Belajar dari Para Survivor Kanker Payudara di Starbucks

Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks



Apa yang teman-teman ketahui tentang Kanker? Punya kenalan yang menderita kanker?

Kalau saya terus terang belum punya informasi banyak mengenai penyakit serem satu ini. Bayangan saya kanker sama dengan kematian. Menjadi botak, kesakitan yang amat sangat, dan hal-hal yang menakutkan lainnya.

Ada sih kenalan yang menderita kanker, tapi kok rasanya nggak enak mau nanya-nanya seputaran masalah itu. Takutnya tersinggung kalau kita bahas soal itu sama mereka. 

Sampai saya mendapat informasi kalau Starbucks Dipati Ukur Bandung mengadakan sebuah acara Pink Talk with Lovepink, Facts and myth about breast cancer pada Sabtu, 27 Oktober 2018.

Wah kece banget kan. Bisa ngupi-ngupi cantik di Starbucks sambil dapat informasi dari para survivor kanker payudara dari dari Komunitas Lovepink


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks



Acara siang itu dibuka dengan Coffee Testing Barista Starbucks, Mas Faris. Kami diajarkan bagaimana caranya meramu kopi dan menikmati kopi. Asli nyesel banget nggak ngajak suami yang memang pecinta kopi. Sssttt ternyata laki-laki juga perlu tahu loh soal kanker payudara.

Sebagai bukan peminum kopi, saya baru tahu kalau ada 3 langkah yang perlu dilakukan dengan tertib kalau minum kopi. 

Pertama mulai dengan cium baunya. Apakah tercium bau asem, gosong, coklat, atau lainnya. Kedua baru mulai di-slurp atau diicip. Nah ketiga kita bisa sambil makan kue sebagai penguat rasa kopinya. Jadi kuenya dikulum sambil menghirup kopinya. Rasanya akan lebih mantap.

Kopi yang dipilih untuk dicoba pada kesempatan ini adalah kopi Sumatra dengan Expresso Brownies yang lezat. Maaf nggak ada fotonya, keburu habis masuk perut. 


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
Beda emang kalau diajarin barista beneran. Terima kasih ilmunya Mas Faris.



Fakta tentang kanker Payudara

Ngapain ya toko kopi Starbucks rajin amat ikutan kampanye soal kanker payudara? 

Menurut Mbak Oetami - seorang survivor kanker payudara dari komunitas Lovepink, menyebutkan fakta yang cukup mengejutkan buat saya.

Kanker payudara menjadi penyebab kematian nomor 1 bagi perempuan. Lebih tinggi dari kanker serviks! Karena kini kanker serviks telah ada vaksinnya untuk menghindarinya. Ada yang sudah suntik vaksin ini teman-teman?

Makin ke sini, penderita kanker payudara pun makin berusia muda. Kalau dulu ini penyakit 40 tahun ke atas, kini yang usia belasan pun ada yang terkena kanker payudara. 

1 dari 8 perempuan berpotensi terkena kanker payudara. Dan jangan salah, 1 dari 1000 laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Bahkan katanya pada laki-laki seringnya baru terdeteksi pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan karena kelenjar susu laki-laki lebih tipis sehingga kanker lebih mudah menyebar.

Duh ya….belum apa-apa omongannya udah bikin kecut aja. Eh tapi selanjutnya Mbak Oetami yang pernah didiagnosa terkena kanker payudara pada 2014 menyampaikan sebuah fakta bagus.


98% penderita kanker payudara yang terdeteksi pada stadium awal (stadium 1 dan 2) bisa sembuh.Sementara yang terdeteksi pada stadium lanjut (stadium 3 ke atas) angkanya 27% bisa sembuh.

Serius??? Jadi nggak pasti meninggal ya?

Saya langsung percaya karena ada beberapa orang survivor kanker payudara yang hadir di acara ini dan terlihat segar bugar pada usia mereka yang di atas 40 tahun. Asli kece banget!


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
Siapa sangka coba Mbak Oetami ini adalah usianya 54 tahun dan survivor kanker payudara.

Jadi kanker itu sebenarnya apa sih? 

Kanker itu adalah tumor yang tidak jinak. Sifatnya berkembang cepat dan menyebar kemana-mana.

