Kekurangan dan Kelebihan Punya Banyak Grup WhatsApp

Grup WhatsApp

Berapa jumlah grup WhatsApp teman-teman? 

Kurang dari 20? 
Atau lebih dari 50 grup? 

Entah kenapa ya grup WA itu begitu mudah beranak-pinak. Sama seperti tumpukan setrikaan.

Saya sendiri awalnya membatasi WA Grup (WAG) maksimal hanya 20-an. Eh tahunya di akhir 2018 ini sudah tumbuh jadi 31. 

  • 4 grup Keluarga
  • 5 grup Alumni sekolah dan kegiatan
  • 7 grup Komunitas 
  • 7 grup Hobi 
  • 2 grup Lingkungan 
  • 4 grup Sekolah anak dan ekskul mereka
  • Plus 2 grup tambahan urusan kecil-kecil
Mungkin ini termasuk sedikit buat orang yang punya grup di atas 50. Cuma buat saya, keramaian WA Grup itu membuat saya tidak bisa fokus dengan informasi yang disampaikan. 

Kalau chat sudah keburu banyak, wah udah nggak ngejar harus scroll ke atas. Bawaannya langsung clear chat. Buat saya rasanya susah untuk bisa baca banyak chat dengan banyak orang yang berkomentar.

Referensi: Etika Grup WhatsApp dari Unida Gontor

Kalau grup cuma 5 mungkin masih asyik-asyik aja baca chat banyak-banyak. Lah kalau grup sampai  20-an yang aktif, ya repot juga bacanya. Akhirnya daripada ketumpuk dan tidak mungkin kebaca juga, akhirnya direlakan untuk di-clear chat lah semuanya. 


Bagaimana pun saya kan harus bisa pasang prioritas, mana yang sempat dibaca dan tidak. Kalau memang bukan rejekinya untuk mendapatkan sebuah info penting, ya sudah lah. Ikhlaskan saja. 



WAG

Loh kalau nggak sempat baca chat, kenapa nggak dirampingkan saja grupnya? Nggak usah maksa punya banyak grup? 


Kekurangan WhatsApp Group

Memang sih, WA Grup itu punya banyak kekurangan, seperti:

#1 Menghabiskan kuota internet

Walau memang kita bisa setting untuk tidak otomatis menerima gambar dan video, tapi tetap saja chatnya akan memakan kuota internet kita. 

Sebenarnya kalau pakai wifi, buat saya nggak ada masalah mau punya grup berapapun. Baru kerasanya pas lagi keluar dan saya pakai kuota harian yang sekedarnya untuk bisa pesan Gojek saja. Lah, baru dinyalakan datanya, chat WA langsung masuk bak air bah. Disitu kerasa banget, borosnya quota kalau punya banyak grup WA.

#2 Menghabiskan waktu untuk membaca

Memang tidak semua WAG itu ramai dan aktif. Tapi kalau sebuah grup diisi oleh 50-an orang atau lebih, sesedikitnya chat, tetap saja ramai. 

Saya punya salah satu grup yang tingkat keaktifannya luar biasa. Dalam sehari bisa ribuan chat kalau nggak di clear chat. Mending kalau chatnya pendek-pendek, lah ini banyak yang isinya curhatan panjang. Kadang hal yang seperti ini bikin kita yang nggak tertarik, jadi ikutan nyimak dengan khusyu.


#3 Membuat sulit fokus dan kehilangan konsentrasi

Saya tu paling sering buka WA dengan niat buat japri seseorang. Tapi begitu lihat grup, jadi baca-baca dulu. Terus lupa tadi mau japri siapa. Mungkin faktor usia yang sudah kepala 4 juga nih.

#4 Makan memori HP

Ini jelas lah, semakin banyak grup, semakin banyak tempat yang dibutuhkan untuk menyimpan sejumlah data. Mulai dari chat, gambar, suara, video, sampai sekarang yang lagi ramai adalah pakai stiker-stiker lucu itu. Yang tadinya nggak pengen menanggapi, jadi tergoda buat ikutan kirim stiker.

#5 Sumber informasi sampah

Nah kalau ini tergantung adminnya juga. Ada banyak grup yang sering jadi tempat menyebarkan berita-berita hoax atau info-info sampah tanpa referensi yang jelas. Ini jelas menyebalkan sekali. 

Saya sangat salut sama grup-grup yang adminnya tegas dimana di grup itu disebutkan tidak boleh menyebarkan berita hoax, membahas politik, atau lainnya yang tidak perlu. 

Yang repot itu, kalau kita berada di grup yang banyak seniornya dan mereka yang menyebarkan info tersebut. Ah...udah mending diam dan langsung clear chat aja, sambil berdoa semoga orangnya segera sadar. Nggak berani cari ribut saya mah! Tapi ada saran dari seorang pakar media, yang bisa kita lakukan saat orang menyebar hoax adalah memberikan berita pembandingnya. 


