Bagaimana Menentukan Kebiasaan Penting yang Perlu Dilatih?

kebiasaan penting yang perlu dilatih

Buku tentang melatih kebiasaan selalu menempati posisi bestseller di toko-toko buku. Mulai dari The Power of Habit-nya Charless Duhigg, Hello Habits-nya Fumio Sasaki, Atomic Habits-nya James Clear, atau yang terbaru Tiny Habits-nya BJ Fog. Ada juga versi lokal seperti Empowered Me-nya Puty Puar yang cocok banget untuk ibu-ibu. 

Ternyata masalahnya bukan sekedar pengetahuan untuk tahu cara melakukan kebiasaan baru. Tapi yang lebih penting adalah menentukan apa sih kebiasaan yang perlu dilatih? 

Kalau menurut James Clear, sebenarnya kita perlu fokus melatih 1 kebiasaan kunci dulu saja. Jangan langsung banyak. 

Setiap orang bisa menentukan satu kebiasaan kunci yang menurutnya paling penting untuk dilatih terlebih dahulu. Kalau buat saya, berikut beberapa kebiasaan yang sedang berusaha saya latih satu per satu. 

#1 Sholat Fardhu di awal waktu

Setelah sebuah status mengenai Keajaiban sholat Fardhu di awal waktu lewat di timeline Facebook, saya jadi benar-benar tergoda untuk membuktikannya sendiri. Apakah benar dengan sholat fardhu di awal waktu bisa membantu kita mengatur waktu dengan lebih baik?

Ternyata benar-benar luar biasa. Keajaiban sholat di awal waktu itu memang benar-benar ada. Dan setiap orang harus dibuktikan sendiri. Bisa dimulai dengan mencoba setidaknya bisa sholat tepat waktu 40 waktu. Ini hanya sekedar 8 hari saja. Anggaplah latihan sholat Arbain 40 waktu di Mesjid Nabawi. 

sholat awal waktu

#2 Monotasking

Sebagai emak-emak yang merasa harus selalu multitasking, ini adalah kebiasaan sulit yang harus dilatih. Bagaimana caranya cuci piring sambil mendengar anak yang ingin diajak curhat? Bagaimana caranya menulis tanpa FB-an? Bagaimana cara mengerjakan segunung pekerjaan tanpa multitasking?

Terus gimana? Sukses dengan multitasking?

Multitasking is a myth ceunah. Bahkan Dave Crenshaw membuat buku khusus tentang ini, The Myth of Multitasking, How ‘Doing it all’ get ‘nothing done’. Jadi serius ya, monotasking adalah kebiasaan wajib yang harus dilatih.

#3 Makan sehat pada jam yang teratur

Sarapan sebelum pukul 7 pagi, makan siang sebelum pukul 1 siang, dan makan malam sebelum pukul 7 malam. Masa sih ada yang nggak bisa? Urusan makan doang gitu loh.

Ini pasti yang nanya bukan emak-emak yang punya anak lebih dari satu. Sebagai orang yang merasa paling sibuk di dunia, saya sering banget meletakkan jam makan pada prioritas terakhir dalam aktifitas harian.

Efeknya apa? Prioritas utama jadi beres? Ternyata malah menjadi tidak optimal mengerjakan pekerjaan lain karena kurang energi. Ada juga jadi kurus kering kerontang.

Ssstttt, tulisan ini bukan untuk memberikan ide buat yang ingin kurus kering kerontang dengan resiko kurang gizi ya.

#4 Olahraga rutin setiap hari

Menyisihkan waktu untuk olahraga itu memang berat sekali untuk sebagian orang. Jangan becanda ya, makan aja nggak sempat apalagi olahraga. Olahraga jadi sekedar utopia. Sebatas keinginan untuk olahraga. 

Dengan menyisihkan waktu 1 jam untuk berolahraga, kita jadi sanggup mengerjakan pekerjaan lain dengan jauh lebih cepat dibanding dengan kita tidak berolahraga. Nggak percaya? Harus di coba sendiri.

#5 Tidur cepat dan bangun dinihari

Kadang saya suka bertanya-tanya, kenapa ada orang yang bisa mengerjakan banyak dalam kondisi yang sama dengan saya. Saya sih ngeluhnya nggak sempat ngapa-ngapain karena sibuk urus rumah, urus anak, nggak punya pembantu. Tapi kok ada orang yang statusnya persis sama dengan saya kok bisa mengerjakan banyak pekerjaan yang bermanfaat.

