Bagaimana Menemukan Personal Branding bagi Seorang Blogger?

Flyer acara Personal Branding Bandung


Sebagai seorang blogger newbie yang masih kesulitan menentukan ciri khas, saya terus terang sangat tertarik dengan kajian mengenai Personal Branding dan Etika Blogger. Kebetulan banget teman-teman dari Katarasaevent pada hari Rabu, 13 Maret 2019 lalu, mengangkat tema ini dengan pembicara  Nurma Larasati (CEO Halal Local) dan Erry Andriyati si Bibi Titi Teliti.

Apa pemahamanmu tentang personal branding?

Ternyata ya Personal Branding itu sebenarnya bukan tentang diri kita loh! Tapi tentang nilai apa yang ingin kita berikan kepada orang lain.

Personal Branding is about other, not about you.

Cuma ya memang, sebelum bisa memberi kepada orang lain, kita perlu mengenal diri sendiri. Ada 2 pendekatan yang bisa lakukan untuk menemukan sesuatu yang ‘gue banget’ untuk membantu orang lain.

Yang pertama adalah Hedgehog Concept atau Konsep Landak. Konsep ini dikenalkan oleh Jim Collins dalam bukunya legendaris Good to Great tahun 2001. Intinya adalah mencari irisan apa yang benar-benar kita suka, bidang apa yang bisa membuat kita lakukan dengan sangat baik, dan apa yang bisa dibayar dengan baik.

Sumber: yoprowealth.com



Yang kedua adalah konsep Jepang yang di sebut Ikigai. Ikigai sendiri sebenarnya bisa berarti alasan untuk hidup, sebuah motivasi untuk membuat kita semangat bangun di pagi hari. Ikigai menambah 1 unsur dari konsep landak, yaitu apa yang dibutuhkan orang.



Ini sering kita lupa. Banyak orang telah melakukan apa yang mereka suka, dikerjakan dengan sangat profesional sehingga mendapatkan bayaran yang sangat baik. Tapi ada juga pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita.

Dibutuhkan kepekaan untuk bisa melihat apa yang benar-benar dibutuhkan oleh lingkungan kita. Pasti ada maksudnya kita ditempatkan dalam kondisi seperti tempat kita berada saat ini. Apa sih masalah yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kita? Bukan tidak mungkin, kita ditakdirkan berada pada posisi ini adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitar kita.
Ehm… jadi perlu merenung nih seharian.

Sumber: bonniegillespie.com


Nurma Larasati dalam kesempatan ini sempat menceritakan bagaimana ia menemukan personal brandingnya. Mulai dari remaja yang nerd, pemalu dan rendah diri. Kemudian dapat kesempatan kuliah di Malaysia pada tahun 2010, menemukan pekerjaan profesional pertamanya, gagal menyelesaikan kuliah masternya, melanjutkan program master di UK, hingga kini mendirikan perusahaan start up Halal Local yang telah dirintisnya sejak 2016.

Menurut Nurma, kita harus berani keluar dari comfort zone kita. Mulailah dengan mencoba hal-hal baru yang menarik dan sedikit menantang. Baru setelah itu berani mencoba hal-hal yang lebih sulit.

Personal Branding itu memang perlu proses. Bukan proses yang instan juga. Yang penting adalah kita konsisten dalam melakukan yang terbaik atas apa pun yang tengah kita kerjakan.

Begitu juga dalam urusan ngeblog. Perlu sabar dan konsisten dalam menulis.

Nggak semua orang punya bakat ngeblog loh!

Waktunya cipika-cipiki sama mamah-mamah blogger


Kalau kamu nggak nyaman berenang-renang di dunia maya berjam-jam buat posting tulisan atau blogwalking, nggak bisa terbuka menyampaikan isi pikiran ke orang lain, malas menulis dan membaca, hingga takut mengambil resiko dibully netizen yang maha benar, ehm…kayanya itu artinya kamu nggak bakat ngeblog deh.

Kebenaran memang menyakitkan. Tapi nggak usah maksa, kalau nggak mau buang-buang waktu. Mending mencoba bidang yang lain saja.

Menjadi blogger itu nggak semudah yang dikira banyak orang. Ada etikanya yang perlu dijunjung tinggi agar bisa jadi blogger yang punya integritas. Saya sendiri sering kagum sama blogger-blogger yang bisa konsisten ngeblog hingga 10 tahun.

Kalau saya baru serius ngeblog itu tahun 2016. Baru kenal yang namanya dunia blogging yang penuh mawar dan duri-duri. Sekarang ini kalau saya merasanya lagi jadi blogger ABG yang lagi labil mencari jati diri.

Pada dasarnya kalau saya sih ngeblog itu sebagai tempat latihan menulis sekaligus branding diri yang diletakkan di rak yang rapi. Nggak tercecer di mana-mana dan jadi mudah dicari.

Makanya saya senang sekali diingatkan lagi mengenai etika blogger sama Erry Indriyati yang pengalaman ngeblognya sudah 10 tahun. Buat teman-teman blogger, beliau ini cukup kondang loh dengan blognya yang sering mereview drama-drama korea.

nurma larasati dan erry andriyati
Lagi nyimak penjelasan Nurma Larasati dan Erry Andriyati 

#6 Etika Blogger yang perlu dipahami demi personal branding yang baik

Jadi ada 6 etika blogger yang disampaikan oleh Erry berdasarkan pengalamannya ngeblog selama ini.

