Induk Gajah, Antara Buku dan Serial
Siapa yang sudah ikutan ngakak nonton serial Induk Gajah Season 2 yang tayang 1-22 Agustus 2024 lalu di Prime Video?
Menurutku kisah yang terinspirasi dari kisah Ira Gita Sembiring ini benar-benar kocak dan terasa begitu dekat dengan banyak orang. Salut banget deh dengan Muhadkly Acho yang mampu mengadaptasi cerita menjadi menarik dan mengalir natural.
Tentu saja hal itu juga didukung oleh para pemeran serialnya yang penuh totalitas. Dari Marshanda sebagai Ira, Tika Panggabean sebagai Mamak Ira, Dimas Anggara sebagai Marcel, sampai ke Tamara Geraldine sebagai Tante Duma yang jadi favoritku. Semua actingnya pas banget dan nggak ngebosenin.
Serial Induk Gajah Season 1
Awalnya aku kepincut nonton serial ini setelah melihat cuplikan adegan kocak Marshanda yang dimarahin Mamaknya karena memilih lipstik warna nude. Logat Batak, memang selalu sukses kalau dibawa ke cerita komedi.
Lanjutlah kepoin serial 8 episode dengan durasi masing-masing 30 menitan yang ternyata sudah tayang sejak akhir Maret 2023.
Serial Induk Gajah season 1 ini bercerita tentang Ira, gadis 30 tahun yang tengah dituntut Mamaknya untuk berbadan langsing sehingga bisa mudah dapat jodoh.
Walau serial ini genrenya komedi dan bikin ngakak, tapi entah kenapa rasa sakit hatinya Ira yang nyata-nyata mengalami body shaming dari Mamaknya sendiri kok ya begitu masuk ke hati. Sedih, tapi ya lucu juga.
Pengen nangis nggak sih kalau ibu kita berdoanya seperti Mamak Ira ini:
“Pertemukanlah Ira dengan jodohnya. Kalau bisa yang Batak ya Tuhan. Kalau nggak ada orang batak, tolonglah dibantu Tuhan. Masa iya nggak ada.
Tolonglah hentikan nafsu makan Ira yang membabi buta, Tuhan. Sudah besar kali badannya kutengok. Ini pasti karena pengaruh iblis. Tolong lah Tuhan. Terima kasih. Amin.”
Plot serial Induk Gajah berhasil membuatku ingin segera menonton hingga tamat. Kepo juga dengan usaha Mamak Ira untuk menjodohkan anaknya, akal-akalan Ira mengelabui Mamaknya, dan bagaimana kisah ini akan berakhir.
Apakah Ira akan kurus dan dapat jodoh sesuai impian Mamaknya? Atau Ira tetap montok dan menemukan cinta pilihannya sendiri?
Konflik antara ibu dan anak gadisnya memang cukup menjual ya. Ini bisa dibilang masalah sejuta umat.
Dalam serial ini, kita bisa melihat bahwa solusi terbaik memang saling memahami. Ada banyak cinta antara ibu dan anak gadisnya, hanya saja caranya yang mungkin harus berlika-liku.
Buku Memoar Induk Gajah
Setelah puas dengan akhir episode Induk Gajah ini, kepolah aku dengan memoar Ira Gita Sembiring yang menjadi inspirasi cerita. Emang ceritanya bagaimana sih?
Untung saja, bukunya bisa dibaca di Gramedia Digital. Bukunya tidak tebal kok. Hanya 224 halaman saja.
Ternyata isi bukunya berbeda dengan serialnya. Tapi aku suka banget memoar ini karena memberi sudut pandang lain dari seorang Ira.
Ira di buku adalah Ira yang aslinya yang berusia 27 tahun. Ia memiliki 2 orang saudara. Salah satunya telah berkeluarga dan mereka semua tinggal serumah. Jadi berbeda dengan sosok Ira dalam serial yang digambarkan sebagai anak tunggal yang hanya tinggal dengan Mamaknya.
Buatku adaptasi seperti ini tidak masalah. Selama pesan ceritanya sampai dan memang plotnya lebih pas untuk sebuah cerita serial.
Jadi bisa dibilang cerita serial adalah tokoh fiksi yang terinspirasi oleh kisah Ira. It's OK.
Nah cerita Ira yang asli, ada di buku yang akhirnya terbit pada Juli 2023. Empat bulan setelah serialnya tayang di Prime Video. Mungkin itu juga yang membuat bukunya tidak terlalu dilirik orang, karena merasa sudah cukup puas dengan serialnya.
Aku suka tulisan Ira karena terasa lebih jujur dalam mencurahkan isi hatinya. Ia itu beneran depresi hingga pergi dari rumah saking sedihnya dikata-katain sama Mamaknya.
Kelebihan lain dari buku ini adalah proses bagaimana kisah Ira bisa sampai jadi serial dari rumah produksi MD Entertainment. Panjang loh perjalanannya ternyata.
Semua bermula dari penugasan Ira untuk meliput film Milly & Mamet karya Ernest Prakasa pada Desember 2018. Saat itu ia jadi tahu mengenai proyek Ernest membuat film Imperfect yang mengangkat kisah tentang gadis gemuk yang bermasalah dengan ibunya.
So related nggak sih dengan Ira. Mulai lah ia men-twit cerita pengalaman pribadinya bersama Induk Gajah. Twit itu yang kemudian membawanya jadi curhat ke Ernest dan Meira yang memang butuh nara sumber untuk film Imperfect.
Lucu deh, bagaimana film yang diharapkan Ira bisa membuat Mamaknya empati sama perasaannya yang sedih, ternyata nggak berefek apapun dong. Saat setelah nonton Imperfect di bioskop, Mamaknya malah bilang:
“Mamak lebih sedih kalau kamu tetap gendut. Diet kaya Rara mahal kali ya?”
Ketika Ernest membuka kelas penulisan skenario Maret 2020, Ira ikut dan mencoba menawarkan premis kisah Induk Gajah. Ernest langsung tertarik dan meminta izin untuk ditawarkan ke MD Entertainment. Lalu tepat setahun kemudian, pada Maret 2021 kontrak dengan MD Entertainment ditandatangi.
Lahirlah serial Induk Gajah 1 pada Maret 2023 dan Serial Induk Gajah 2 pada Agustus 2024.
Serial Induk Gajah Season 2
Beneran nggak nyangka, ternyata Induk Gajah season 2 masih berhasil menarik perhatian dengan kisahnya yang bagus dan bahkan lebih kocak.
Masih sama-sama 8 episode dan durasi 30 menitan. Secara umum, mayoritas pemerannya masih sama. Namun kini masalah hidup Ira naik ke level yang lebih tinggi.
Kalau di season 1 masalah Ira adalah badannya yang gemuk dan harus menikah dengan orang Batak, maka di season 2 ini masalah Ira adalah tekanan untuk segera punya anak laki-laki yang akan meneruskan marga.
Kalau di season 1, Ira di'bully’ Mamaknya seorang. Maka di season 2, Ira mendapat tekanan berlapis. Ya dari Mamaknya, ya dari mertuanya, bahkan dari suaminya.
Kebayang kan depresinya. Hidup memang tidak pernah lebih mudah…
Tapi seperti juga season 1, serial ini berakhir indah. Pesan untuk saling kompromi, terbuka, dan kebersamaan sebagai sebuah keluarga tersampaikan dengan baik.
Bener-bener 2 thumbs up deh buat kisah Induk Gajah.
Posting Komentar untuk " Induk Gajah, Antara Buku dan Serial"
Posting Komentar