Very Good Lives, Pidato Wisuda Indah dari JK Rowling

very good lives Jk Rowling

Very Good Lives adalah karya JK Rowling yang berupa script pidato yang disampaikan pada acara wisuda di Harvard tahun 2008. Dibukukan pada tahun 2015 dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Ketika akhirnya bisa ke toko buku Gramedia lagi pada pertengahan Mei 2021 lalu, saya langsung agak kalap dengan wangi buku baru yang menyeruak. Jadi kepikir, apa ada ya parfum wangi buku? 

Salah satu buku yang menarik perhatian saya agak lama adalah buku tipis karya Joanne Kathleen Rowling. Mungkin karena cover putihnya yang sederhana dan ukurannya yang tipis, membuat saya tergoda untuk membuka dan mulai membacanya. 

Halaman pertama...kedua....ketiga….eh tau-tau tamat aja sampai halaman 70. Asli deh pengen beliin untuk anakku Raka. Cuma harganya Rp 99.000,- saja. Belum bisa bungkus sekarang kalau harganya segitu.

Mengapa Very Good Lives menarik?

Kan sudah dibaca, kenapa perlu dibeli lagi? Apakah ini tipe buku yang masuk kategori wajib ada di rak buku Mamah Shanty? 

Very Good Lives adalah buku script pidato JK Rowling yang disampaikan kepada acara wisuda Harvard pada 5 Juni 2008. Panjangnya hanya 2680 kata saja teman-teman! Serius ya, saya sampai mengetik ulang isi buku ini saking isengnya, saat buku ini sudah bisa dibaca di Gramedia Digital Premium. 

Penasaran saja, kenapa ini buku begitu cepat dibacanya, tapi kok isinya dalam dan bikin mikir berhari-hari. 

Beda ya kalau level mastah, tulisan 2680 kata bisa laku dijual kaya kacang goreng begini.

Jangan bayangkan script pidato wisuda seperti di kampus kita yang membosankan itu ya. JK Rowling membuka pidatonya dengan kocak. Ia mengucapkan terima kasih kepada Harvard yang sudah mengundangnya dan mengalami penurunan berat badan saking groginya mempersiapkan pidato itu. Dan ia berterima kasih untuk itu sebenarnya. Pembuka yang menarik kan? Saya jadi belajar cara berpidato dari buku ini. 

Ia juga cerita bagaimana ia tidak ingat pidato saat wisudanya di University of Exeter tahun 1986 yang disampaikan oleh salah satu filsuf terkemuka Inggris. Catat ya: FILSUF TERKEMUKA. Jadi ia merasa tidak terlalu beban juga kalau para wisudawan/wisudawati Harvard ini tidak akan ingat pidato yang ia buat beberapa tahun kemudian. 

Siapa sangka, pidatonya malah dijual tahun 2015 dalam berbagai bahasa.

Walau sudah baca, saya sangat tertarik membelikan buku ini untuk anak-anak saya yang kemampuan dan minat membacanya pas-pasan. Pesannya bagus untuk anak-anak remaja yang berharap bisa mencicipi sekolah di Harvard. Amin.

Buat para mahasiswa yang belum berkesempatan kuliah di Harvard, bisa tuh baca buku ini buat ikutan ngerasain dapat wejangan cakep dari tokoh internasional di acara wisuda.

very good lives digital
Dasar jurang ternyata bisa menjadi pondasi yang kokoh bagi JK Rowling


#3 Pesan JK Rowling dalam Very Good Lives

Dalam kurang dari 3000 kata, saya menangkap 3 pesan dari penulis terkaya versi Forbes ini.

#1 Belajar dari kegagalan

Bagian ini sangat menarik dan menyentuh. JK Rowling cerita bagaimana ia berasal dari keluarga miskin yang berharap anaknya kuliah yang bisa menghasilkan banyak uang. Sementara aslinya dia suka banget menulis cerita dan kepengen kuliah sastra.

Hanya 7 tahun setelah lulus ia beneran gagal. Saat itu baru sekitar tahun 1993. 

Rumah tangga berantakan, jadi single parent untuk seorang bayi perempuan, tidak punya pekerjaan, dan miskin. Ia benar-benar depresi. Namun ternyata kesadaran berada di jurang terbawah ini, malah membantunya meletakkan pondasi yang sangat kuat dalam karirnya. 

Sekedar info, Harry Potter baru selesai naskahnya pada tahun 1995. Walau sudah dapat agen, naskah ini sempat mengalami penolakan dari 12 penerbit. Baru setahun kemudian Penerbit Bloomsbury menandatangani kontrak kerja sama. Harry Potter sendiri akhirnya terbit pada Juni 1997 hanya sebanyak 1000 eksemplar saja. Dimana 500 eksemplarnya untuk perpustakaan. 

