Mengatasi Godaan Berhenti Menulis Blog

menulis blog


Godaan untuk berhenti menulis blog itu kerap kali datang menghampiri saya. Saya tu orangnya gampang banget bosenan masalahnya. Jadi sulit sekali untuk bisa mempertahankan sebuah kebiasaan baru.

Hari ini adalah hari ke-11 saya berkomitmen untuk menulis rutin setiap hari. 8.775 kata dalam 19 jam menulis. Rata-rata hampir 900 kata dalam 2 jam setiap harinya. Berikan keprokan standing applause dong. 

Ini semua dalam rangka #ODOPNovemberChallenge yang kami adakan bersama sekitar 30 orang teman-teman di komunitas #ODOPfor99days

Kami eh saya yang biasanya malas-malasan nulis, tiba-tiba ghirah menulisnya kembali bangkit. Begitu juga dengan teman-teman yang lain. Rasanya senang saja dengan adanya tantangan ini.

Nah tapi di hari ke-11 ini, mulai ada nih godaan untuk berhenti menulis. Nggak karena alasan apa-apa sebenarnya. Sekedar ingin melakukan hal berbeda saja dari hari biasa. 

Mulai terdengar bisikan syetan yang terkutuk: “Udah lah, sesekali berhenti tidak menulis tidak apa-apa kok. Udah bagus kok bisa 10 hari juga. Sebelumnya kan kamu parah banget. Nggak masalah kok kalau hari ini kamu berleha-leha saja menikmati kesuksesanmu.”

Ehm…. tergoda nggak ya dengan bujuk rayu seperti itu?

Iya sih, saya sudah dapat standing applause loh dengan pencapaian sejauh ini. Berhak dong sesekali tarik napas agak panjang dan tidak perlu menulis. Take a break lah. Boleh lah sehari.

Plak!

Saya harus menampar diri saya sendiri karena berpikir seperti ini. 

Saya harus ingat lagi video Nas Daily tentang bagaimana ia  tidak pernah berhenti membuat video 1 menitan selama 945 hari hingga hari ini. 945 hari tanpa berhenti 1 hari pun! Tidak saat sakit, malas, perayaan hari besar, atau alasan apapun. 

Mana ada cerita Nas berhenti istirahat untuk merayakan keberhasilan setelah 10 hari.

Kenapa Nas Daily tidak berhenti membuat video?

Karena kalau berhenti sehari, maka akan sangat berat untuk melanjutkan lagi. Harus saya akui, dalam 10 hari terakhir, saya tanpa terasa sudah mendapatkan pola enaknya menulis. 

Otak saya seperti sudah terangsang untuk tahu apa yang perlu saya tulis. Saya seperti kebanjiran ide untuk menulis hari ini, hari esok, bahkan 1 minggu ke depan. 

Begitu saya berhenti sehari saja, otak saya akan segera membuat pola baru yang membuat segalanya berantakan lagi. Kebiasaan berhenti menulis sehari akan dengan cepat berkembang menjadi berhenti menulis 1 bulan.

Itu yang perlu dihindari dan ingin disampaikan oleh Nas. 

Ketika berusaha membentuk sebuah kebiasaan baru, kita jangan berhenti 1 hari pun, sampai kita memang tidak bisa berhenti untuk melakukannya. Kita melakukannya secara otomatis.

Mengapa Godaan untuk Berhenti Menulis itu Datang?

#1 Takut

Serius loh takut. Takut kalau berhasil melalui tantangan. Loh kok takut sih? Ya kita takut karena kita tidak pernah melalui tantangan ini sebelumnya. 

Merasakan manisnya mencapai sebuah tantangan bukan sesuatu yang biasa kita rasakan. Kita takut oleh sesuatu yang baru dan tidak pernah kita coba. 

Sepertinya saya lebih terbiasa untuk gagal. Saya kenal dengan rasanya gagal. Memang tidak enak, tapi saya sudah biasa. Berbeda dengan rasanya berhasil. Rasa berhasil, bisa membawa saya ke rimba yang tidak saya kenal. Itu bisa jadi menakutkan.

Ini pemikiran yang yang aneh memang. Tapi itulah yang saya rasakan. 

#2 Bosan

Mengapa saya harus melakukan hal ini setiap hari. Siapa tahu tidak akan ada bedanya jika saya melakukannya tidak setiap hari. Kita kan bukan robot dengan program harus menulis setiap hari. Kita adalah manusia yang ada saatnya merasa malas, nggak mood, sakit, lelah, atau sekedar bosan saja.

