Sampai mana batasnya sabar? Review Film Ranah 3 Warna

 

review ranah 3 warna

Katanya Allah suka orang yang sabar. Saat ditimpa musibah dan kesusahan kita akan mendapatkan nasehat untuk selalu sabar. Sabar seperti apa? Nerimo? Pasrah begitu saja?

Kemarin saya menonton film Ranah 3 Warna yang diangkat dari novel best seller Bang Ahmad Fuadi yang terbit Januari 2011. Sebuah film bintang 5 untuk memberi inspirasi kita mengenai kesabaran. Suka banget akhirnya ada film Indonesia yang menurut saya ceritanya cukup bagus dan sinematografinya cukup mendukung untuk dinikmati di layar lebar bioskop. Filmnya Guntur Soeharjanto gitu loh. 

Ranah 3 Warna  sebagai sekuel Negeri 5 Menara, bercerita mengenai Alif yang sudah lulus dari Pondok Madani. Pelajaran mengenai kesabaran akan bisa kita lihat dari bagaimana Alif mencoba menembus UMPTN. Bukan hal mudah untuk seorang lulusan pesantren harus mengikuti tes UMPTN yang merupakan materi-materi pelajaran SMA. Walau digambarkan sekilas, tapi anak-anak bisa melihat seperti apa itu yang namanya belajar serius menghadapi ujian. 

Tidak sampai di situ. Kesabaran Alif diuji saat ia harus merantau ke Bandung dari Maninjau, ditinggal ayahnya meninggal dan terpaksa harus menghidupi diri sendiri, bagaimana ia ditempa untuk belajar menulis di majalah kampus sehingga tulisannya bisa menembus media massa, saat ia harus mengikuti seleksi program belajar ke Kanada, sampai ke perjuangannya selama di Kanada. 

Saya sangat merekomendasikan film ini ditonton oleh anak-anak remaja untuk belajar mengenai etos kerja dan kesabaran dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Hidup ini nggak mulus-mulus saja. Banyak keterbatasan, banyak halangan, tapi ya kita harus menjalaninya dengan sabar. Bukan sekedar sabar yang pasif, tapi sabar yang aktif.

Saya suka film ini nggak plek ketiplek sama seperti novelnya. Lebih disesuaikan sehingga plot cerita menjadi menarik dan mengalir dengan hangat. Buat saya ada banyak bagian yang membuat mata berkaca-kaca. Terlebih-lebih saat melihat adegan-adegan penuh kasih sayang antara Alif dengan ayahnya. Jadi langsung ingat Papa yang baru saja berpulang.


#30DJ #30DJ5 #30DJ5Day02 #30DJ5Cluster5 #reviewranah3warna #reviewfilmshanty


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Sampai mana batasnya sabar? Review Film Ranah 3 Warna"