Ketika Webtoon Study Group Diangkat ke Layar Kaca
Saya termasuk orang yang sangat suka menikmati karya adaptasi. Suka penasaran aja sih bagaimana ruang kreativitas berkembang dalam berbagai medium yang berbeda. Terutama kalau ceritanya memang menarik ya.
Saya mendapatkan rekomendasi Drakor Study Group ini dari anak saya Sasya. Katanya teman-temannya pada menonton drakor ini dan bilang bagus. Menurut saya, memang premisnya cukup unik. Yaitu tentang anak bodoh yang suka sekali belajar.
Ha gimana? Sepertinya ada yang salah kan ya. Anak pintar suka belajar, anak bodoh malas belajar. Itu kan normalnya. Bagaimana ceritanya ini kok ya ada anak bodoh yang suka sekali belajar.
Maka jadilah kami bela-belain nonton episode pertamanya di Viu (juga ada di Prime Video). Dan beneran dong, setelah episode pertama kami memutuskan langganan saja karena penasaran dengan drama 10 episode ini.
Bermula dari Webtoon
| .jpg) | 
| Tampilan webtoon Study Group | 
Webtoon yang banyak dibaca, biasanya memang langsung dilirik untuk dibuat versi drakornya. Seperti True Beauty, Lovely Runner, Itaewon Class, My Roommate is a Gumiho, Business Proposal, dan banyak lagi.
Untuk Study Group ini, saya memang lebih dulu nonton drakornya sebelum tertarik untuk baca webtoonnya. Ditulis oleh Shin Hyung Wook dan ilustrator Ryu Seung Yeon, dan tayang perdana pada 5 Januari 2019 melalui kanal naver. Season pertamanya mencapai 118 episode membutuhkan waktu sekitar 2 tahun. Versi Bahasa Indonesia di webtoon biasanya muncul beberapa bulan kemudian. Saat ini jumlah pembacanya mencapai lebih dari 200 juta.
Season kedua juga di 118 episode. Saat ini season 3 masih on going. Total episode yang telah yang dalam Bahasa Indonesia mencapai hampir 300 episode.
Jadi setelah menonton drakornya, yang penasaran bisa langsung menuju ke webtoonnya untuk cerita lanjutannya.
Adaptasi ke Drakor 10 episode
| .jpg) | 
| sumber foto: FB KDrama fans wordwide | 
Drakornya sendiri baru tayang pada 23 Januari - 20 Februari 2025. Jadi benar-benar ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya yang sudah setia membaca webtoonnya sejak 2019.
Jadi Study Group ini bercerita tentang Yoon Ga Min (diperankan oleh Hwang Min-hyun), seorang anak yang selalu dapat peringkat papan bawah di kelasnya sejak kecil. Bukan karena dia malas belajar loh. Ga Min adalah anak yang sangat rajin belajar sejak kecil. Dia selalu berusaha belajar lebih giat dari yang lain. Namun sekeras apapun ia berusaha, tetap saja ia mendapatkan nilai jelek. Kebayang nggak sih frustasinya.
| .jpg) | 
| Sumber foto: FB Kdrama Fans Wordwide | 
Saat masih SMP Ga Min mendengar obrolan ibunya dengan teman ibunya tentang manfaat memiliki study group buat anak-anak bisa meningkatkan hasil nilai ujian. Ga Min pun berusaha untuk bisa punya kelompok belajar. Sayangnya dengan peringkatnya yang papan bawah, nggak ada teman-temannya yang mau menerimanya menjadi anggota kelompok. Sedih banget nggak sih…
Ia juga pernah les dengan tutor pribadi bernama Bu Lee Han-kyung (diperangkan oleh Han Ji-eun). Sayangnya nilainya tidak membaik juga. Duh… beneran deh, ngenes banget lihat ni anak.
Sebenarnya cita-citanya hanya satu. Ia ingin kuliah. Bukan muluk-muluk pengen masuk kuliah di kampus elit seperti ITB ya. Tapi sekedar pengen bisa kuliah program S1 4 tahun saja.
Dengan kemampuan otaknya yang pas-pasan itu, impian bisa kuliah sebenarnya kecil. Sampai ia mendengar kalau ada jalur khusus untuk bisa kuliah dari sebuah sekolah bernama STM Yusung yang terkenal sekolah anak buangan. Dalam kelompok anak-anak seperti ini, Ga Min melihat ada peluang ia bisa bersaing. Yang ia butuh sekedar bisa bertahan selama 3 tahun di STM ini.