#KokDiaBisaKokSayaNggak

Ternyata mereka ini suka bangun dinihari untuk mendapatkan extra waktu mengerjakan hal-hal yang mereka sukai. Kalau kita bangun, dengan ingatan mau mengerjakan pekerjaan yang kita sukai, biasanya kita pasti bangun otomatis dengan penuh semangat. Tidak perlu alarm lagi. Berbeda kalau pas bangun, kita ingatnya cuci piring atau setrika.

Kebutuhan tidur setiap orang mungkin berbeda. Ada yang cukup tidur 4 jam sehari, namun ada juga yang harus tidur 10 jam sehari. Tidur jam 8 malam dan bangun pukul 2 dinihari ditambah 1 jam power nap di siang hari, cukup untuk memenuhi kebutuhan 7 jam tidur sehari.

#6 Mengerjakan hobimu secara rutin

Ada pekerjaan-pekerjaan yang benar-benar bisa membuat kita merasa mengalir. Tidak harus selalu berhubungan dengan uang dan penghasilan. Apakah itu hobi menjahit, memasak, main sama anak, mengaji, atau sekedar mewarnai. Pokoknya, ketika mengerjakannya kita merasa relax dan nyaman. Pada saat itu kita bahkan bisa lupa kita sedang nggak punya uang.

Nah, pastikan untuk menyediakan waktu rutin untuk itu. Bisa 30 menit sehari atau 3 jam sehari. Makin banyak makin baik tentunya.

Emang bisa?

Apa sih yang nggak bisa kalau niat? Percaya deh, kegiatan ini juga bisa mengefektifkan hari-harimu. Sekali lagi, harus dicoba sendiri.

#7 Menjaga kebersihan

Saya ini paling malas mandi sore. Alasan saya mulia, hemat air. Paling suka lupa untuk gosok gigi dan bersihkan muka sebelum tidur karena kelelahan. Akibatnya apa? Tidurnya jadi nggak nyenyak dan tidak berkualitas.

Berbeda kalau saya mandi sore, gosok gigi atau atau bersihkan muka sebelum tidur. Tidur dalam kondisi bersih ternyata membantu membuat tidur lebih nyenyak. Jadi nggak perlu nunggu beli kasur 20 juta buat bisa tidur nyenyak.

#8 Quality time with family

Kalau kita lagi banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kecenderungan kita akan mengabaikan hubungan dengan manusia lain. Saat asyik menulis, anak – suami jadi invisible. Tapi ternyata mereka ini makin menjadi-jadi merengeknya jika tidak ditangani segera. Pekerjaan kita jadi nggak selesai-selesai.

Ketika kita urus dulu kebutuhan mereka – sebentar saja – dan memberikan apa yang mereka butuhkan, biasanya setelah itu konsentrasi kita bisa lebih penuh pada pekerjaan. Dan tentu saja menjadi lebih cepat selesai.

#9 Kebiasaan gadget sehat

Saya ini bisa dibilang jurig sosmed yang selalu kelaparan mendapatkan ilmu-ilmu baru yang beredar. Saya bisa sosmed-an sambil dalam keadaan apapun. Saya bisa masak sambil FB-an dalam 30 menit. Bisa mendaki gunung setrikaan sambil IG-an dalam 3 jam. Bisa menulis 1 artikel sambil Telegraman-an dalam 4 jam.

Hingga suatu saat saya coba mengerjakan sesuatu tanpa sosmed. Masak tanpa sosmed hanya membutuhkan waktu 15 menit, setrika tanpa sosmed bisa beres dalam 1 jam saja, menulis tanpa sosmed bisa selesai dalam 2 jam. Masih nggak percaya juga? Coba deh sendiri.

Nah, bergadget juga harus punya slot waktu khusus dan tidak boleh multitasking. Itu adalah pekerjaan yang harus dilakukan dengan khusyu dan penuh konsentrasi tinggi. Ini penting, biar nggak salah nge-share berita hoax. 10 menit 5x sehari juga cukup deh rasanya. Jika sakit berlanjut, bisa hubungi dokter.

monotasking
sumber: wellnesshaven.com

Demikianlah #9 Kebiasaan manusia yang perlu dilatih versi Shanty di tahun 2023 Saya juga tengah melatihnya untuk lebih konsisten. 

Berdasarkan pengalaman, salah satu cara paling efektif untuk memiliki kebiasaan baru adalah cari teman dengan misi yang sama.  Kalau nggak ada mereka, kebiasaan baik cuma sekedar jadi impian yang tidak akan pernah terwujud. So, mau jadi teman latihan saya?

(1000 kata)

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Bagaimana Menentukan Kebiasaan Penting yang Perlu Dilatih?"