Berani Jujur, Harapan untuk Pemimpin Indonesia

 

berani jujur

Alhamdulillah akhirnya pemilu 2024 sudah terselenggara dengan aman dan penuh cinta pada 14 Februari lalu. Dan seperti pemilu-pemilu sebelumnya, pilihan saya selalu kalah! Bahkan tahun ini semua pilihan saya di 5 lembar kertas super besar itu zonk semua. Suara saya benar-benar terbuang sia-sia. 

Mau marah-marah? Teriak curang? 

Ya nggak lah. Karena saya percaya, Insya Allah siapa pun yang memimpin Indonesia pasti akan bekerja sama untuk berusaha melakukan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. 

Perlu kita pahami bersama juga bahwa penduduk Indonesia itu ada 278 juta jiwa pada pertengahan tahun 2023 menurut BPS. Sementara angka Pendapatan Nasional Bruto per kapita Indonesia hanya di angka USD 4.580 atau sekitar 70 juta rupiah (data tahun 2022). Jauh lah dibandingkan dengan negara maju lain seperti Singapura misalnya yang memiliki pendapatan di angka USD 91.000. Kita ini bagaikan keluarga sederhana cenderung pas-pasan dengan anak yang banyak sekali.

Ada banyak kepentingan dari berbagai lapisan masyarakat yang perlu diakomodasi di Indonesia raya ini. Membela kepentingan buruh, pengusaha teriak. Belain pengusaha, buruh demo. Memberi jatah sekolah negeri untuk anak-anak yang rumahnya mepet sekolah dan miskin, anak-anak yang pintar-pintar ngamuk-ngamuk. Ngasih jatah buat anak yang pintar-pintar, mereka yang tidak mampu nangis dipojokan merasa tidak adil. 

Jadi harus saya akui, menjadi pemimpin di Indonesia ini super berat. Siapapun orangnya yang ditakdirkan Allah untuk menjadi pemimpin kita, perlu kita dukung dengan dukungan dan doa yang kenceng.

Harapan untuk Pemimpin Indonesia

Sebenarnya harapan saya untuk pemimpin Indonesia itu tidak muluk-muluk. Saya hanya butuh pemimpin yang BERANI membela KEJUJURAN. 

Menurut saya negeri ini rusak dan bobrok secara sistematis. Bisa jadi mental mau cepat beres dan tidak mau repot, segala sesuatu inginnya bisa diselesaikan dengan cara instan. 

Mau urus SIM, cukup bayar calo dengan harga berkali-kali lipat dari jalur resmi.

Mau masuk sekolah negeri, tinggal hubungi ‘pak satpam’ untuk minta info jalur belakang.

Urus ini, urus itu, selama ada pelicin semuanya bisa diatur. 

Mungkin memang menguntungkan bagi pihak-pihak tertentu. Tapi pada akhirnya, kita akan rugi besar-besaran. 

Potret Kejujuran Masyarakat Indonesia

Saya teringat 3 kasus yang sempat viral di Indonesia mengenai keberanian untuk jujur di Indonesia. Berikut saya bagikan sekilas cerita mereka untuk mengingatkan kembali.

Andri Rizki Putra

Di pertengahan tahun 2006, saat menghadapi ujian UN SMP Andri Rizki Putra yang biasa dipanggil Kiki ini benar-benar dibuat terpotek hatinya. Anak sekecil itu dipaksa untuk melihat praktek bagaimana kecurangan terjadi secara terang-terangan saat pelaksanaan UN di sekolahnya. 

Saking marahnya, ia sempat mencoba melapor ke kepala sekolahnya. Bahkan ia memberanikan diri untuk menelpon ICW - Indonesia Corruption Watch dari wartel. Tapi ia tidak mendapatkan tanggapan serius. 

“Lho, kenapa kamu nggak ikutan nyontek juga? Ntar nilai kamu kalah sama yang nyontek,” kata kerabatnya. 

Kiki menceritakan pengalamannya ini dalam buku yang sempat bestseller berjudul Orang Jujur Tidak Sekolah terbitan Bentang (Oktober 2014).

Baru dari buku itu, cerita tentang Kiki di tahun 2006 banyak diketahui orang. Kiki sendiri akhirnya sempat SMA selama 2,5 bulan, lalu karena kekecewaan yang amat sangat terhadap dunia pendidikan, membuatnya memilih jalur pendidikan paket C untuk menyelesaikan SMA-nya.

Cerita selengkapnya mengenai Kiki yang meraih Kick Andy Young Heroes Award 2015 ini, akan saya lanjutkan dalam postingan terpisah ya.

Andri Rizki Putra, Husein Ali, Reza Ernanda

Husein Ali Rafsanjani

Di tahun 2019, guru SMPN 2 Pangandaran ini lolos CPNS. Ia harus mengikuti Latihan Dasar di Bandung pada Oktober 2021. Kegiatan yang semestinya gratis dan sudah dibiayai pemerintah ini, ternyata mengutip biaya Rp 270.000,- untuk transport (walau Pak Husein berangkat sendiri dengan motornya) dan Rp 310.000,- saat ia tiba di Bandung. 