#1 Pastikan konten original

Jadi nggak ada cerita tuh copas-copas tulisan dari orang lain. Itu namanya plagiat. Walau hanya 1 paragrap. Kalau mau mengutip tulisan orang lain, jangan lupa tulis saja sumbernya.

Saya sendiri sempat beberapa kali membaca blog teman-teman yang dengan seenaknya di copas orang lain. Duh, itu kan sama saja namanya dengan mencuri. Jangan sebut diri blogger kalau sampai copas tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

Menurut Erry sih, “Kalau blogger nggak bisa menulis, ya jangan jadi blogger. Mending jualan bala-bala aja.”

#2 Hargai sumber informasi

Nah ini nih yang kadang sering terlewat. Sering kita menggunakan gambar atau kutipan dari suatu sumber, tapi tidak memberikan kredit yang jelas. Ini juga merupakan bagian etika yang penting demi keberkahan sebuah blog.

#3 Menjaga privacy

Terkadang saat menulis kita suka lupa menjaga privacy orang-orang yang menjadi objek tulisan kita. Misalnya untuk kasus blogger parenting yang biasa mengekploitasi kelucuan anak-anak tercinta. Ternyata ada saatnya mereka tidak nyaman lagi tuh dipamer-pamer mamahnya di blog. Apalagi kalau ceritanya bikin mereka malu.

Saya sendiri baru menyadari ini ketika anak-anak sudah bisa membaca. Anak-anak sudah bisa protes mengenai bagian mana yang mereka ijnkan untuk diceritakan dan bagian mana yang tidak boleh disampaikan. Atau bagian mana yang sebenarnya kejadiannya tidak seperti itu.

Ketika menulis yang menyangkut orang lain, kita memang perlu untuk memastikan mereka tidak keberatan ceritanya diangkat ke blog.

#4 Mempertimbangkan Pro-Kontra

Berdasarkan pengalaman dibully netizen karena satu postingan, Erry jadi belajar mengenai cara menyampaikan pendapat yang lebih halus. Bukan nggak boleh ya menyampaikan pendapat. Cuma ya itu bahasa jangan yang kasar-kasar amat.
Nggak karena kita orangnya ceplas-ceplos tanpa basa-basi, tulisan kita pun boleh seperti itu. Masalahnya tulisan di blog itu akan terbaca secara terbuka oleh banyak orang dari berbagai kubu. Ada yang pro dan ada yang kontra. Nggak usah lah mencari sensasi dengan membuat postingan viral yang bikin orang perang.

#5 Be on time

Duh saya malu nih diingatkan soal ini. Yup, urusan on time ini adalah etika penting yang menunjukkan keprofesionalan kita. Ada 2 on time yang perlu diingat oleh seorang blogger kata Erry.

Yang pertama adalah on time tiba di lokasi acara. Waktu acara adalah waktu tiba acara di mulai. Bukan waktu baru pesan ojek online. Usahakan sih bisa berada di lokasi acara sekitar 15 menit sebelum acara mulai. Jadi masih sempat buat cari tempat duduk yang nyaman, cipika-cipiki sama teman-teman yang hadir, atau foto-foto lokasi mencari spot yang bagus.

Lah kalau datang acara sudah mulai, biasanya jadi kacau balau semuanya. Semuanya jadi serba buru-buru dan seadanya. #pengalamanpribadi

Selain on time datang ke lokasi acara, penting juga untuk on time dalam menyetorkan komitmen yang diminta. Kalau bisa sih, bisa beres jauh-jauh hari dan setor tulisan paling pertama. Minimal kan bisa dapat pageview lebih banyak daripada yang setor belakangan.

Jadi kudu sadar diri aja kalau yang sering diundang di event-event itu hanya blogger yang itu-itu saja. Mungkin karena kita dapat blacklist dari penyelenggara karena sering tidak amanah dengan komitmen yang diberikan.

#6 Integritas

Ini kata yang berat dan sering dilupakan para blogger. Sejak sekitar tahun 2013, para blogger mulai dilirik sejumlah brand untuk promosi. Mulai deh blogger yang tadinya menjadikan blog sekedar sebagai tempat curhat alay, berubah jadi tempat iklan sejumlah brand.

Ini nih yang perlu diatur. Misalnya untuk tidak mengambil promosi produk sejenis dengan jarak waktu yang terlalu berdekatan. Seperti iklan produk makanan A minggu ini, eh…minggu depannya sudah iklan produk makanan kompetitor. Menurut Erry sebaiknya berilah jarak sekitar 3 bulan.

Nah, gitu deh materi dari acara di CoffeToffe Jl. Surapati no.37 yang diikuti oleh sekitar 25-an blogger ini. Seneng juga bisa dapat ilmu baru, kenalan baru, sekaligus jadi tahu tempat nongkrong baru yang kece.

coffee toffee gasibu
Coffee Toffee, bisa jadi pilihan tempat ngupi-ngupi cantik sama teman di dekat Gasibu.

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

2 komentar untuk "Bagaimana Menemukan Personal Branding bagi Seorang Blogger?"

Comment Author Avatar
Wow mba masukannya sangat luar biasa. Saya pun baru berusaha ini membentuk karakter dari blog saya.

Terima kasih ilmu dagingnya
Comment Author Avatar
Sepakat!
Personal Branding itu bukan tentang kita, tapi bagaimana kita dikenal oleh orang lain atau citra kita di mata orang lain.

So,

"... Personal Branding is about other, not about you!"

So true, indeed!

Baidewei, salam kenal dari bumi Borneo ya, mba

Sepertinya ini kunjungan perdana ya...