#3 Tidak fokus
Ada banyak pekerjaan lain yang perlu dilakukan. Rasanya tidak adil jika saya hanya fokus pada 1 kegiatan saja. Kegiatan yang lain selain sangat penting, juga sangat menarik perhatian. Di era sosial media seperti sekarang, banyak sekali hal-hal yang membuat kita tidak bisa fokus pada suatu hal. Ada-ada saja hal menarik yang sepertinya berteriak-teriak meminta perhatian kita.

#4 Sendirian

Keberadaan orang lain memang sangat mempengaruhi keinginan untuk terus berusaha atau berhenti. Rasa tertantang itu ada. Namun ketika tidak ada orang lain yang bersama kita, kita cenderung malas-malasan.

#5 Lupa

Sangat mungkin kita bisa lupa dengan tujuan mengapa kita perlu melakukan sesuatu. Seperti bangun dari tidur, kita bingung mengapa kita perlu melakukan sebuah kebiasaan. Apalagi matahari tetap bersinar di timur walau kita berhenti. Semuanya tampak baik-baik saja.

Jadi, ketika 5 penyebab di atas ini kembali menerpa diri, saya harus siap dengan perisai penangkis yang sakti. Setiap orang perlu menyiapkan perisai pelindung godaan jika benar-benar ingin sukses menempa kebiasaan diri yang baik.

5 Perisai Penangkis Godaan Berhenti Menulis

#1 Berani mencoba hal baru

Kenapa harus takut dengan keberhasilan yang terasa asing? Kalau gagal kan sudah biasa. Dan kita tahu rasanya tidak enak. Siapa tahu keberhasilan menaklukkan tantangan itu rasanya manis kaya permen. 

Kita tidak bicara kesuksesan besar ya. Tapi kita bisa melatihnya dengan kesuksesan-kesuksesan kecil. Sedikit demi sedikit.

Misalnya sukses menyediakan waktu 1 jam/hari untuk menulis atau sukses menulis 500 kata per hari.

#2 Harus ada peningkatan target yang berjenjang

Jangan menetapkan target yang sama terus menerus. Sebaiknya harus terjadi peningkatan target dari hari ke hari. Memang setiap hari menulis, tapi ada ilmu tertentu yang harus ditambah setiap harinya. Bukan sekedar menulis biasa. 


#3 Belajar menetapkan prioritas dalam durasi yang wajar

Tidak mungkin juga kita hanya memikirkan 1 bidang dalam hidup ini. Hanya menulis, menulis, dan menulis. Lah bagaimanapun kan ada keluarga yang harus diurus, ada kewajiban-kewajiban dalam bermasyarakat yang harus dipenuhi. Seimbang dalam hidup itu penting. 

Namun tetap kita perlu yang namanya prioritas. Prioritas seharusnya sesuatu yang bisa bikin kita bahagia dan sejalan dengan mimpi besar kita. Prioritas ini makanya harus disesuaikan juga dengan kemampuan kita. Jangan sampai suatu prioritas utama mengambil 50% waktu kita. Cukup lah dengan 5-10% saja dari waktu kita untuk melakukan hal yang benar-benar kita sukai.

#4 Pastikan tidak sendirian

Ini sangat penting. Kecuali kita adalah orang sakti yang sangat jago memotivasi diri, sebaiknya berkomitmenlah dengan orang lain untuk membantu kita mendisiplinkan diri. 

Kalau ingin pintar mengaji, bergabunglah dengan kelompok pengajian. Kalau ingin bisa membentuk tubuh lebih bugar, bergabunglah dengan fitness center. Demikian juga jika ingin rutin menulis, kita perlu teman-teman yang sama-sama rajin menulis. 

Yang penting, sadar diri dan jangan ingin menguasai banyak hal dalam 1 waktu. 

#5 Buat catatan tertulis di tempat terbuka

Tulis mimpi di tempat yang mudah terbaca. Kenapa kita ingin menulis rutin? Berapa lama kita ingin menulis? Untuk apa kita menulis? 

Kita juga perlu mengkoleksi cerita-cerita sukses orang lain yang sudah jalan duluan di depan kita. Kok mereka bisa? Bagaimana cara mereka melalui tantangan-tantangan mereka. 


Percaya sama saran saya di atas? Setidaknya saran itu bisa membuat saya tidak berhenti menulis hari ini, bahkan menulis 1000 kata. 

Mari kita lihat apakah saran ini bisa membuat saya tidak berhenti menulis hingga 1 tahun ke depan!


#ODOPNovemberChallenge
1070 kata - 1,5 jam

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Mengatasi Godaan Berhenti Menulis Blog"