Ternyata STM Yusung ini benar-benar neraka. Anak-anak menyusun peringkat bukan dari nilai akademis, melainkan dari pemenang perkelahian di antara mereka. Beneran parah separah-parahnya.
Di STM ini, Ga Min kembali bertemu dengan Bu Lee Han-Kyung yang sempat menjadi guru privatnya ketika SMP. Bersama Bu Guru ini lah ia memiliki ide untuk membangun sebuah kelompok belajar. Perjuangan pun dimulai dengan berusaha mengumpulkan minimal 4 orang lain yang punya minat belajar di sekolah neraka ini. Percayalah, itu susah!
Yang menarik dari karakter Ga Min, walau bodohnya nggak ketulungan, tapi Ga Min sangat jago bela diri. Sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk bisa bertahan di STM Yusung. Hanya saja masalahnya Ga Min bukan mau berkelahi, dia mau belajar untuk bisa kuliah.
Cerita terjalin dengan banyak kelucuan dan kesadisan perkelahian yang berdarah-darah. Jadi walau pesannya kental soal pendidikan, tapi ini jelas bukan film anak SD ya. Setidaknya SMP atau SMA lah. Memang sih adegan-adegan perkelahiannya sangat ngomik banget, tapi tetap aja sadis.
Perbandingan antara Webtoon dan Layar
| .jpg) | 
| cast drakor class webtoon vs drakor | 
Harus saya akui, pemilihan pemainnya memang pas banget. Entah kenapa, kok yang main di drakor ini cakep-cakep dan sangat cocok memerankan anak SMA usia belasan, padahal aktor aslinya berusia 20-an akhir.
Ga Min yang begitu imut diperankan oleh Hwang Min Hyun. Karakter anak baik yang bodoh tapi sangat jago bela diri sempurna sekali perankan aktor kelahiran 1995 ini.
Sejumlah karakter antagonis juga dipilih aktor-aktor yang bikin kita jatuh hati. Seperti Pi Han Wool yang diperankan oleh Cha Woo Min sebagai rival berat Ga Min.
Sementara sahabat Ga Min, Kim Se-hyun memerankan karakter anak pintar yang sebenarnya tidak jago berkelahi dan ayahnya kurang menghargai kepintarannya.
Secara umum menurut saya banyak dialog dan adegan yang memang plek ketiplek sama antara webtoon dengan drakornya. Namun tetap ada tambahan untuk membantu membuat film menjadi lebih kaya. Seperti ada tokoh guru dari si Ibu Guru yang meninggal dan menjadi inspirasi dalam cerita ini.
Juga ada bagian dari season 2 di webtoon yang dimasukkan ke season 1 di serial. Agak-agak tambal sulam sih.
Memang sih ya, cerita di layar membantu kita bisa menikmati karya dengan lebih baik. Ada banyak pesan-pesan pendidikan dalam cerita ini. Seperti tetap bisa belajar walau situasinya sulit, bahwa perlu ada yang berani untuk mengatakan yang benar walau banyak tekanan, hangatnya persahabatan, dan lain-lain.
| .jpg) | 
| Motto hidup Ga Min yang menjadi penyemangatnya | 
Kalau menurut saya, komik dan drakornya sama-sama perlu dinikmati untuk bisa mendapatkan pesan cerita lebih utuh. Dari komiknya kita bisa memahami dialog dengan lebih detail. Kadang kalau di film kan terlalu cepat. Kalau yang otaknya mirip-mirip Ga Min, membacanya bisa disesuaikan.
Sementara filmnya menghibur mata kita dengan karakter-karakter cakep yang bisa menghidupkan cerita. Saya juga jatuh cinta sama lagu pembukanya “Back Packer” yang bikin semangat, sampai setia menikmati intro di setiap episodenya.
Ah, jadi beneran nggak sabar untuk menunggu Study Group season 2 tayang. Apakah kamu juga penikmat drakor ini?
Tulisan ini dibuat sebagai Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Menyelami Orisinalitas dalam Adaptasi Karya Lintas Medium yang dipandu dengan sangat niat oleh Mamah Andra.
 
.jpg)
.jpg)

 
Posting Komentar untuk "Ketika Webtoon Study Group Diangkat ke Layar Kaca"
Posting Komentar