Saya ingat pernah melakukan ini. Cuma ternyata jawabannya adalah bahwa itu sekedar mengingatkan saja dan merasa tidak salah. Atau kadang ada juga yang tanggapannya tidak percaya dengan bantahan resmi karena dianggap “tidak ada maling yang mau ngaku.” Hadeh… cape deh. Ya sudah lah, makan tu hoax biar kenyang!


Duh, banyak juga kan kekurangannya. Terus gimana dong? Nggak usah punya WAG? 


Eh ada loh seorang kenalan yang pernah mengaku nggak punya satu pun grup WA. Loh kok bisa ya? Padahal beliau ini orang terkenal dan punya anak yang masih sekolah loh. Kok ya bisa selamat dari undangan untuk WAG keluarga, sekolah anak-anak, hingga pekerjaan? 


Ternyata penjelasan beliau, ia memang tidak suka punya WAG. WAG hanya untuk kegiatan insidentil yang langsung dibubarkan begitu tugas selesai. Ehm… menarik juga ya. Ini sesuai dengan tujuan WAG untuk memudahkan koordinasi. Tidak berarti kita perlu ngedon di situ lama-lama juga kan ya?


Hanya saja, saya belum berani seekstrim itu dengan melepas semua WAG. Buat saya manfaatnya WAG itu masih terasa.

Kelebihan WhatsApp Group

Bagaimana pun juga ada alasan dimana saya nggak rela keluar dari sebuah grup WA. Karena saya merasakan sejumlah manfaat berikut:

#1 Menjaga silahturahmi

Dalam grup WA, kita bisa tetap ingat dengan teman-teman yang sebelumnya pernah dekat dengan kita. Misalnya grup alumni sekolah atau kegiatan. Kita tidak perlu repot japri satu-satu kalau kangen sama mereka. Grup WA bisa terus menghidupkan kenangan tentang kebersamaan yang pernah dijalin. 

Salah satu grup WA dengan teman lama saya adalah grup teman-teman kuliah yang sudah kenal sejak 25 tahun lalu. Untuk grup SMA, SMP, bahkan SD, saya nggak sanggup untuk bergabung di grup WA. Cukup di grup FB saja. Lumayan kalau ada alternatif lain. Tapi memang intensitas keakraban di grup WA jauh lebih baik dibanding di grup FB yang jarang dibuka.


#2 Tempat bertanya

Ini salah satu yang asyik dari grup WA. Punya pertanyaan apa saja, saya bisa langsung tanya ke teman-teman di grup WA yang sesuai. Maka jawaban pun akan mengalir dengan deras. Mulai dari nanya cara bikin stiker personal buat grup WA sampai membahas diskusi yang berat-berat. 

#3 Tempat dapat informasi penting

Saya banyak sekali informasi penting dari teman-teman di grup WA. Apakah itu info acara seru atau obrolan seru yang membuka wawasan. Beragamnya orang di grup WA, membuat diskusi menjadi menarik. Itu sebabnya saya juga menyeleksi grup WA yang saya ikuti diisi oleh orang-orang yang memang asyik-asyik. Lumayan bisa dapat ilmu gratisan.

Baca juga: Pengalaman Pelatihan Active Citizens

#4 Sebagai tempat koordinasi

Kerennya grup WA itu adalah memendekkan jarak. Dalam 1 grup WA, kita bisa berkoordinasi dengan teman dimana pun. Tidak ada masalah jarak atau waktu. Saya bisa membahas soal penerbitan buku dengan teman-teman dari berbagai kota bahkan negara, cukup sambil tiduran dengan baju rumah nyaman. Alhamdulillah penjualan bukunya cukup bagus tanpa harus kami bertemu langsung.

Kesimpulan

Nah kalau sudah dijembrengin kekurangan dan kelebihannya seperti di atas, kerasa jadinya bagaimana kita perlu bersikap terhadap WA Grup. Mana grup yang perlu dipertahankan dan mana yang bisa direlakan saja.

Harapannya WhatsApp Group bisa membuat kita semua jadi lebih produktif sebagai manusia. Jangan sampai yang terjadi malah kebalikannya. Untuk itu pinter-pinter ya memilih WAG yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 



Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

1 komentar untuk "Kekurangan dan Kelebihan Punya Banyak Grup WhatsApp"

Comment Author Avatar
aku nggak hitung berapa banyak wag ku, tapi memang untuk grup alumni sekolah aku memilih ga ikutan kecuali ada even khusus. Sekarang wag udah kayak kepanitiaan, tiap even ada wag nya, hehehe...