorannya.Nambah-nambah kerjaan nggak sih? 

Anak-anak sebelumnya sempat punya beberapa ikan kecil di aquarium kecil. Punya ikan lumayan tidak terlalu merepotkan. Cukup dikasih makan yang ditaburkan setiap pagi. Membersihkan aquariumnya paling sebulan sekali. 

Saat itu kami lumayan terhibur dengan melihat ikan yang bergerak-gerak. Sekedar enak di mata saja sih. Tapi nggak bisa disentuh.

Sasya dan Raka sebenarnya suka kucing dan kepengen memelihara kucing. Saya sih nggak terlalu yakin. Tapi melihat mereka begitu suka dengan kucing tetangga, akhirnya saya kasih janji untuk boleh pelihara kucing kalau mereka sudah lebih besar. Mungkin saat Sasya setidaknya 10 tahun dan sudah bisa mengurus kucing sendiri. Jangan sampai Mama jadi ketambahan kerjaan baru.

Pada 23 Agustus 2018, nggak ada angin nggak ada hujan, Mamanya salah seorang teman sekelas Raka ke rumah sambil membawa kotak berisi 3 anak kucing kecil. Katanya ini anak kucing dikasih sama guru di sekolah. Sayangnya anak mereka ada yang alergi, jadi nggak bisa melanjutkan memelihara. Ia ingat Raka dan Sasya yang suka kucing, jadi deh ditawarin ke kami. 

Duh, kalau sudah begini mau bilang apa. Mana anak-anak sudah kegirangan lagi menyambut 3 anak kucing yang konon katanya baru ditinggal mamanya karena ketabrak kendaraan. Anak-anak memberi nama mereka Ani, Ono, dan Ona.

Yang paling cantik tu si Ani. Sayangnya ia yang terlihat paling lemah. Dalam beberapa minggu di rumah, Ani akhirnya meninggal. Duh sedih banget deh melihat Ani yang melemah dari hari ke hari. Pada hari kematiannya, dua saudaranya tidur mendampinginya. Wah, Sasya sampai berurai air mata berhari-hari. 

Kalau Ono dan ona tu bawaannya berkelahi melulu. Ngeri banget lihat dua kucing kecil saling gelut. Ono sering pergi-pergi dan super aktif. Sementara Ona lebih anteng di rumah. Suatu hari Ono terlihat sakit. Kami sempat membawanya ke dokter hewan waktu itu. Sayang Ono memilih meninggalkan rumah. Katanya kucing yang mau meninggal lebih memilih meninggal tidak di rumah yang ia tinggali. Wallahualam.

Kini hanya tinggal Ona seekor di rumah kami. Kucing kampung yang tampangnya jutek tapi selalu jadi kesayangan keluarga dengan tingkahnya yang lucu-lucu.

Ternyata punya kucing itu lebih asyik daripada punya ikan. Kelakuannya itu loh, ampun dah bikin ngakak. Gaya tidurnya, gayanya minta dibelai, gayanya minta makan atau kepo dengan makanan di kulkas. 

Repot nggak sih punya kucing?

Nggak juga sih. Mungkin karena cuma 1 ya. Dan kami memang nggak berniat nambah kucing lagi. Ona tu paling nggak suka ada kucing lain yang masuk ke pekarangan kami. Langsung diusir sama Ona sampai bulu-bulunya berdiri semua. 

Kebutuhan Ona selama ini hanya membeli pasir untuk kotorannya dan makanan saja. Budgetnya sebulan sekitar 100 ribu lah sebulan. 

Untuk memandikan, itu bagiannya Sasya. Sekitar 2 minggu atau 1 bulan sekali. Kalau sudah waktunya mandi, drama banget deh si Ona itu. Pinter banget dia sembunyi dan nyumput-nyumput. Alergi air beneran deh ni kucing. Hanya Sasya yang bisa telaten membujuknya untuk mau dibawa ke kamar mandi.

Salah satu keuntungan punya kucing adalah untuk mengusir tikus di rumah. Pernah dong ada masanya Ona bisa menangkap 3 tikus kecil dalam 1 hari. Besoknya ada 2 lagi. Kalau bagian tikus kecil, Ona memang berani. Bahkan adegannya bisa jadi sangat sadis karena si tikus kecil dianggap mainan sama Ona.

Asal jangan ketemu Mama Tikus aja yang besar. Pernah ada tikus got di halaman rumah. Eh bukan tikusnya yang kabur, malah Onanya yang melongo lihatnya. Mungkin dia kira itu temannya. 

Apa Ona pernah sakit?

Pernah banget. Tercatat Ona sempat beberapa kali sakit. Tanda ia sakit itu dari nggak mau makan. Berdasarkan pengalaman kami dengan Ono, kami jadi tahu kalau kucing sakit itu perlu dikasih makanan yang lembut-lembut dulu. Kaya whiskas yang untuk kucing kecil itu. Bener sih, kalau dikasih ini, Ona mau. Kemudian ditambah dengan kuning telur dan sedikit madu. 

Biasanya dalam beberapa hari ia sudah normal lagi. Alhamdulillah.

Sempat juga belum lama ini Ona sakit lumayang parah. Bener-bener nggak ada yang bisa masuk termasuk air putih. Waduh, kami sudah khawatir banget kalau ini mungkin lonceng perpisahan sama Ona. Sasya udah berurai air mata aja tiap hari.

Tapi sekali lagi, Ona berhasil bertahan menghadapi masa kritisnya. Beneran kucing dengan daya antibodi yang tinggi nih si Ona. Setelah sekitar semingguan dan sempat sangat kurus, tiba-tiba ia segar lagi. Makannya langsung super banyak. 

Ah Ona, memang suka bikin khawatir saja. Terima kasih ya Ona, sudah mewarnai keluarga kami selama ini. 


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Punya Kucing di Rumah"