Bunda Pilih Sekolah Offline atau Sekolah Online?

Sekolah offline vs sekolah online lazuardi

Di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021 ini, rasanya pas banget nih kalau kita ngobrol-ngobrol soal sekolah. Kebetulan kemarin saya baru dapat wawasan baru mengenai sebuah sekolah yang memperkenalkan sistem pengajaran yang menggabungkan antara sekolah online dan offline.

Bunda sendiri sebenarnya lebih suka anak-anak sekolah offline atau online nih? 

Sekolah Offline VS Sekolah Online

Ketika beberapa waktu lalu sekolah Sasya di tingkat SD dan sekolah Raka di tingkat SMP mulai membagikan isian mengenai kesiapan mengikuti pengajaran offline kembali, banyak orang tua yang mulai ragu untuk mengisinya. 

Memang sih, waktu di awal pandemi sekitar bulan Maret, rata-rata orang tua ngeluh dan ngomel panjang lebar dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan sekolah. Terutama buat yang punya anak lebih dari satu ya. Hadeuh... kerasa banget beratnya harus rebutan gadget. 

Tapi setelah 1 tahun, ditambah lagi dengan melihat kok banyak tetangga kiri-kanan atau bahkan keluarga sendiri yang terpapar Covid, ehm...rasanya kok ya was was juga melepas anak untuk berkerumun di sekolah. 

Bukan apa-apa, ujung-ujungnya kan emaknya juga nggak repot. 

Pendapat Anak-Anak

Kalau anak-anak saya punya pendapatnya sendiri. Sasya bilangnya lebih nyaman dengan sekolah online. Selain karena dia merasa tidak perlu bertemu dengan teman yang tidak disukai dan sering kali mengganggunya, Sasya sih merasa lebih punya banyak waktu untuk melakukan hobi memasaknya. 

Untuk urusan sosialisasi, ia bisa memilih berteman dengan teman-teman sekompleks atau dengan janjian dengan teman sekelas tertentu. 

Ditambah lagi, guru pengajar kelas Sasya sangat terstruktur dan memudahkan anak-anak kelas 4 SD untuk bisa mengikuti pelajaran secara mandiri. 

Sasya bisa mengikuti instruksi, mengerjakan tugas, sampai mengumpulkannya tanpa perlu banyak arahan Mama. Jadwalnya juga sudah rutin dan teratur setiap pagi. Tidak berbeda dengan waktu sekolah biasa. 

Bu Yeni, nuhun sudah bikin hidup seorang Mama menjadi lebih ringan!

Sementara kakaknya, Raka jelas-jelas sudah kepingin sekali sekolah. Sudah kangen saat berkumpul dengan teman-teman main di kantin, main basket, ngobrol-ngobrol. Masa-masa lagi kepengen bersosialisasi dengan banyak orang-orang baru (a.k.a. kecengan). Anak SMP mah beda lah.

Apalagi selama ini sistem pembelajaran online di sekolah Raka sangat tidak berjalan dengan efektif. Jadwalnya masih berantakan dan tidak konsisten. Mungkin efek sekolah negeri juga, yang guru-gurunya terlambat mengikuti kemajuan teknologi yang sangat cepat ini. Maklumlah guru-guru senior.

Kalau Pendapat si Mama Sendiri Bagaimana?

Saya sih sejujurnya gimana anaknya. Mereka sudah bisa dilatih untuk bisa menentukan mana lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kalau masalah keamanan terhadap Covid, saya percaya pada kebiasaan pelaksanaan protokol kesehatan yang sudah dijalankan selama ini. 

Anak-anak di rumah Mama senang sekali karena bisa selalu mendengar celotehan mereka yang nggak bisa diam itu. Sekaligus bisa disuruh-suruh untuk buatin teh atau masak nasi. 

Anak-anak di sekolah, Mama akan bahagia juga karena bisa menulis dengan tenang tanpa gangguan selama beberapa jam.

Jadi nggak masalah juga sebenarnya kalau buat Mama.

flyer parents and genzy squad SMA Lazuardi


Kelebihan dan Kekurangan Sekolah Offline dan Online

Pengalaman selama hampir 1 tahun ini, saya jadi bisa merasakan kelebihan dan kekurangan sekolah offline dan online. Saya nggak terlalu anti atau pro pada salah satunya. Tapi keduanya bisa dibilang saling melengkapi.

Kelebihan sekolah offline

  • Lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan banyak orang.
  • Bisa mendapatkan penjelasan mengenai pelajaran dengan lebih baik dari guru.

Kekurangan sekolah offline

  • Waktu di sekolah terlalu panjang. Jika rumahnya agak jauh, perlu keluar rumah dari pukul 6 pagi dan kembali ke rumah sekitar pukul 14 atau 15 sore.
  • Banyak bermain di sekolah dan kegiatan belajar mengajar tidak benar-benar efektif.
  • Ancaman anak-anak tertular penyakit dari orang lain.
  • Perlu biaya lebih untuk transportasi dan uang jajan.
  • Makan anak-anak kurang terjamin kebersihannya.

Kelebihan sekolah online

  • Pelajaran dibuat lebih efisien dan waktunya lebih pendek.
  • Berkurangnya resiko tertular penyakit dari orang lain karena tidak adanya potensi kerumunan.
  • Anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat mereka. Tidak perlu terlalu banyak waktu terbuang untuk memaksakan diri mempelajari hal-hal yang mereka kurang minati.
  • Tidak perlu ada biaya transportasi, jajan, dan seragam sekolah.
  • Lebih banyak waktu bersama untuk keluarga.