Oh iya, area payudara itu ternyata luas juga loh. Bukan hanya seputaran 2 gunungan itu saja. Melainkan melebar hingga ke bawah ketiak, atas perut dan bawah leher. 


Apa sih penyebab kanker payudara?

Sampai saat ini, belum ada yang bisa menjelaskan dengan pasti mengenai penyebab kanker. Karena ada banyak faktor orang yang beresiko terkena kanker. Bisa menurun di keluarga, bisa makanan, bisa pikiran, bisa hormon, atau lainnya. 

Kita tidak usah terlalu lama membahas mengenai penyebab kanker ya. Yang penting itu adalah bagaimana caranya agar kita bisa mendeteksi dini keberadaan kanker payudara di tubuh kita. Karena ini bisa dialami oleh siapa saja.

Ada 12 tanda kanker payudara yang perlu kita perhatikan


  1. Terdapat benjolan
  2. Payudara mengeras
  3. Tumbuh gumpalan seperti daging atau seperti payudara baru
  4. Kulit payudara berlekuk
  5. Kulit payudara kemerahan
  6. Keluar cairan dari puting padahal tidak pada masa menyusui 
  7. Puting masuk ke dalam
  8. Keluar pembuluh darah seperti varises
  9. Kulit payudara mengerut seperti jeruk
  10. Payudara berubah bentuk
  11. Kulit payudara mengelupas
  12. Terdapat cekungan seperti lesung pipit pada payudara


Perlu diperhatikan juga, kalau payudara yang terlihat tidak simetris kiri dan kanan bukan lah merupakan tanda kanker payudara.

Nah untuk memudahkan mendeteksi ke-12 tanda kanker payudara di tubuh, kita perlu rajin-rajin melakukan pemeriksaan dini.

Ada 3 cara deteksi kanker payudara yang bisa kita lakukan:

1. SADARI atau Periksa Payudara Sendiri bisa dilakukan 1 bulan sekali. Sebaiknya dilakukan antara hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama menstruasi. Bagi yang sudah menopause atau laki-laki bisa memilih 1 tanggal yang tetap setiap bulannya.

Dalam kesempatan kemarin, kami juga melatih gerakan SADARI ini. Buat yang ingin melakukannya di rumah, gerakan SADARI bisa ditonton di link YouTube Rumpian Beha berikut.



2. USG Payudara di klinik setiap 2 tahun sekali. Ini direkomendasikan untuk yang usianya dibawah 40 tahun atau yang belum menyusui.

3. Mamografi setiap 1 tahun sekali untuk yang usianya di atas 40 tahun.


Cerita Survivor Kanker Payudara

Sebuah cerita datang dari Mbak Lola. Beliau ini istri seorang dokter kulit yang notabene hidupnya pasti sehat lah ya. 

Pada tahun 2013 di usia pertengahan 30-an, si Mbak merasa ada cairan putih yang keluar dari payudaranya. Awalnya oleh suaminya dianggap wajar karena tingkat hormon estrogen yang tinggi. Sebelumnya ia memang punya sejarah terapi hormon dalam rangka ingin memiliki momongan. 


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
Mbak Lola tengah berbagi kisahnya 2 kali terserang kanker.

Setelah berkonsultasi di 2 rumah sakit dan 5 dokter, akhirnya terdiagnosis lah kalau ibu 2 anak ini menderita kanker stadium 2. Pada usia 36 tahun, payudaranya harus diangkat 1. 

Ya Allah, kebayang sedihnya. Mbak Lola ingat 2 anaknya yang saat itu berusia 4,5 dan 6 tahun. Ia pun berusaha dengan semangat untuk bisa sembuh.

Jadilah Mbak Lola menyandang status WTS Phd alias Wanita Tete Satu, Payudara hiji Deui. Setelah menjalani serangkaian pengobatan, Mbak Lola dinyatakan bersih dari kanker. Yea!!!! Ikut bahagia dengarnya.

Eh tapi berita masih lanjut dong. Sebagai survivor kanker, tentunya ia sangat memperhatikan pola makan sehat. Sayangnya ada yang lupa. Apa itu? Olahraga dan kurang tidur!