Tentunya ini sangat berat untuk seorang guru honorer yang isi rekeningnya pas-pasan. Ia pun melapor sekaligus mempertanyakan mengenai pungutan tersebut melalui lapor.go.id. 

Apa ia mendapatkan penjelasan? 

Sayangnya tidak. Alih-alih, pada bulan November 2021 ia malah disidang oleh 12 orang di kantor BKPSDM dan diminta mencabut laporan tersebut. 

Daripada ribut, akhirnya Pak Husein dengan berat hati memilih mengundurkan diri sebagai PNS. Cerita Pak guru ini sempat viral dan berusaha diselesaikan oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat. 

Sayang, sepertinya masalahnya tidak bisa dibilang benar-benar happy ending hingga saat ini. Saya hanya bisa mendoakan semoga Pak Husein mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

M.Reza Ernanda

Pak guru SDN Cibeureum 1 Kota Bogor ini viral setelah pada 12 September 2023 dipecat oleh kepala sekolahnya karena alasan mengambil data pribadi WA Kepsek, dianggap tidak punya loyalitas dan integritas, serta tidak patuh pada pimpinan. 

Semua bermula setelah Pak Reza dipanggil untuk dimintai keterangan oleh Inspektorat Kota Bogor terkait indikasi pungli saat PPDB di sekolahnya. 

Setelah murid dan orang tua berdemo meminta Pak guru ini dipertahankan, turunlah walikota Bogor Bima Arya untuk mendengar langsung duduk persoalannya dari Pak Reza dan kepala sekolah. 

Ternyata yang ditemukan oleh Bima Arya bahwa bukan Pak Reza yang membocorkan laporan pungli PPDB di sekolahnya, melainkan ada laporan warga. Pak Reza pun tidak jadi dipecat.

What!!! Kok ya urusan siapa yang melapor yang dipermasalahkan. Kok ya bukannya urusan punglinya yang perlu diluruskan.

Belajar dari Kasus Berani Jujur

Dari ketiga kasus ini, kita bisa melihat bagaimana pentingnya peran pemimpin yang bisa memberikan perlindungan kepada mereka yang berani untuk mengungkapkan ketidakjujuran di lingkungannya.

Apakah ia hanya seorang anak SMP seperti Kiki, Pak guru honorer di SD atau SMP seperti Pak Husein atau Pak Reza, mereka perlu dilindungi. Jangan sampai orang-orang seperti ini hilang suaranya. Atau parahnya, malah membuat semakin banyak orang takut mengungkap praktek kecurangan dan ketidakjujuran. Percayalah, pada akhirnya kita semua yang akan merasakan ruginya. Ini diluar bicara dosa di akhirat ya.

Kita perlu semakin banyak pemimpin yang bisa mengambil keputusan tegas terhadap praktek kecurangan seperti ini. Praktek kecurangan sudah mendarah daging di Indonesia ini. Bahkan sampai ke tahap lumrah. Mereka yang berani bicara, tantangannya sangat berat. Bikin orang mikir 2x untuk berani jujur.

Terus terang saya jadi apatis dengan model pelaporan dan isi-isi form untuk menginformasikan praktek kecurangan. Kalau pemimpinnya NIAT, praktek kecurangan itu terlalu nyata dan baunya tercium sangat tajam. 

Anda tidak perlu menunggu laporan warga dan membuat ada warga yang terancam kehidupannya. Anda cukup punya KEBERANIAN untuk menghentikan praktek kecurangan yang terjadi secara masif  di lingkungan departemen masing-masing. 

Siapa pun presidennya, siapa pun wakil di DPR pusat, DPR Provinsi, DPR Kota, DPD, beranilah menghentikan praktek kecurangan yang terjadi demi Indonesia yang lebih baik untuk kita bersama. 

tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog

Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Februari dengan tema Harapan untuk Pemimpin Indonesia (Isu Meresahkan yang Diharapkan Bisa Diselesaikan Para Pimpinan)



Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

1 komentar untuk "Berani Jujur, Harapan untuk Pemimpin Indonesia"

Comment Author Avatar
Salaman dulu nih sama teh Shanty ... Duh aku juga miris nih dengan berbagai kasus ketidakjujuran. Ada artikelku yang judulnya: Jujur Itu Keren. Agar anakku termotivasi menjadi orang jujur. Aku suka paragraf ini Teh, "Kita perlu semakin banyak pemimpin yang bisa mengambil keputusan tegas terhadap praktek kecurangan seperti ini. Praktek kecurangan sudah mendarah daging di Indonesia ini. Bahkan sampai ke tahap lumrah. Mereka yang berani bicara, tantangannya sangat berat. Bikin orang mikir 2x untuk berani jujur."
Salam semangat.