Kekurangan sekolah online

  • Kurang nyaman ketika anak membutuhkan penjelasan mengenai pelajaran atau berdiskusi. 
  • Anak-anak jadi lebih perlu gadget yang mendukung pembelajaran. Sekarang saatnya anak-anak SD punya hp, tablet hingga laptop sendiri. 


Mencari sekolah ideal

Raka saat ini sudah kelas 8 SMP. Tidak terasa tahun depan sudah harus mulai cari-cari SMA yang paling pas nih. Waktu berlalu sangat cepat ya kalau masa-masa SMP itu. Rasanya baru kemarin sudah kerja keras buat mencari SMP, sekarang kami sudah harus mulai mencari SMA lagi. 

Dengan fakta adanya virus Covid yang hingga hari ini telah menjangkiti hampir 153 juta jiwa dan menyebabkan kematian pada 3,2 juta orang, bisa dibilang cara kita memandang dunia menjadi berbeda. 

Teknologi online menjadi lebih dilirik karena bisa memudahkan dan mengefisienkan banyak hal. Kebayang nggak sih, kalau dulu kita kalau mau berguru ilmu tertentu, perlu waktu menyisihkan waktu berjam-jam atau bahkan setengah harian. Hanya demi materi selama 1-2 jam. 

Kalau sekarang, ingin belajar sesuatu, kita tinggal buka laptop dan bisa santai mendengarkan materi dengan camera di-off-kan sambil kupas bawang di dapur dalam keadaan belum mandi. Tidak masalah...


Mengenal SMA Pintar Lazuardi

Pada 1 Mei 2021 kemarin, saya berkesempatan mendengarkan pemaparan mengenai sebuah SMA yang dibina oleh Pak Haidar Bagir yang sebelumnya dikenal sebagai yang punyanya (Presiden Direktur) Penerbit Mizan.

Haidar Bagir SMA Pintar Lazuardi

Sebenarnya almamater Teknik Industri ITB, Harvard, dan doktor filsafat dari UI ini telah mendirikan Yayasan Lazuardi Hayati yang menyelenggarakan TK, SD, SMP dan SMA Lazuardi di berbagai lokasi sejak tahun 1994. Namun ada yang spesial untuk tahun ajaran 2021-2022 ini. 

Apakah itu?

Sebuah sekolah dengan menggabungkan konsep online dan offline untuk tingkat SMA. Namanya SMA Pintar Lazuardi. 

Jadi sekolah ini menggunakan sistem manajemen pembelajaran (learning management system/LMS) yang namanya PINTAR atau Pedagogical Intelligence Architecture. 


Kaya Gimana Maksudnya PINTAR Itu?

#1 Multipart

Materi dipecah menjadi bagian kecil yang mudah dipahami oleh anak.

#2 Sistem timbal balik

Anak didukung untuk terlibat aktif dalam memberi umpan balik sehingga belajar menjadi lebih efektif. Hasil belajar bisa mudah diakses untuk didiskusikan. 

#3 Differentiated Learning

Keunggulan setiap anak akan lebih diperhatikan untuk dikembangkan lebih lanjut. 

#4 Learning Path

Peserta didik didukung untuk punya peta untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan masing-masing. 

#5 Multi-friendly Content

Materi pelajaran akan dikemas dalam beberapa macam model disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

#6 Gamification

Mempraktekkan cara belajar yang seru dan menyenangkan.

Cakep banget kan?

Prinsip pendidikan sma lazuardi


Dan 1 lagi keunikan dari sekolah ini, adalah dengan menggabungkan sekolah online dan offline. Jadi ada sebagian besar hari yang dilakukan secara online, namun ada 1 hari yang memungkinkan siswa hadir secara offline di sekolah. Durasinya setara dengan 8 jam pembelajaran di sekolah konvensional.

Saat offline di sekolah-sekolah homebased, anak bisa berkonsultasi, melakukan pratikum, olahraga, hingga kegiatan sosialisasi lainnya. 

Tersedia 6 home based yaitu: SMA Lazuardi GCS Sawangan Depok, Hellomotion High School Ciputat Tangsel, SMA Ideal GCS Purwakarta, SMA Lazuardi Haura Lampung, SMA Lazuardi Kamila Solo, dan SMA Lazuardi Athaillah GCS Makassar.

Sayang belum ada yang di Bandung nih. 

LMS Pintar SMA Lazuardi


SMA PINTAR Lazuardi berharap bisa mendobrak 6 masalah pendidikan tradisional yang membuat anak-anak kita menjadi kurang berkembang potensinya.

#1 Segala sesuatunya harus seragam dan terdoktrin dengan kaku

#2 Siswa tidak punya otonomi

#3 Pembelajaran tidak autentik

#4 Kurang memberi ruang terhadap bakat dan minat siswa

#5 Cara belajar yang selalu sama dan membosankan

#6 Metoda guru berceramah

Sebuah alternatif sekolah yang menarik kan ya. 

Sayang email saya yang menanyakan informasi mengenai biaya untuk sekolah ini belum mendapat jawaban. Padahal kan buat kami para orang tua, ini adalah salah satu pertimbangan penting. Insya Allah, nanti kalau sudah mendapat jawabannya, saya update lagi tulisan ini.

Info lebih lanjut bisa langsung meluncur ke website SMA Pintar Lazuardi.

Moto Lazuardi 

Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka tidak hidup di zamanmu. - Ali bin Abi Thalib

Glen Pangalila SMA Lazuardi

1270 kata
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Bunda Pilih Sekolah Offline atau Sekolah Online?"