Mengapa saya merasa perlu baca Spoiler sebelum menonton film atau membaca buku?

Spoiler Film dan Buku

Sudah pada nonton Avenger? Kemarin sempat baca di FB, teman yang misuh-misuh karena ada orang yang dianggap sangat biadab karena membagikan spoiler film tersebut dengan tanpa peringatan. Ternyata ada etikanya kalau membagikan spoiler itu harus memberikan peringatan segede gaban, bahwa akan ada spoiler dalam tulisan tersebut.

SPOILER ALERT!

Setelah baca banyak yang misuh-misuh, eh ada dong, yang malah menawarkan statusnya diisi komen tentang film yang sama. Walau belum menonton, buat dia nggak ngaruh baca spoiler atau pun nggak. Dan ramailah statusnya dengan teman-teman yang sudah gatel ingin bercerita tentang film tersebut.

Nah kalau kamu masuk geng yang mana? Alergi spoiler atau pro spoiler?

Saya sendiri sebenarnya geng pro spoiler. Bukan apa-apa sih, saya suka nggak gampang mudeng kalau nonton film atau baca buku tanpa persiapan. Maklum mikirnya suka rada telat.

Jadi film atau buku ini maksudnya apa? Mau nyeritain apa? Moral storynya apa sih? Akhirnya happy ending nggak?

Demikian kira-kira pertanyaan yang ada di kepala saat judul sebuah film muncul. Serius ya, saya nggak ikhlas buang waktu 2 jam nonton film atau 2 hari baca buku untuk karya-karya yang benar-benar mengecewakan dan tidak sesuai selera. Sebenarnya mungkin benar tidak ada karya yang benar-benar jelek. Semuanya hanya masalah selera.

Sebelumnya kita menyatukan pandangan dulu mengenai apa yang disebut dengan spoiler ya. Kalau kamus saya, menyebutkan spoiler adalah memberi tahu jalan cerita dan akhir dari sebuah film atau buku. Banyak orang yang tidak suka jika diberitahu detil isi sebuah cerita karena membuat kejutan-kejutan yang muncul menjadi hilang serunya.

Kalau buat saya, hal tersebut tidak berlaku. Saya tetap selalu bisa menikmati sebuah film atau buku walau sudah tahu detil plotnya seperti apa.

Karena tidak punya banyak waktu, saya menilai adanya spoiler yang detil itu sangat membantu dalam memilih film atau buku yang perlu ditonton dan dibaca. Saya tidak perlu menghabiskan energi untuk mendapatkan kesimpulan bahwa karya ini layak menghabiskan waktu saya yang sangat berharga untuk main HP.

Saya itu sebelum menonton film, hampir selalu membaca dulu plot filmnya di Wikipedia. Wikipedia memang top banget untuk urusan plot film. Semoga diberkahi hidupnya para kontributor plot film di Wikipedia. Dengan bantuan mereka, saya dengan cepat bisa memutuskan apakah film ini layak ditonton atau tidak.

Nah, kalau jalinan ceritanya tidak sesuai, ya tidak perlu di tonton. Lumayan kan waktu 2 jam tidak hilang sia-sia. Paling gondok kalau menghabiskan waktu 2 jam, dan ternyata film tersebut tidak ada isinya. Rasanya mau marah-marah dan memintanya mengembalikan jam saya yang hilang sia-siang.

Kalau sudah begitu, saya menjadi sangat berterima-kasih kepada orang-orang yang bersedia menyediakan waktu untuk memperingatkan orang lain mengenai parahnya karya tersebut. (Kok jadi ingat Teppy waktu menulis review film Ayat-ayat Cinta 2 yang bikin ngakak guling-guling itu.)

Kalau sudah ada spoilernya, nanti orang malas untuk nonton dong?

Ah nggak juga.

Kalau film itu benar-benar bagus, pasti orang akan dengan senang hati nonton berkali-kali. Coba ngacung yang sudah nonton Dilan lebih dari 1 kali? Saya termasuk yang senang menonton film favorit berulang-kali dan tidak bosan-bosan. Tiap kali menonton, selalu ada hal baru yang bisa diserap. Itu hebatnya film atau buku bagus. Tidak ada spoiler yang bisa menghalangi orang mencintai karya bagus.

Apalagi saat ini, banyak banget film bagus atau buku bagus yang bermunculan. Kecepatan kita menonton dan membaca itu sangat tidak imbang dengan cepatnya karya baru muncul. Sangat tidak imbang dengan kecepatan pundi-pundi rupiah yang mengalir lambat ke dompet.

Melahap semuanya jelas tidak mungkin. Di sini waktunya kita perlu selektif memilih yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Hanya karya yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang akan dipilih.

Spoiler film vs Spoiler buku 

Kalau untuk film, biasanya saya baca spoilernya dalam bentuk plot di wikipedia. Sementara kalau untuk novel atau buku agak berbeda. Saya jarang merasa nyaman baca review buku yang ditulis orang. Karena biasanya jarang menceritakan apa-apa. Saya hanya suka review buku yang saya tulis sendiri. Loh! #iklan.

Kalau untuk kasus buku, saya agak kurang mempan baca spoiler dalam bentuk tulisan. Buat saya, kalau buku perlu disentuh langsung untuk bisa memberi penilaian sebelum memutuskan membaca atau membelinya. Dengan melihat layout bukunya, daftar isinya, cara si penulis merangkai kata, dan tentu saja konten cerita menjadi pertimbangan utama. Kadang ada buku yang direkomendasikan sejuta umat, tapi kalau lihat layoutnya bagaikan obat tidur, ya tetap saya malas untuk memegangnya, apalagi membacanya.

Saat ketemu buku seperti itu, disanalah gunanya spoiler buku. Tepatnya dikenal istilah abstrak buku. Dimana orang mensarikan sebuah isi buku dengan rapi. Lumayan tuh, bisa hemat waktu banyak. Salah satu yang sempat saya suka adalah portal  www.Getabscract.com.  Ini keren banget, hanya dengan beberapa halaman, kita bisa mendapatkan intisari dari sebuah buku. Kalau ingin membaca lebih lanjut atau memilikinya, tinggal beli saja.

Tidak perlu takut spoiler akan membuat orang tidak ingin menonton. Itu kurang tepat! Malah menurut saya yang menonton atau membacanya malah orang-orang yang lebih berkualitas. Karena mereka benar-benar secara sadar ingin mencari tahu tentang hal itu. Bukan terjebak tidak tahu apa-apa, laku membeli kucing di dalam karung.



Jadi kesimpulannya, spoiler buat saya banyak gunanya dalam rangka menentukan film yang menarik untuk ditonton atau buku yang perlu dibaca.

 Bagaimana dengan teman-teman? Kenapa suka atau nggak suka dengan spoiler?


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

1 komentar untuk "Mengapa saya merasa perlu baca Spoiler sebelum menonton film atau membaca buku?"

Comment Author Avatar
Khusus untuk menonton film yang akan saya kasih ke si kicik (read: anak saya), saya WAJIB mencari spoilernya dulu mba. Soalnya takut nanti ada hal-hal kecolongan yang tertonton si kicik. Itulah pentingnya fitur Parents Guide di IMDB yang biasanya menjadi panduan saya. Semoga infonya bisa bermanfaat yaa mba.. :)

http://diandandunia.net/parents-guide-imdb-referensi-penting-para-orang-tua/