Jadi jangan dikira, Tante Joanna ini perjalanan menulisnya mulus-mulus aja ya. 

Seandainya waktu itu sukses dalam hal lain, mungkin saya tidak akan pernah menemukan tekad kuat untuk berhasil di satu-satunya bidang yang benar-benar saya yakini. Saya terbebas, karena ketakutan terbesar saya sudah terjadi, dan saya masih hidup, saya masih punya anak perempuan yang sangat saya sayangi, punya sebuah mesin ketik tua, serta inspirasi yang besar. Dan dasar jurang justru menjadi fondasi yang kukuh untuk membangun kembali hidup saya. - JK Rowling

#2 Kemampuan untuk memiliki empati terhadap masalah orang lain

JK Rowling ternyata sempat kerja di Amnesty Internasional di London. Sebuah tempat dimana ia melihat banyak korban rezim otoriter di beberapa negara.

Menurutnya, memiliki kemampuan berimajinasi itu penting. Salah satu gunanya adalah untuk bisa merasakan masalah orang lain yang tidak dialami oleh diri sendiri. Gunanya untuk bisa membantu mereka yang tengah kesusahan. 

Hidup akan lebih terasa bermakna ketika bisa membantu orang lain. Sepakat teman-teman?

#3 Jangan putus silahturahmi & persahabatan dengan teman-teman

JK Rowling cerita gimana ia masih menjalin hubungan dengan teman-teman wisudanya. Mereka membantunya saat kesulitan, bahkan jadi orang tua baptis anak-anaknya. 

Jangan lupa punya bukti berfoto dengan teman yang siapa tau mau mencalonkan diri jadi pejabat katanya. Ha...ha...ha… bisa aja. 

Bener juga ya, ikatan alumni itu tetap perlu dijaga. Bukan hanya sekedar untuk romantisme mengenang masa muda dulu. Tapi juga bisa mendukung karir kita di saat ini.


Kutipan menarik dari buku Very Good Lives

Walau hanya terdiri dari sedikit kata, buku ini menyimpan banyak bagian menarik yang membuat saya merasa ingin memiliki edisi fisiknya suatu saat nanti. Berikut beberapa kutipan yang saya nilai perlu direnungkan lebih dalam.

Saya yakin satu-satunya hal yang ingin saya lakukan adalah menulis novel. Namun, orangtua saya-keduanya memiliki latar belakang keluarga serba - berkekurangan dan tidak pernah mencicipi bangku kuliah - menganggap imajinasi saya yang terlalu aktif hanyalah kesenangan pribadi yang tidak akan pernah bisa membayar cicilan PR atau tabungan pensiun. Sekarang saya tahu betapa ironisnya pemikiran itu. 

Kalian tidak akan pernah benar-benar mengenal diri sendiri, atau berapa kuatnya sebuah hubungan, sampai keduanya diuji melalui cobaan hidup.

Hidup ini sulit dan rumit, serta di luar kendali siapa pun, dan kerendahan hati untuk mengetahui hal itu akan membuat kalian mampu melewati perubahan dalam hidup. 
very good lives versi buku cetak
Pegang buku cetak memang tetap lebih enak.

Tidak ada makhluk lain di planet ini yang seperti manusia: bisa belajar dan memahami tanpa harus mengalami. Mereka bisa menempatkan diri dalam posisi orang lain.

Dan banyak yang lebih suka untuk tidak memanfaatkan imajinasi mereka sama sekali. Mereka memilih untuk tetap tinggal dalam kenyamanan, tidak pernah mau susah-susah memikirkan bagaimana rasanya seandainya dilahirkan berbeda daripada keadaan saat ini.

Terlebih lagi, mereka yang memilih untuk tidak berempati memunculkan monster-monster sesungguhnya. Karena, meskipun tidak pernah melakukan sendiri hal-hal yang keji, kita berkomplot dengan kejahatan melalui sikap acuh kita.

Buat teman-teman yang malas baca bukunya, bisa juga menyimak langsung pidato JK Rowling di Harvard ini.  


Data Buku Very Good Lives

Judul: Very Good Lives (Hidup yang sangat baik), Jangan takut kegagalan dan berimajinasi

Judul asli: Very Good Lives, The Fringe Benefits of Failure and Importance of Imagination (2015)

Penulis: JK Rowling

Illustrator: Joel Holland

Penerjemah: Monica D. Chresnayani

Editor: Dini Pandia

Penerbit: GPU, 2018 (Edisi digital 2021)

Halaman: 80 halaman

Harga: 

Rp 99.000,- (versi cetak), 

Rp 85.000,- (versi Gramedia Digital), 

Rp 138.500,- (versi Google Play Bahasa Inggris)

beli very good lives digital
Yang penasaran pengen punya, bisa langsung mampir ke sini ya.


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Very Good Lives, Pidato Wisuda Indah dari JK Rowling"