Akibatnya cukup fatal, untuk kedua kali kanker menghampiri. Kali ini kankernya naik pangkat ke stadium 3B. Tapi dengan sabar beliau mengikuti semua prosedur dari pengangkatan indung telur dan rahim, kemoterapi 12 kali. Dan kini dinyatakan bersih dari kanker LAGI!


Kesimpulannya adalah jalani saja pengobatan dengan penuh keikhlasan. 

Bagaimana pun juga kanker membuat pola hidup seseorang menjadi lebih baik, lebih dekat dengan Tuhan, dan melihat hidup dengan cara yang berbeda. 

Jangan khawatir dan terus lah berikhtiar. Kanker itu bisa diobati kok dengan perawatan medis. Mengenai pengobatan alternatif, menurut Mbak Oetami kurang logis. 

Mengapa? 

Kanker itu sifatnya sangat unik dalam setiap tubuh manusia. Setiap orang punya karakter kanker yang khas dan tidak bisa disamakan dengan orang lain. Pengobatan tiap orang berbeda. 

Dokter akan mendiagnosa tipe sel kankernya dan memberikan treatment serta dosis pengobatan yang sesuai. Ada yang di kemoterapi, ada yang cukup dengan obat, dan sebagainya. Penggunaan 1 obat dengan dosis yang sama untuk berbagai penyakit, sulit untuk diterima. Pengobatan medis itu ada risetnya yang kompeten dan telah diuji selama bertahun-tahun.
Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
Suasana acara di Starbucks Dipati Ukur.


Peran Lovepink

Seneng dengar cerita para survivor kanker seperti Mbak Oetami, Mbak Lola dan ada seorang lagi yang duduk di deretan hadirin bernama Mbak Herlina. 

Kok mereka semangat begitu ya? Nggak ada tuh aura orang sakitnya seperti bayangan seram saya sebelumnya tentang penyandang kanker.

Di sini ternyata peran komunitas seperti Lovepink sangat besar pengaruhnya. Mereka punya 2 grup WhatsApp. Ada satu yang untuk para Survivor atau mereka yang sudah dinyatakan bersih dari kanker. Dan satu lagi grup Warrior bagi mereka yang tengah menjalani pengobatan.

Dalam komunitas ini mereka saling berbagi dan menyemangati untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Banyak yang sudah mereka lakukan untuk masyarakat. Jadi biar kata sakit, mereka tetap bisa mengisi hidup dengan hal yang bermanfaat, alih-alih menangis sedih di pojokan. 

Wah keren banget deh. Jadi terharu saya.


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
MC dari Starbucks, Candra dan Kiki dari Starbucks yang menghidupkan suasana.

Saya teringat cerita Shahnaz Haque di Nama & Peristiwa Kompas 22 Oktober 2018 lalu. Shahnaz yang pernah didiagnosa kanker ovarium pada tahun 1998 mengatakan kalau ia beberapa kali dihubungi oleh penyandang kanker. “Mbak, aku bakal mati nggak?”

Shahnaz menjawab, “Yang pasti, dengan terkena kanker, membuat saya menjalani hidup dengan lebih baik. Hidup lebih teratur. Tidak acakadut. Penyakit kanker bisa diantisipasi dengan menjalani hidup dengan berbahagia. Jangan mengeluh, tetapi terus berikhtiar. Mengeluh tidak akan mengatasi persoalan.”

Benar-benar sebuah siang yang luar biasa buat saya dan Sasya, anak saya yang berusia 8 tahun. Terima kasih Starbucks yang sudah menyelenggarakan acara keren ini. 

Buat teman-teman yang berminat mengikut acara sejenis, siap-siap pantengin informasi dari Starbucks setiap bulan Oktober, bulan Kanker Payudara. Kampanye #PinkVoice sudah dilakukan Starbucks sejak tahun 2017 di berbagai kota. 

Jadi tunggu di Starbucks kota masing-masing ya, sambil jangan lupa untuk tetap menjalani pola hidup sehat teman-teman!


Kampanye deteksi kanker payudara Pinkvoice di Starbucks
Seluruh peserta berfoto di akhir acara. Sumber: Starbucks



#ODOPNovemberChallenge
#1November

#Kesehatan
(1500 kata - 3,5 jam)

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Belajar dari Para Survivor Kanker Payudara di Starbucks"